JAKARTA - Cara merapikan gigi secara alami dapat menjadi solusi bagi kamu yang memiliki susunan gigi tidak teratur namun enggan menggunakan behel.
Tidak semua orang terlahir dengan gigi yang tertata rapi banyak di antaranya justru mengalami kondisi gigi yang tidak beraturan atau bahkan mengalami kerusakan cukup parah.
Untungnya, kini telah tersedia berbagai metode yang bisa dicoba untuk memperbaiki posisi gigi tanpa harus menggunakan kawat gigi.
Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan behel memang menjadi pilihan umum untuk merapikan gigi. Namun, saat ini semakin banyak orang mulai beralih ke alternatif lain yang lebih praktis dan terjangkau.
Berbagai metode alami tersebut telah terbukti membantu menata ulang susunan gigi tanpa perlu pengeluaran besar untuk perawatan ortodontik.
Dengan kata lain, kamu bisa mendapatkan hasil yang memuaskan tanpa harus merasa terbebani secara finansial.
Maka dari itu, tidak ada salahnya mencoba cara merapikan gigi secara alami sebagai langkah yang lebih ringan dan nyaman untuk mendapatkan senyum yang lebih percaya diri.
Apa Saja Penyebab Utama Gigi Bergeser?
Seiring bertambahnya usia, gigi akan mengalami pergerakan alami yang menyebabkan pergeseran posisi. Proses ini bisa terjadi secara perlahan tanpa disadari.
Selain faktor usia, prosedur perawatan gigi seperti pemasangan kawat gigi atau behel juga berfungsi untuk mengubah susunan gigi agar lebih teratur, terutama bagi mereka yang memiliki struktur gigi tidak rapi.
Namun, perubahan posisi gigi tidak hanya dipicu oleh perawatan tersebut—ada beberapa penyebab lain yang turut berkontribusi terhadap pergeseran susunan gigi. Berikut penjelasannya:
Tekanan antara gigi atas dan bawah
Di bawah gigi terdapat jaringan ikat bernama ligamen, yang berfungsi menahan gigi tetap pada tempatnya. Ketika gigi atas dan bawah saling bertemu dan memberikan tekanan secara berulang, hal ini dapat memengaruhi kondisi ligamen.
Tekanan berlebih yang terjadi secara terus-menerus dapat menyebabkan ligamen membengkak.
Akibatnya, jaringan yang menyokong gigi akan melemah dan menjadi lebih longgar. Jika kondisi ini terus dibiarkan, gigi menjadi lebih mudah bergeser dari posisi semula.
Bruxism (menggesekkan gigi)
Bruxism merupakan gangguan medis di mana seseorang sering tanpa sadar menggesekkan atau mengeratkan gigi, baik saat terjaga maupun saat tidur di malam hari.
Umumnya, penderita tidak menyadari bahwa mereka mengalami kondisi ini, dan sering kali bruxism dianggap sebagai salah satu bentuk gangguan tidur.
Menurut penjelasan dari Sleep Foundation, para ahli menduga bahwa bruxism bisa dipicu oleh berbagai faktor, seperti stres, konsumsi kafein atau alkohol, kebiasaan merokok, kelelahan ekstrem, gangguan tidur seperti mendengkur, serta kondisi kecemasan.
Semua faktor ini dapat memicu tekanan berulang pada gigi dan lambat laun menyebabkan perubahan posisi pada susunan gigi.
Pertambahan Usia
Menurut penjelasan dari American Dental Clinic, seiring bertambahnya usia, lapisan pelindung terluar gigi—yang dikenal sebagai enamel—akan mengalami pengikisan secara bertahap.
Enamel merupakan bagian terkeras dari gigi yang berperan penting dalam melindungi struktur di dalamnya. Namun, semakin tua seseorang, lapisan ini akan menipis dan menjadi lebih rentan terhadap kerusakan.
