Bank Indonesia Kendalikan Inflasi dari Hulu: Dorong Produksi Cabai Lewat Kelompok Tani di Bali

Senin, 02 Juni 2025 | 08:19:24 WIB
Bank Indonesia Kendalikan Inflasi dari Hulu: Dorong Produksi Cabai Lewat Kelompok Tani di Bali

JAKARTA – Upaya pengendalian inflasi di Indonesia kini dilakukan secara lebih menyeluruh dan strategis. Tidak hanya melalui intervensi moneter, Bank Indonesia (BI) kini menyasar sektor hulu pertanian sebagai titik awal pengendalian harga bahan pangan, khususnya cabai. Salah satu contohnya tampak di Desa Baturiti, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali, di mana BI menggandeng kelompok tani lokal untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga cabai.

Suasana sejuk menyelimuti Desa Baturiti usai diguyur hujan. Di tengah desa, berdiri sebuah greenhouse semi permanen seluas 9x16 meter yang menjadi pusat kegiatan Kelompok Tani Ternak (KTT) Mekar Nadi Sari. Greenhouse ini dilengkapi atap plastik ultraviolet dan jaring pelindung hama merupakan bantuan dari BI.

Greenhouse tersebut bukan sekadar fasilitas pertanian biasa. Ia menjadi bagian dari strategi pengendalian inflasi yang digagas BI. Hal ini penting, mengingat cabai kerap menjadi penyumbang inflasi tertinggi di Bali karena tingginya permintaan dan tidak stabilnya pasokan lokal.

“Greenhouse ini digunakan untuk pengembangan benih dan bibit cabai. Dulu kami sangat bergantung pada cabai dari luar daerah, tapi sekarang kami sudah bisa memproduksi sendiri,” ujar I Nyoman Sudiyasa, Ketua KTT Mekar Nadi Sari.

Cabai sebagai Komoditas Volatile Food Penggerak Inflasi

Cabai merupakan salah satu komoditas utama yang masuk kategori volatile food atau bahan pangan yang harga dan pasokannya sangat fluktuatif. Di Bali, konsumsi cabai sangat tinggi, baik untuk rumah tangga maupun sektor pariwisata. Ketika panen lokal tidak maksimal akibat musim pancaroba atau gangguan distribusi, harga cabai melonjak dan memicu inflasi.

Upaya intervensi Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi terbukti membuahkan hasil. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali menunjukkan bahwa inflasi Bali berada dalam kategori terkendali. Tingkat inflasi bulanan (month-to-month/MTM) tercatat 0,73%, dan secara tahunan (year-on-year/YoY) sebesar 2,30%.

Transformasi Teknologi dalam Pertanian

Tak hanya memberikan greenhouse, BI juga membekali kelompok tani dengan teknologi berbasis Internet of Things (IoT), traktor, dan alat pertanian modern. Teknologi ini telah meningkatkan efisiensi dan produktivitas para petani di Desa Baturiti.

“Sekarang kami bisa menyiram dan menyemprot pestisida secara otomatis lewat aplikasi. Dalam waktu 5 menit, lahan seluas 3–4 are bisa selesai disiram,” kata Nyoman. “Kami memakai aplikasi Smart Life dari Petani Muda Keren. Dari CCTV yang terpasang, kami bisa pantau kondisi tanaman lewat handphone.”

Lahan pertanian seluas 10,3 are yang dimiliki kelompok ini kini tidak hanya ditanami cabai, tapi juga tomat dan sawi. Dengan penyiraman manual, prosesnya bisa makan waktu berjam-jam. Kini, dengan dukungan teknologi, para petani bisa fokus pada pengolahan dan distribusi hasil pertanian.

Upaya Menghidupkan Kembali Masa Keemasan Cabai Bali

Menurut Nyoman, Desa Baturiti pernah dikenal sebagai sentra penghasil cabai terbesar di Bali pada dekade 1980 hingga 1990-an. Namun, karena berbagai kendala seperti keterbatasan akses pasar, bibit, dan teknologi, produksi menurun tajam.

Dengan adanya dukungan dari BI, kelompok tani mulai membangun kembali potensi tersebut. Hasil panen kini telah dipasarkan ke berbagai pasar tradisional dan modern. Bahkan, KTT Mekar Nadi Sari telah memproduksi olahan cabai lokal dengan merek Sambal Merah Bangah Khas Bali.

