JAKARTA - PT Jasa Marga Tbk (JSMR) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung anak-anak usahanya melalui strategi pembiayaan internal. Salah satu langkah terbaru adalah pemberian dana sebesar Rp 1,9 triliun kepada anak perusahaannya, PT Jasamarga Kualanamu Tol (JMKT).
Pendanaan ini dilakukan dalam bentuk Shareholder Loan (SHL) dan termasuk dalam kategori transaksi afiliasi, mengingat JSMR memiliki 55% saham di JMKT. Transaksi tersebut dilaporkan secara resmi melalui keterbukaan informasi pada 2 Juli 2025, dengan tanggal pelaksanaan pada 30 Juni 2025.
Profil Perusahaan dan Posisi Afiliasi
JMKT merupakan entitas yang langsung dikendalikan oleh Jasa Marga. Perusahaan ini bergerak di bidang pembangunan dan pengelolaan jalan tol, dengan alamat usaha di Deli Serdang, Sumatra Utara.
Dengan kepemilikan saham mayoritas oleh JSMR, transaksi ini sah disebut sebagai transaksi afiliasi sesuai aturan pasar modal. Artinya, Jasa Marga tetap memiliki kendali terhadap penggunaan dana yang disalurkan, sembari menjaga prinsip kehati-hatian dan tata kelola perusahaan.
Tujuan Transaksi: Pelunasan Dipercepat Pinjaman
Menurut Corporate Secretary dan Chief Administration Officer JSMR, Ari Wibowo, dana tersebut diberikan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan JMKT guna melunasi utang lebih cepat dari jadwal yang disepakati.
"Transaksi tersebut dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan pendanaan JMKT untuk pelunasan dipercepat atas pinjaman JMKT berdasarkan Perjanjian Kredit Investasi," kata Ari Wibowo, seperti tercantum dalam keterbukaan informasi.
Tujuan utama dari pelunasan dipercepat ini adalah untuk meringankan beban bunga, memperbaiki rasio utang, dan meningkatkan kinerja keuangan anak usaha dalam jangka panjang.
Dampak Finansial Berdasarkan Laporan Proforma
Dalam laporan proforma posisi keuangan konsolidasi Jasa Marga, dijelaskan bahwa penyertaan dana tersebut berdampak langsung terhadap komposisi neraca perusahaan. Secara rinci, terjadi:
Pengurangan saldo kas dan setara kas sebesar Rp 1,9 triliun.
Peningkatan saldo piutang lain-lain dalam jumlah yang sama.
Namun, meskipun ada perubahan di sisi neraca, manajemen menyebutkan bahwa tidak ada dampak terhadap laporan laba rugi secara konsolidasi.
"Laporan proforma laba (rugi) konsolidasi tidak menunjukkan adanya perubahan pada pendapatan dan beban-beban yang dimiliki oleh JSMR setelah dilaksanakannya rencana transaksi," ungkap perusahaan.
Penegasan Tidak Ada Benturan Kepentingan
Sebelumnya, Jasa Marga juga pernah melakukan transaksi afiliasi senilai Rp 300 miliar, dan perusahaan menegaskan bahwa tidak ada benturan kepentingan dalam transaksi-transaksi tersebut.
Langkah ini menunjukkan bahwa setiap keputusan yang melibatkan hubungan afiliasi tetap dilakukan secara objektif, berdasarkan kebutuhan bisnis yang jelas, serta mengacu pada prinsip tata kelola yang sehat.
Peran Strategis JMKT dalam Proyek Nasional
PT Jasamarga Kualanamu Tol memiliki peran vital dalam konektivitas wilayah Sumatra, khususnya melalui proyek jalan tol Kualanamu–Tebing Tinggi. Jalan tol ini menghubungkan Bandara Internasional Kualanamu dengan wilayah-wilayah strategis di Sumatra Utara dan menjadi bagian dari Jalan Tol Trans Sumatra.
Sebagai pengelola jalan tol di koridor ekonomi penting, JMKT membutuhkan dukungan finansial yang cukup agar pembangunan dan pengelolaan dapat berjalan lancar. Oleh karena itu, injeksi dana dari Jasa Marga menjadi kunci dalam menjamin kelangsungan proyek-proyek strategis nasional.
Strategi Pendanaan dan Efisiensi Korporasi
Dengan memilih skema shareholder loan, Jasa Marga tidak hanya memperkuat likuiditas anak usaha, tetapi juga mempertahankan kontrol kepemilikan tanpa harus melepaskan saham. Skema ini dianggap efisien untuk kebutuhan pendanaan jangka menengah hingga panjang, sekaligus memperkuat sinergi antar entitas dalam grup perusahaan.
Selain memperkuat posisi JMKT, langkah ini juga mencerminkan pola pembiayaan yang terencana dalam ekosistem BUMN, di mana induk perusahaan aktif menjadi penopang saat anak usaha menghadapi tantangan pendanaan.
Dukungan Jasa Marga terhadap PT Jasamarga Kualanamu Tol menjadi bukti nyata strategi keberlanjutan yang dijalankan melalui sinergi internal. Dengan memastikan kebutuhan dana terpenuhi, proyek tol strategis nasional pun dapat terus berjalan, mendukung mobilitas dan pertumbuhan ekonomi kawasan.
Transparansi dan tata kelola dalam pelaporan transaksi ini juga menegaskan bahwa langkah tersebut tidak hanya legal, tetapi juga sesuai dengan prinsip akuntabilitas publik.