JAKARTA – Komitmen untuk memperkuat komunitas pengrajin kayu dan mengembangkan industri kreatif lokal kembali diwujudkan dalam gelaran WOODTRIP Jepara 2025. Acara tahunan ini berlangsung meriah di Mutia Vie Jepara, Sabtu, 24 Mei 2025, dan berhasil menarik perhatian lebih dari 150 peserta dari berbagai profesi, seperti pengrajin ukir, desainer interior, pengusaha mebel, hingga arsitek dari berbagai daerah.
Mengusung semangat kolaborasi dan inovasi, WOODTRIP Jepara bukan hanya sekadar ajang pameran produk, melainkan forum interaktif yang menyatukan pelaku industri kreatif berbasis kayu dalam satu ruang dialog dan praktik. Event ini diprakarsai oleh produsen cat dan lem furniture Milan, dengan dukungan dari merek-merek besar seperti Stanley (power tools), Aidi (HPL laminate), Harfit (furniture fitting), dan Rumah Jasa CNC.
Mempererat Silaturahmi dan Edukasi Teknologi Terkini
WOODTRIP Jepara dibuka secara resmi dengan pemukulan gong oleh Ketua APKJ Jepara, menandai dimulainya rangkaian acara edukatif yang bertujuan memperkenalkan teknologi terbaru di industri kayu dan furniture. Dengan pendekatan langsung berupa demo produk dan sesi uji coba, peserta memiliki kesempatan langka untuk menjajal kualitas serta kegunaan produk-produk unggulan dari para sponsor.
Tak hanya itu, pengrajin mendapatkan ruang untuk berdiskusi langsung dengan perwakilan merek dan teknisi produk, menciptakan komunikasi dua arah yang mendalam seputar kebutuhan teknis di lapangan. Konsep ini memberi nilai tambah yang signifikan karena para pelaku industri tidak sekadar menjadi pengguna pasif, tetapi juga mitra aktif dalam pengembangan produk.
Mendorong Inovasi dan Pelestarian Seni Ukir
Salah satu sorotan utama dalam acara ini adalah pentingnya menjaga warisan seni ukir Jepara agar tetap relevan dan berkembang mengikuti zaman. WOODTRIP menjadi wadah bagi para seniman ukir dan pengrajin untuk bertukar gagasan, teknik, dan inspirasi. Terlihat pula kehadiran para juara lomba ukir perempuan Jepara 2024 seperti Rumini dan Mariyati, serta kelompok seni ukir Sungging Prabangkara, yang menambah semangat kebersamaan dalam komunitas lokal.
Pihak penyelenggara dan mitra industri juga menekankan bahwa kegiatan semacam ini harus menjadi rutinitas dalam memperkuat daya saing pengrajin lokal. Dalam pidatonya, seorang tokoh industri lokal mengajak para pelaku usaha untuk lebih sering mengadakan acara kreatif dan pelatihan guna menciptakan inovasi dari akar komunitas.
Keterlibatan Komunitas dalam Skala Luas
WOODTRIP tidak hanya menghadirkan pelatihan teknis, tetapi juga mempererat jaringan antarkomunitas pengrajin. Banyak komunitas pengrajin dari luar Jepara turut serta, menjadikan event ini sebagai pusat pertukaran pengetahuan dan budaya kerja. Peserta menyambut hangat diskusi tentang desain berkelanjutan, teknik pemrosesan kayu yang efisien, serta strategi bisnis dalam menghadapi tantangan industri global.
Kegiatan ini menjadi panggung yang memperlihatkan bagaimana sinergi antara kreativitas lokal dan teknologi modern dapat mendorong pertumbuhan industri furniture yang tidak hanya kuat secara ekonomi, tetapi juga berkelanjutan secara lingkungan dan sosial.
Menuju Festival Tukang di Semarang
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan, WOODTRIP Jepara 2025 juga menjadi langkah awal menuju Festival Tukang, sebuah event besar yang akan diselenggarakan di POLINES Semarang pada Oktober mendatang. Festival ini akan menjadi bentuk apresiasi terhadap profesi pertukangan, serta memperluas gerakan pemberdayaan tukang dan pengrajin di Jawa Tengah.
Festival mendatang diharapkan menjadi momen strategis dalam meningkatkan citra profesi pertukangan yang selama ini kurang mendapat sorotan publik. Dengan membawa semangat dari WOODTRIP, acara ini ingin menyampaikan pesan bahwa tukang bukan sekadar pelaksana teknis, melainkan juga seniman dan inovator yang berperan penting dalam industri kreatif.
Harapan untuk Masa Depan Industri Kayu
Melalui rangkaian WOODTRIP, para pengrajin tidak hanya dibekali pengetahuan dan alat kerja, tetapi juga motivasi untuk terus berinovasi dan menjaga keberlangsungan tradisi lokal. Peningkatan keterampilan dalam hal finishing, desain, serta penggunaan teknologi baru diyakini akan berdampak pada kualitas produk yang semakin kompetitif, baik di pasar domestik maupun ekspor.
Salah satu tokoh pelestari seni ukir menyebut bahwa pelatihan semacam ini memiliki dampak langsung terhadap peningkatan kualitas produk lokal. Menurutnya, kemampuan teknis pengrajin semakin berkembang, dan ini akan berpengaruh positif terhadap nilai jual produk mebel dan ukiran dari Jepara.
WOODTRIP Jepara 2025 membuktikan bahwa kekuatan komunitas, jika dikolaborasikan dengan edukasi, teknologi, dan ruang dialog yang sehat, akan melahirkan inovasi yang berdampak luas. Acara ini menjadi contoh nyata bahwa pengembangan industri kreatif tidak hanya bergantung pada investasi besar, tetapi juga pada kesungguhan membangun jaringan, menjaga kearifan lokal, dan mendorong tumbuhnya ide-ide baru dari pelaku akar rumput.
Dengan dukungan yang terus mengalir dari berbagai pihak, Jepara semakin menegaskan posisinya sebagai pusat industri kayu dan seni ukir yang bukan hanya kuat di dalam negeri, tetapi juga siap bersaing secara global.