“Kami punya 10 ibu-ibu aktif dari kelompok wanita tani yang mengolah sambal cabai. Kami juga terbuka bagi warga dan generasi muda yang ingin bergabung,” tambah Nyoman.

Bank Indonesia Sinergikan Ketahanan Pangan dan Pariwisata

Dalam acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Wilayah Balinusra 2025 bertema “Sinergi dan Inovasi Peningkatan Produksi dan Penguatan Ketahanan Pangan”, Bank Indonesia menegaskan komitmennya dalam mendukung sektor hulu pertanian sebagai kunci pengendalian inflasi.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Aida S. Budiman menekankan bahwa sinergi antara Tim Pengendalian Inflasi Provinsi (TPIP) dan Daerah (TPID) menjadi penting, terutama dalam menjaga kestabilan harga pangan dan memperkuat ketahanan pangan regional.

“Sekarang, ada yang dilakukan Pemerintah Bali dan Bank Indonesia yaitu menghubungkan semua komoditas pangan dengan sektor pariwisata lewat gerakan Bangga Produk Lokal,” ujar Aida. “Dengan penggabungan ini, maka produksi yang dihasilkan sudah punya harga pasti dan sektor hulu tetap terjaga.”

Program GNPIP juga didorong melalui strategi 4K: keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, ketersediaan pasokan, dan komunikasi efektif kepada masyarakat.

Fokus pada Bibit dan Ketersediaan Pasokan

Salah satu tantangan utama dalam produksi cabai di Bali adalah akses terhadap bibit unggul. Selama ini, sebagian besar bibit berkualitas diperoleh dari luar kabupaten, sehingga membuat pasokan tidak stabil.

Butet Linda Panjaitan, Deputi Kepala Perwakilan Grup Perumusan dan Implementasi KEKDA BI Bali, menyatakan bahwa pihaknya kini memprioritaskan penguatan pasokan dari hulu, termasuk produksi bibit cabai secara mandiri di daerah.

“Harapan kami memberi greenhouse ke KTT Mekar Nadi Sari untuk bisa lebih mandiri dan dapat memasok cabai di daerah sekitarnya,” jelas Butet.

Menjaga Inflasi Lewat Ekonomi Lokal

Upaya Bank Indonesia bukan hanya soal pengendalian harga, tapi juga pemberdayaan ekonomi lokal secara berkelanjutan. Dengan memberdayakan kelompok tani, menciptakan nilai tambah lewat produk olahan, serta membuka peluang usaha bagi masyarakat desa, program ini menyasar dua tujuan sekaligus: stabilitas ekonomi makro dan peningkatan kesejahteraan mikro.

Desa Baturiti kini menjadi percontohan bagaimana strategi pengendalian inflasi dapat berjalan dari bawah ke atas. Dari lahan pertanian kecil, benih cabai, hingga sambal khas Bali yang dikemas dan dijual, seluruh proses melibatkan warga desa sebagai pelaku utama ekonomi.

Pengendalian inflasi tidak hanya dilakukan dari balik meja rapat dan kebijakan tingkat pusat. Bank Indonesia menunjukkan bahwa lewat pemberdayaan kelompok tani, integrasi teknologi, serta penguatan sinergi dengan sektor pariwisata, inflasi dapat dikendalikan dari akar permasalahannya.

Dengan keberhasilan KTT Mekar Nadi Sari dan dukungan berbagai pihak, Bali kini tidak hanya menjadi destinasi wisata unggulan, tetapi juga contoh sukses pengendalian inflasi berbasis komunitas dan inovasi pertanian.

Terkini

Kabar Baik Harga BBM Pertamina September 2025 Stabil

Jumat, 12 September 2025 | 17:40:18 WIB

Promo Diskon Tambah Daya Listrik PLN Bikin Pelanggan Senang

Jumat, 12 September 2025 | 17:40:15 WIB

5 Pilihan Rumah Murah Nyaman di Tasikmalaya 2025

Jumat, 12 September 2025 | 17:39:11 WIB

Jadwal Lengkap KM Sirimau Pelni September Oktober 2025

Jumat, 12 September 2025 | 17:39:07 WIB