Menperin Dorong Perluasan Ekspor dan Tingkatkan Daya Saing Industri Otomotif Nasional

Rabu, 28 Mei 2025 | 10:07:18 WIB
Menperin Dorong Perluasan Ekspor dan Tingkatkan Daya Saing Industri Otomotif Nasional

JAKARTA - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita kembali menegaskan komitmen pemerintah untuk mendorong peningkatan daya saing industri otomotif nasional, penerapan industri hijau, serta ekspansi pasar ekspor yang lebih luas. Hal ini disampaikan dalam kunjungannya ke PT Yuasa Battery Indonesia, salah satu produsen aki terbesar di dalam negeri yang berperan strategis dalam penguatan sektor komponen otomotif.

“Kami berharap Yuasa sebagai market leader dalam produk aki kendaraan juga terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan pasar produk-produk tersebut, sehingga target Net Zero Emission (NZE) yang dicanangkan pemerintah pada 2060, bisa terlaksana dengan waktu yang sudah ditargetkan Kemenperin, yaitu 10 tahun lebih cepat, pada 2050,” ujar Menperin saat memberikan sambutan di Jakarta.

PT Yuasa Battery Indonesia merupakan produsen aki yang memproduksi berbagai jenis baterai kendaraan, mulai dari aki kering (maintenance-free), aki basah, hingga baterai industri seperti Valve Regulated Lead Acid (VRLA) dan deep cycle. Produk-produk tersebut sudah memenuhi standar nasional dan internasional, didukung oleh laboratorium uji mutu yang bersertifikasi ISO 9001:2015 dan ISO 14001:2015.

Dengan kapasitas produksi yang besar, PT Yuasa mampu memproduksi sekitar 9 juta unit aki motor dan 1,2 juta unit aki industri setiap tahunnya. Selain berkontribusi pada produk, perusahaan juga membangun ekosistem industri nasional dengan menggandeng berbagai mitra dari hulu hingga hilir. Ini memperkuat rantai pasok komponen dari pemasok bahan baku lokal sampai penyedia energi cadangan untuk sektor telekomunikasi, perbankan, dan otomotif.

Menperin Agus Gumiwang menekankan bahwa upaya meningkatkan produktivitas dan daya saing harus didukung oleh otomatisasi, digitalisasi, serta penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM). “Kami sangat terbuka untuk perusahaan bisa bekerja sama dengan SMK, politeknik, dan balai-balai Kemenperin guna menyuplai tenaga kerja yang kompeten dan adaptif terhadap perkembangan teknologi,” tambahnya.

Potensi Besar Menjadi Juara Ekspor

Menghadapi persaingan global, kapasitas produksi dan kualitas mutu yang tinggi membuat PT Yuasa memiliki potensi besar menjadi export champion bagi Indonesia. Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian berkomitmen mendorong perusahaan dalam memperluas pasar global melalui berbagai fasilitas promosi dagang dan penguatan branding produk Indonesia di luar negeri.

Selaras dengan komitmen nasional untuk pembangunan berkelanjutan, Menperin mendorong PT Yuasa untuk menerapkan prinsip industri hijau dan berpartisipasi aktif dalam ekosistem baterai nasional. “Saya mendorong Yuasa untuk menargetkan sertifikasi Green Industry Label, tentu prosesnya akan kami kawal,” jelas Agus.

Kontribusi PT Yuasa dan Industri Manufaktur Nasional

Setelah hampir lima dekade beroperasi, PT Yuasa terus menunjukkan kontribusi besar dalam menjadikan Indonesia sebagai negara industri yang tangguh, mandiri, dan berkelanjutan. Menperin meyakini bahwa dengan inovasi dan visi yang terus diperkuat, Yuasa akan tetap menjadi pemimpin industri baterai nasional bahkan di kancah global.

