Petani Blitar Kini Mandiri Produksi Bibit Tembakau Lewat Program DBHCHT 2025, Buka Peluang Usaha Baru

Selasa, 27 Mei 2025 | 12:18:14 WIB
Petani Blitar Kini Mandiri Produksi Bibit Tembakau Lewat Program DBHCHT 2025, Buka Peluang Usaha Baru

JAKARTA — Kabar menggembirakan bagi petani tembakau di Kabupaten Blitar. Selama ini, salah satu kendala utama yang menghambat produktivitas mereka adalah keterbatasan pasokan bibit tembakau yang harus didatangkan dari luar daerah. Kini, melalui program Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) 2025, petani diajak untuk mandiri dalam memproduksi bibit tembakau berkualitas tinggi.

Program unggulan ini bertujuan memperkuat ketahanan hulu sektor tembakau sekaligus membuka peluang usaha baru yang lebih menguntungkan bagi petani lokal. Dengan swasembada bibit, petani tidak lagi bergantung pada pasokan luar dan dapat mengelola bibit secara mandiri dari persemaian hingga masa tanam.

Pelatihan Intensif di Lima Kecamatan

Kepala Bidang Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Blitar, Lukas Supriyatno, menjelaskan bahwa program DBHCHT 2025 memberikan pelatihan dan pendampingan langsung kepada petani di lima kecamatan utama, yaitu Wates, Wonotirto, Gandusari, Selopuro, dan Talun.

“Kami ingin petani tidak lagi bergantung pada bibit dari luar, tapi bisa produksi sendiri dari awal, mulai dari persemaian hingga pengelolaan kelembagaan,” ujar Lukas kepada media pada Selasa, 27 Mei 2025.

Di lokasi pelatihan, petani belajar cara memilih benih unggul, teknik penyemaian yang benar, serta perawatan bibit agar tumbuh sehat dan siap tanam. Selain pengetahuan teknis, petani juga dibekali kemampuan pengelolaan kelembagaan agar produksi bibit berjalan terorganisir dan berkelanjutan.

Dukungan Tim Ahli dan Fasilitas Lengkap

Program ini juga didukung langsung oleh tim ahli dari PT Djarum serta BSIP Tanaman Pemanis dan Serat, yang memberikan pendampingan teknis serta penyediaan fasilitas pendukung. Hal ini menjadi kekuatan tambahan untuk memastikan keberhasilan program secara menyeluruh.

Lukas menegaskan bahwa dalam waktu satu bulan pelatihan, para petani diharapkan sudah mampu menghasilkan bibit tembakau siap tanam yang tidak hanya untuk konsumsi sendiri, tapi juga bisa dipasarkan.

“Ini bukan cuma soal swasembada bibit, tapi juga membuka peluang usaha baru. Petani bisa dapat untung dari dua sisi, penjualan bibit dan hasil panen,” tambah Lukas.

Mengubah Paradigma Petani Tembakau

Salah satu dampak positif dari program ini adalah perubahan cara pandang petani terhadap nilai ekonomi tembakau. Selama ini, petani fokus pada hasil panen sebagai sumber utama pendapatan. Namun dengan mandiri produksi bibit, mereka mulai menyadari bahwa keuntungan sudah dapat diraih sejak tahap pembibitan.

Pelatihan yang intensif dan berkelanjutan menjadi modal penting bagi petani agar lebih profesional dan mandiri. Kesadaran ini membuka cakrawala baru bagi petani untuk mengembangkan usahanya secara berkelanjutan.

Harapan Jadi Pusat Produksi Bibit Tembakau Unggulan

Dengan keberhasilan program DBHCHT 2025, Kabupaten Blitar tidak hanya akan dikenal sebagai sentra penghasil tembakau berkualitas di Indonesia, tapi juga sebagai pusat produksi bibit tembakau unggulan yang mandiri dan profesional.

Lukas menegaskan bahwa program ini dijalankan sepanjang Mei 2025 dengan pendampingan intensif, dan diharapkan dapat memperkuat ketahanan sektor tembakau Blitar dalam jangka panjang.

“Dari ladang kecil dan persemaian sederhana, kini tumbuh harapan besar bagi petani Blitar untuk lebih mandiri dan berdaya,” pungkas Lukas.

Dampak Ekonomi dan Sosial

Selain meningkatkan produksi dan membuka peluang bisnis baru, kemandirian dalam produksi bibit tembakau juga diharapkan dapat memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat petani, mengurangi ketergantungan pada pasokan eksternal, dan meningkatkan pendapatan.

Dengan meningkatnya pendapatan, kesejahteraan petani tembakau di Kabupaten Blitar pun diharapkan meningkat, sekaligus memperkuat ekosistem pertanian tembakau yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Program DBHCHT 2025 yang mengajak petani tembakau Kabupaten Blitar untuk mandiri memproduksi bibit tembakau membawa angin segar bagi sektor pertanian lokal. Pelatihan intensif, dukungan teknis dari para ahli, serta fasilitas lengkap menjadi kunci keberhasilan program ini.

Langkah ini tidak hanya menjawab persoalan keterbatasan bibit yang selama ini menjadi kendala, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru yang lebih menguntungkan bagi petani. Kabupaten Blitar diperkirakan akan semakin menonjol sebagai pusat produksi tembakau unggulan dan mandiri di Indonesia.

Terkini

KAI Logistik Bagikan 1.600 Buku Demi Generasi Emas

Kamis, 11 September 2025 | 18:46:51 WIB

KAI Commuter Catat Kenaikan Penumpang Periode 2025

Kamis, 11 September 2025 | 18:46:49 WIB

DAMRI Buka Lowongan Mekanik untuk Lulusan SMA SMK

Kamis, 11 September 2025 | 18:46:46 WIB

Jadwal Lengkap Bus Sinar Jaya Rute Parangtritis Malioboro

Kamis, 11 September 2025 | 18:46:44 WIB

Dermaga Pelabuhan Mamuju Capai Progres 70 Persen

Kamis, 11 September 2025 | 18:46:41 WIB