JAKARTA – Industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki di Indonesia menunjukkan tanda-tanda positif di tengah berbagai tantangan pasar global dan domestik. Meskipun sempat mengalami kontraksi akibat kenaikan harga bahan baku, sektor ini tetap optimis dengan masuknya investasi baru serta meningkatnya dukungan dari pemerintah dan masyarakat untuk produk lokal.
Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Rizky Aditya Wijaya, menyampaikan bahwa kenaikan harga yang sempat menekan konsumsi alas kaki domestik dan ekspor kini mulai diimbangi dengan sejumlah faktor positif yang mendorong kebangkitan industri ini.
“Meski harga bahan baku meningkat dan permintaan dari pasar ekspor sempat melemah akibat perlambatan ekonomi di Amerika Serikat, kami melihat adanya peluang besar dari masuknya 12 investasi Penanaman Modal Asing (PMA) baru sejak Januari sampai Mei 2025. Total nilai investasi ini mencapai Rp8 triliun dengan kapasitas produksi yang sangat besar, yakni 64,6 juta pasang alas kaki dan 214,6 juta pasang komponen alas kaki,” jelas Rizky.
Investasi Besar Dorong Produksi dan Peningkatan Ekspor
Masuknya investasi besar ini menjadi bukti kuat bahwa industri alas kaki Indonesia masih menjadi sektor yang menarik bagi investor asing dan memiliki potensi pertumbuhan yang kuat. Dengan kapasitas produksi yang meningkat, diharapkan ekspor alas kaki Indonesia kembali tumbuh dan membuka lapangan kerja lebih luas bagi tenaga kerja lokal.
“Investasi ini bukan hanya akan meningkatkan kapasitas produksi, tapi juga menandakan kepercayaan investor terhadap daya saing produk alas kaki Indonesia di pasar global,” tambah Rizky.
Peran Penting Industri Kecil dan Menengah dalam Mendorong Produk Lokal
Sektor industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki di Indonesia didominasi oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi nasional. Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA), Reni Yanita, menekankan bahwa keberpihakan pemerintah terhadap UMKM melalui berbagai kebijakan pro industri sangat berperan penting dalam membangkitkan sektor ini.
“Kebijakan nasional seperti gerakan ‘Bangga Buatan Indonesia’ semakin menggairahkan pelaku UMKM untuk memproduksi dan memasarkan produk lokal dengan kualitas terbaik. Kami terus mendorong konsumen dan instansi pemerintah agar semakin memilih produk dalam negeri, sehingga memperkuat ekosistem industri kulit dan alas kaki,” ujar Reni.
Peningkatan Permintaan Domestik dan Dukungan Pemerintah
Tidak hanya investasi dan kebijakan pemerintah, peningkatan kesadaran masyarakat terhadap produk lokal juga menjadi faktor pendukung kebangkitan industri ini. Permintaan domestik yang mulai meningkat seiring dengan kampanye produk dalam negeri turut memberikan peluang pasar yang lebih besar bagi pelaku industri.
“Kami melihat tren positif di pasar domestik, di mana konsumen mulai lebih mengutamakan kualitas dan nilai produk lokal. Hal ini akan sangat membantu pelaku industri kecil dan menengah untuk terus bertumbuh,” tambah Reni.
Upaya Kemenperin Mendukung Stabilitas dan Pertumbuhan Industri
Dalam menghadapi dinamika pasar global dan domestik, Kemenperin aktif melakukan berbagai langkah strategis untuk memperkuat daya saing industri kulit dan alas kaki. Salah satunya adalah memperluas akses pasar melalui kerja sama perdagangan internasional, serta mendorong digitalisasi penjualan untuk memperluas jangkauan produk.
“Selain itu, kami juga memfasilitasi pelaku industri untuk ikut serta dalam pameran dagang baik di dalam maupun luar negeri, serta memberikan kemudahan dalam perizinan investasi,” jelas Reni Yanita.
Industri Aneka dan Peralatan Listrik Ikut Tumbuh Meski Ada Tantangan
Tidak hanya subsektor kulit dan alas kaki, subsektor industri pengolahan aneka (KBLI 32) juga menunjukkan ekspansi sepanjang tahun 2025. Meskipun terdapat tantangan, sektor ini berhasil mempertahankan pertumbuhan dengan memproduksi berbagai produk konsumen akhir.
Direktur Industri Elektronika dan Telematika, Ronggolawe Sahuri, mengakui bahwa industri peralatan listrik masih menghadapi tantangan seperti stok produk yang belum terserap optimal dan persaingan produk impor. Namun, dia optimis dengan berbagai strategi yang dijalankan pelaku industri.
“Dengan dukungan pemerintah dan inovasi yang terus dikembangkan, kami yakin sektor industri peralatan listrik dapat terus tumbuh dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian,” ujar Ronggolawe.
Optimisme dan Sinergi Kunci Kebangkitan Industri
Industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki di Indonesia tengah melalui masa adaptasi terhadap kondisi pasar yang dinamis. Meskipun ada tantangan kenaikan harga dan ketidakpastian ekonomi global, masuknya investasi besar dan dukungan kebijakan pemerintah membuka peluang besar bagi kebangkitan sektor ini.
Sinergi antara pemerintah, pelaku industri besar maupun UMKM, dan masyarakat untuk terus mendukung produk lokal menjadi kunci keberhasilan meningkatkan daya saing dan pertumbuhan industri.
“Dengan investasi yang terus mengalir, kebijakan pro industri, serta semangat masyarakat untuk membeli produk dalam negeri, kami optimistis industri kulit dan alas kaki Indonesia akan terus tumbuh dan memberikan manfaat besar bagi perekonomian nasional,” tutup Rizky Aditya Wijaya.