JAKARTA – Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, tak hanya dikenal sebagai pusat seni Reog yang mendunia. Kota yang dijuluki sebagai "Bumi Reog" ini juga menyimpan kekayaan kuliner tradisional yang menggoda lidah. Seiring meningkatnya tren wisata kuliner di Indonesia, Ponorogo hadir sebagai destinasi gastronomi yang patut diperhitungkan pada tahun 2025.
Dari hidangan utama yang gurih hingga minuman tradisional yang menyegarkan, Ponorogo menawarkan pengalaman kuliner yang autentik dan tak terlupakan. Berikut ini adalah tujuh kuliner khas Ponorogo yang wajib dicoba saat berkunjung ke kabupaten yang penuh pesona budaya ini.
Sate Ponorogo, Primadona Kuliner Bumi Reog
Tak bisa dipungkiri, Sate Ponorogo adalah ikon kuliner yang telah mengangkat nama daerah ini ke tingkat nasional. Dibandingkan dengan sate Madura, Sate Ponorogo menggunakan potongan daging ayam yang lebih lebar, dimarinasi terlebih dahulu dengan bumbu khas sebelum dibakar di atas arang.
Sate ini biasanya disajikan dengan saus kacang kental bercita rasa manis, serta lontong atau nasi sebagai pendamping. Aromanya menggoda, rasanya lembut, dan bumbunya meresap sempurna.
“Sate Ponorogo ini bukan hanya makanan, tapi juga bagian dari identitas budaya kami,” ujar seorang pedagang sate di kawasan Jalan Lawu, Ponorogo. “Setiap tusuknya punya cerita dan cita rasa yang diwariskan turun-temurun.”
Nasi Bebek Ponorogo, Gurih dan Kaya Rempah
Kuliner lainnya yang menjadi favorit masyarakat lokal dan wisatawan adalah Nasi Bebek Ponorogo. Hidangan ini terdiri dari potongan bebek goreng yang empuk, disajikan dengan nasi putih, lalapan segar, dan sambal pedas menggigit.
Rahasia kelezatan nasi bebek ini terletak pada bumbu rempah khas Jawa Timur yang meresap hingga ke dalam daging bebek. Pengolahan tradisional menjadikan daging bebek tidak berbau amis dan tetap juicy.
Menurut seorang pengunjung kuliner asal Surabaya, “Nasi bebek di Ponorogo beda rasanya, lebih dalam bumbunya dan sambalnya nendang banget. Saya selalu cari ini kalau ke sini.”
Rawon Ponorogo, Kuah Hitam Kaya Rempah
Meski rawon dikenal luas di Jawa Timur, Rawon Ponorogo punya ciri khas tersendiri. Kuah hitam pekatnya berasal dari kluwek, dengan tambahan rempah-rempah dan kelapa sangrai yang memberikan aroma harum menggoda dan cita rasa yang lebih gurih.
Potongan daging sapi yang digunakan biasanya dipilih dari bagian yang lembut, dimasak hingga empuk dan mudah dikunyah. Rawon ini cocok disantap bersama nasi putih hangat dan sambal terasi.
“Rawon di sini punya rasa khas, ada sentuhan aroma kelapa yang bikin beda dari rawon daerah lain,” kata salah satu pemilik warung rawon legendaris di pusat kota Ponorogo.
Wedang Ronde, Hangatkan Malam Ponorogo
Untuk yang ingin menikmati suasana malam Ponorogo sambil menghangatkan tubuh, Wedang Ronde adalah pilihan sempurna. Minuman tradisional ini terdiri dari bola-bola ketan berisi kacang tanah tumbuk, disajikan dalam kuah jahe manis yang hangat dan wangi.
Biasanya disajikan oleh pedagang kaki lima di sudut-sudut kota, Wedang Ronde menjadi teman ngobrol malam yang menyenangkan. “Minum ronde setelah makan malam itu seperti tradisi kecil kami. Bikin badan hangat dan hati tenang,” ujar seorang warga di Alun-Alun Ponorogo.
Es Dawet Jabung, Kesegaran Asli Desa Ponorogo
Jika cuaca panas melanda, maka Es Dawet Jabung adalah jawabannya. Minuman ini berasal dari Desa Jabung, salah satu daerah di Ponorogo yang terkenal sebagai sentra produksi dawet.
Terdiri dari cendol hijau kenyal yang terbuat dari tepung beras, disiram dengan santan segar dan gula merah cair, Es Dawet Jabung menyajikan kesegaran yang alami dan rasa manis yang pas di lidah. Tak heran jika minuman ini selalu laris di pasar tradisional hingga event pariwisata daerah.
“Dawet Jabung ini punya sejarah panjang, dan sekarang jadi ikon minuman khas kami,” ungkap seorang pelaku UMKM dari Desa Jabung yang telah berjualan dawet lebih dari 10 tahun.
Pecel Ponorogo, Sederhana Tapi Menggoda
Tak lengkap rasanya membahas kuliner Ponorogo tanpa menyebut Pecel Ponorogo. Meski sederhana, sajian ini kaya rasa dan penuh makna. Bumbu kacangnya lebih manis dan kental dibandingkan pecel dari daerah lain, dengan aroma khas daun jeruk yang menggugah selera.
Disajikan dengan nasi putih, sayuran rebus seperti bayam, tauge, kacang panjang, serta pelengkap seperti rempeyek, tempe goreng, atau telur asin, Pecel Ponorogo menjadi sarapan favorit warga lokal.
“Pecel adalah makanan sehari-hari kami. Tapi justru di situ letak keistimewaannya. Sederhana tapi membumi,” tutur ibu rumah tangga yang setiap pagi berjualan pecel di Pasar Legi Ponorogo.
Ponorogo, Surga Kuliner yang Siap Mendunia
Dengan kekayaan cita rasa dan teknik kuliner tradisional yang masih dipertahankan, Ponorogo semakin meneguhkan diri sebagai destinasi wisata kuliner unggulan di Jawa Timur pada 2025. Pemerintah daerah pun mendorong promosi kuliner lokal sebagai bagian dari strategi pengembangan pariwisata.
“Kuliner adalah jembatan budaya. Dengan mengenalkan makanan khas Ponorogo, kita sekaligus mengenalkan nilai-nilai dan sejarah yang melekat dalam setiap masakannya,” ujar seorang tokoh budaya lokal.
Dari sate hingga dawet, Ponorogo membuktikan bahwa kelezatan sejati bisa ditemukan di balik kesederhanaan resep warisan leluhur. Maka, jika Anda berkesempatan berkunjung ke kabupaten ini, jangan lewatkan untuk mencicipi setiap sudut rasa yang ditawarkan Bumi Reog.