Pemerintah Didorong Beri Insentif Mobil Listrik Baterai Nikel

Rabu, 02 Juli 2025 | 09:17:47 WIB
Pemerintah Didorong Beri Insentif Mobil Listrik Baterai Nikel

JAKARTA - Perkembangan kendaraan listrik di Indonesia terus bergeliat, namun terdapat perbedaan signifikan dalam jenis baterai yang digunakan. Meski baterai lithium ferro phosphate (LFP) banyak dipakai karena biaya lebih murah, baterai berbasis nikel (NMC) memiliki keunggulan teknis dan nilai tambah yang tinggi. Pakar industri baterai nasional mendorong pemerintah agar memberikan insentif khusus untuk kendaraan listrik yang menggunakan baterai nikel, sejalan dengan komitmen hilirisasi nikel sebagai sumber daya alam strategis.

Baterai Nikel dan Tantangan Industri Mobil Listrik di Indonesia

Founder National Battery Research Institute, Evvy Kartini, mengungkapkan bahwa keberadaan baterai nikel sangat penting dalam ekosistem kendaraan listrik. Namun, sayangnya banyak produsen mobil listrik, terutama dari merek China, masih lebih memilih baterai LFP yang lebih murah dan lebih mudah dijangkau pasar.

“Pemerintah seharusnya mendukung yang berbasis nikel. Jelas tidak bisa berkompetisi antara yang berbasis nikel dengan berbasis LFP,” ujar Evvy saat diskusi Forum Wartawan Otomotif (Forwot), Jakarta Selatan.

Hal ini disebabkan biaya bahan baku baterai nikel yang lebih mahal, sehingga harga mobil listrik yang menggunakan baterai nikel menjadi relatif lebih tinggi. Padahal, dari sisi performa, baterai nikel unggul dibanding baterai LFP.

Kelebihan Baterai Nikel untuk Kendaraan Premium

Menurut Evvy, baterai nikel biasa digunakan pada mobil listrik kelas premium karena beberapa keunggulan teknis. Baterai ini lebih ringan dan memiliki daya tahan lebih baik dibandingkan baterai LFP. Hal ini menjadi alasan mengapa Hyundai Ioniq 5 yang memakai baterai nikel lokal berhasil masuk pasar Indonesia, sementara mayoritas APM seperti BYD, Wuling, dan Chery masih mengandalkan baterai LFP.

“Kualitas baterai nikel lebih unggul, bobotnya lebih ringan dan daya tahannya lebih baik dibandingkan LFP,” tambah Evvy.

Namun, harga jual mobil dengan baterai nikel cenderung lebih mahal, sehingga kurang kompetitif jika tidak ada dukungan insentif pemerintah.

Insentif sebagai Solusi Dorong Hilirisasi Nikel

Evvy menegaskan pentingnya insentif khusus untuk mobil listrik berbasis baterai nikel agar dapat bersaing secara harga dengan yang memakai baterai LFP.

“Jadi, ketika diberi insentif, harus dilihat yang berbasis nikel. Karena mereka agak susah bersaing dengan yang lain, karena mereka berbasis NMC, dan nikelnya itu lebih dari 90%,” katanya.

Langkah ini dinilai penting tidak hanya untuk mendukung produsen mobil listrik, tetapi juga sejalan dengan agenda hilirisasi nikel yang diusung pemerintah dalam meningkatkan nilai tambah sumber daya alam.

Tren Pasar Mobil Listrik dan Penggunaan Baterai

Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan penjualan wholesales mobil listrik BEV pada Mei 2025 mencapai 6.391 unit, menurun 13,63% dibanding bulan sebelumnya. Merek yang dominan di pasar adalah BYD, Denza, Chery, dan Wuling—yang sebagian besar menggunakan baterai LFP.

Sementara itu, mobil listrik yang memakai baterai nikel lokal masih terbatas. Ini menunjukkan perlunya strategi agar baterai nikel lebih kompetitif dan dapat diadopsi lebih luas di pasar kendaraan listrik nasional.

Kebijakan Pemerintah dan Regulasi Terkait Mobil Listrik

Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai insentif untuk kendaraan listrik, seperti Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 12 Tahun 2025 yang memberikan PPN DTP 10% untuk impor mobil listrik CKD dan pembebasan bea masuk untuk mobil listrik CBU.

Namun, hingga saat ini belum ada regulasi khusus yang mendukung insentif bagi mobil listrik yang menggunakan baterai berbasis nikel. Kondisi ini menimbulkan ketimpangan dalam persaingan antar produsen dan jenis baterai yang dipakai.

Dorongan untuk Regulasi Insentif Baterai Nikel

Perkembangan kendaraan listrik di Indonesia masih perlu didukung dengan kebijakan yang tepat agar mendorong inovasi dan hilirisasi baterai nikel. Kualitas baterai nikel yang unggul dan peranannya dalam industri premium harus diakui dan didukung dengan insentif yang adil.

Dengan dukungan insentif yang spesifik, produsen mobil listrik berbaterai nikel dapat lebih kompetitif, sekaligus mendorong nilai tambah nikel sebagai komoditas strategis nasional.

Langkah ini menjadi penting untuk mewujudkan ekosistem kendaraan listrik yang lebih berkelanjutan, ramah lingkungan, dan mampu meningkatkan daya saing industri otomotif nasional.

Terkini

KAI Logistik Bagikan 1.600 Buku Demi Generasi Emas

Kamis, 11 September 2025 | 18:46:51 WIB

KAI Commuter Catat Kenaikan Penumpang Periode 2025

Kamis, 11 September 2025 | 18:46:49 WIB

DAMRI Buka Lowongan Mekanik untuk Lulusan SMA SMK

Kamis, 11 September 2025 | 18:46:46 WIB

Jadwal Lengkap Bus Sinar Jaya Rute Parangtritis Malioboro

Kamis, 11 September 2025 | 18:46:44 WIB

Dermaga Pelabuhan Mamuju Capai Progres 70 Persen

Kamis, 11 September 2025 | 18:46:41 WIB