Data World Bank dan United Nations Statistics mencatat nilai Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia mencapai angka fantastis sebesar 255,96 miliar dolar AS, menjadikan Indonesia berada di posisi 12 besar negara manufaktur dunia dan nomor lima di Asia setelah China, Jepang, India, dan Korea Selatan. Di kawasan ASEAN, Indonesia menduduki posisi teratas dalam hal nilai MVA, mengungguli Thailand, Vietnam, dan negara lainnya.

Rata-rata MVA dunia adalah 78,73 miliar dolar AS, sementara rerata historis Indonesia mencapai 102,85 miliar dolar AS. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan sektor industri pengolahan nonmigas pada triwulan pertama tahun ini sebesar 4,31 persen. Walau mengalami perlambatan, kontribusi sektor manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) justru meningkat menjadi 17,50 persen, naik 0,19 persen secara kuartal dan 0,3 persen secara tahunan.

Menperin menanggapi data tersebut dengan optimis, “Saya ingin men-challenge siapapun yang mengatakan bahwa Indonesia sedang dalam tahap deindustrialisasi, sama sekali tidak benar. Bisa terlihat dari data yang saya sampaikan terkait MVA, catatan ekspor dan impor dari industri manufaktur, serta capaian investasi dari sektor ini.”

Mendorong Industri Otomotif yang Kompetitif dan Berkelanjutan

Dorongan pemerintah terhadap PT Yuasa merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk memperkuat industri otomotif nasional agar mampu bersaing di tingkat global. Penerapan industri hijau dan pengembangan ekosistem baterai nasional juga menjadi fokus utama, mengingat tren global yang mengarah pada elektrifikasi kendaraan dan keberlanjutan lingkungan.

“Industri otomotif kita harus mampu menjawab tantangan perubahan teknologi dan pasar global, terutama dalam rangka mendukung target NZE. Oleh sebab itu, inovasi produk dan efisiensi produksi melalui teknologi modern adalah kunci,” ujar Menperin.

Kolaborasi antara Pemerintah, Industri, dan Pendidikan

Dalam menghadapi era teknologi yang terus berkembang, sinergi antara pemerintah, industri, dan lembaga pendidikan menjadi sangat krusial. Pemerintah membuka pintu selebar-lebarnya bagi perusahaan untuk bekerja sama dengan sekolah menengah kejuruan (SMK), politeknik, serta balai pelatihan guna menyiapkan SDM yang siap menghadapi tantangan industri 4.0.

“Kami mendorong adanya peningkatan kapasitas SDM agar tenaga kerja tidak hanya kompeten, tapi juga adaptif terhadap teknologi baru,” tambah Agus.

Dengan dorongan kuat dari pemerintah dan sinergi berbagai pihak, sektor industri otomotif nasional diproyeksikan akan terus berkembang dan berkontribusi besar pada perekonomian Indonesia. PT Yuasa Battery Indonesia menjadi salah satu contoh nyata bagaimana industri dalam negeri mampu berinovasi, memperkuat rantai pasok nasional, sekaligus memperluas pasar ekspor dengan kualitas produk bertaraf internasional. Transformasi ini sekaligus mendukung target nasional dalam mewujudkan industri yang hijau dan berkelanjutan, selaras dengan tren global menuju ekonomi rendah karbon.

Terkini

BRI Siapkan Program BRILiaN 2025 untuk Pengusaha Muda

Senin, 15 September 2025 | 15:35:10 WIB

4 Cara Belanja Online Cerdas Agar Keuangan Tetap Aman

Senin, 15 September 2025 | 15:35:09 WIB

Info Terbaru Pemutihan Pajak Kendaraan September 2025

Senin, 15 September 2025 | 15:35:06 WIB

OJK Luncurkan Aturan Permudah Pembiayaan UMKM 2025

Senin, 15 September 2025 | 15:35:04 WIB

CIMB Niaga Luncurkan Digital Branch Inovatif di Solo

Senin, 15 September 2025 | 15:35:02 WIB