Dokter Jelaskan Risiko Serangan Jantung dan Stroke di Kamar Mandi, Ini Penyebab Utamanya

Minggu, 25 Mei 2025 | 10:59:08 WIB
Dokter Jelaskan Risiko Serangan Jantung dan Stroke di Kamar Mandi, Ini Penyebab Utamanya

JAKARTA - Kasus serangan jantung dan stroke yang terjadi di kamar mandi menjadi perhatian serius, terutama karena kejadian ini kerap berlangsung secara tiba-tiba dan berpotensi fatal. Banyak masyarakat yang menganggap waktu mandi malam hari sebagai faktor utama risiko, namun menurut para ahli, ada penyebab lain yang justru lebih krusial.

Dokter spesialis neurologi dari Mayapada Hospital, dr. Ricky Gusanto Kurniawan, menegaskan bahwa aktivitas fisik yang terjadi saat mandi merupakan faktor utama yang meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke, bukan semata waktu mandi malam.

“Banyak kita mendapatkan pasien yang kejadiannya itu saat mandi. Bukan cuma stroke saja, tapi serangan jantung di kamar mandi. Sering kan kita mendengar itu?” ujar dr. Ricky.

Mandi Bukan Sekadar Aktivitas Ringan

Dr. Ricky menjelaskan bahwa mandi sebenarnya adalah aktivitas fisik yang cukup berat, terutama bagi kelompok lanjut usia. Meski terlihat sederhana, gerakan yang dilakukan saat mandi, seperti menggosok tubuh dengan cepat atau membilas rambut secara intens, ternyata membebani sistem kardiovaskular tubuh.

“Mandi itu aktivitasnya berat loh. Jangan dianggap kayak makan dan lain-lain. Mandi itu kan semangat lah, nggak mungkin lah kita gosoknya pelan-pelan ya, kan kita semangat, cepat-cepat. Mandi berapa menit sih? Paling lima menit sudah kelar,” jelasnya.

Intensitas gerakan ini membuat tubuh bekerja lebih keras secara tiba-tiba, terutama jika dilakukan secara terburu-buru. Hal ini dapat menjadi pemicu utama gangguan serius, seperti penurunan detak jantung yang drastis bahkan kehilangan kesadaran.

Aktivitas Mengejan yang Berisiko

Salah satu aktivitas yang kerap tidak disadari berisiko adalah mengejan saat mandi, misalnya saat berusaha keras membersihkan atau membilas tubuh. Pada kelompok lanjut usia, tindakan ini berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan yang serius.

“Pada lansia, aktivitas mengejan bisa menyebabkan penurunan denyut jantung yang ekstrem. Ini dapat mengakibatkan pingsan, stroke, bahkan serangan jantung mendadak,” terang dr. Ricky.

Mekanisme ini mirip dengan respon vagal yang menyebabkan jantung bekerja sangat lambat dalam waktu singkat. Jika detak jantung menurun secara drastis, pasokan darah ke otak berkurang sehingga risiko pingsan hingga stroke meningkat.

Perubahan Suhu Mendadak Saat Mandi

Selain faktor aktivitas fisik, perubahan suhu lingkungan saat mandi juga berperan penting dalam memicu gangguan jantung dan pembuluh darah. Dr. Ricky menyoroti efek suhu dingin yang biasa terjadi saat mandi malam hari, terutama di daerah dengan suhu rendah.

“Suhu dingin dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah (vasokonstriksi), yang membuat jantung bekerja lebih keras untuk menjaga suhu tubuh,” ujarnya.

Ketika pembuluh darah menyempit, tekanan darah bisa naik secara mendadak sehingga jantung harus memompa lebih keras. Kondisi ini menjadi faktor risiko bagi pasien dengan riwayat hipertensi atau penyakit jantung.

Waspada, Terutama bagi Lansia

Kejadian serangan jantung dan stroke di kamar mandi umumnya lebih banyak menimpa kelompok usia lanjut yang memiliki kondisi medis tertentu, seperti hipertensi, diabetes, atau penyakit jantung. Menurut dr. Ricky, perhatian khusus perlu diberikan pada kelompok rentan ini.

“Lansia harus sangat berhati-hati saat mandi. Usahakan mandi dengan gerakan yang lebih pelan dan hindari perubahan suhu air yang ekstrem. Juga jangan buru-buru, karena tubuh butuh waktu untuk menyesuaikan diri,” sarannya.

Selain itu, bagi yang memiliki riwayat penyakit jantung, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan panduan aman saat melakukan aktivitas sehari-hari, termasuk mandi.

Tips Aman Mandi untuk Mengurangi Risiko

Mengacu pada penjelasan dr. Ricky, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk meminimalkan risiko serangan jantung dan stroke saat mandi, terutama di malam hari:

Jangan terburu-buru saat mandi. Gerakan yang terlalu cepat bisa membebani jantung dan pembuluh darah.

Hindari perubahan suhu air yang ekstrem. Gunakan air hangat yang nyaman agar pembuluh darah tidak menyempit secara mendadak.

Batasi aktivitas mengejan. Jangan memaksakan diri saat membersihkan tubuh agar tidak menimbulkan tekanan berlebih pada jantung.

Perhatikan durasi mandi. Mandi sekitar 5-10 menit sudah cukup, jangan terlalu lama karena tubuh akan mengalami stres.

Periksa kondisi kesehatan secara rutin. Khususnya bagi yang sudah memiliki penyakit jantung atau tekanan darah tinggi.

Serangan jantung dan stroke yang terjadi di kamar mandi bukanlah kebetulan atau semata-mata karena waktu mandi malam. Aktivitas fisik intens dan perubahan suhu yang mendadak saat mandi menjadi faktor utama yang memicu risiko tersebut, terutama bagi kelompok lanjut usia.

Dr. Ricky Gusanto Kurniawan mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada dan memperhatikan cara mandi agar tidak membahayakan kesehatan. Dengan langkah pencegahan yang tepat, risiko gangguan serius saat mandi bisa diminimalisir sehingga momen mandi tetap menjadi aktivitas yang menyegarkan tanpa mengancam nyawa.

Dengan memahami penyebab dan faktor risiko ini, masyarakat diharapkan dapat mengambil langkah preventif yang tepat demi menjaga kesehatan jantung dan menghindari kejadian fatal yang tidak diinginkan saat mandi.

Terkini

Danantara Jadi Pilar Strategis Kemandirian Fiskal Indonesia

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:22 WIB

Hutama Karya Rayakan Harhubnas Dengan Jembatan Ikonik

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:21 WIB

Jasa Marga Tingkatkan Layanan Tol Cipularang Padaleunyi

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:19 WIB

Waskita Karya Garap Proyek Budidaya Ikan Nila

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:17 WIB