Gigi bagian bawah cenderung mengalami pengikisan lebih cepat dibandingkan dengan gigi bagian atas. Hal ini disebabkan oleh tekanan berulang dari gigi atas yang menimpa gigi bawah.
Tekanan tersebut mempercepat keausan enamel, yang pada akhirnya dapat mengurangi kekuatan gigi dan memicu pergeseran posisi susunannya.
Kehilangan Gigi
Hilangnya satu atau beberapa gigi adalah kondisi yang cukup umum, baik akibat proses penuaan, penyakit gigi, maupun kecelakaan. Ketika gigi tanggal, gigi di sekitarnya cenderung bergerak untuk mengisi ruang kosong yang ditinggalkan.
Secara alami, gigi-gigi yang berada di sebelah area kosong akan bergeser ke arah celah tersebut.
Sementara itu, gigi lawan dari baris yang berbeda misalnya dari rahang atas atau bawah juga berpotensi bergeser ke arah ruang kosong, baik naik atau turun.
Proses ini menyebabkan perubahan dalam susunan gigi secara keseluruhan dan dapat menimbulkan ketidakteraturan baru jika tidak segera ditangani.
Kerusakan Gigi (Pembusukan)
Gigi yang mengalami lubang atau kerusakan serius berisiko mengalami pembusukan.
Jika pembusukan ini tidak segera ditangani, kerusakan tersebut bisa menyebar ke bagian lain dari gigi, termasuk jaringan tulang yang bertugas menopang posisi gigi agar tetap stabil.
Ketika tulang penyangga gigi ikut terdampak dan mulai rusak, kekuatan untuk menahan posisi gigi akan melemah. Akibatnya, susunan gigi menjadi lebih longgar dan lebih rentan mengalami pergeseran dari posisi awalnya.
Faktor Genetik
Pergeseran posisi gigi juga bisa dipicu oleh faktor keturunan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri karena sifat genetik tidak dapat dicegah atau diubah.
Bahkan jika seseorang lahir dengan struktur gigi yang lurus dan teratur, faktor genetik tetap bisa berperan dalam mengubah susunan gigi seiring pertambahan usia. Hal ini bisa terjadi meskipun seseorang sudah menjaga kesehatan gigi dengan baik.
Oleh karena itu, memahami riwayat kesehatan gigi dari keluarga, seperti orang tua atau kakek-nenek, dapat membantu mengantisipasi potensi perubahan susunan gigi di masa depan.
Cara Merapikan Gigi secara Alami
Memiliki gigi yang tersusun rapi dan tampak putih bersih tentu menjadi keinginan banyak orang. Namun, berbagai faktor dapat menyebabkan struktur gigi menjadi kurang teratur, bahkan tampak menonjol ke depan.
Untuk mengatasi hal tersebut, berikut ini adalah beberapa cara merapikan gigi secara alami yang dapat kamu coba terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Memanfaatkan Jari Tangan
Salah satu cara untuk merapikan gigi secara alami bisa dilakukan hanya dengan menggunakan jari tangan.
Sebelum melakukannya, pastikan jari dalam keadaan bersih dengan mencucinya terlebih dahulu agar tidak ada kuman yang bisa menyebabkan infeksi atau sakit pada gigi dan gusi. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
- Gunakan jari untuk mendorong gigi yang menonjol ke arah dalam atau luar secara perlahan. Hindari memberikan tekanan yang terlalu kuat agar tidak menimbulkan kerusakan pada gigi maupun gusi.
- Lakukan gerakan tersebut secara konsisten selama kurang lebih 25 menit.
- Ulangi prosedur ini dua kali dalam sehari secara rutin hingga susunan gigi mulai terlihat rapi.
2. Menggunakan Sendok Nasi Kayu
Alternatif lain untuk merapikan susunan gigi secara alami adalah dengan memakai sendok nasi berbahan kayu. Meski terdengar tidak biasa, metode ini dipercaya dapat memberikan tekanan ringan pada gigi.
Namun, cara ini hanya dapat dilakukan ketika proses memasak nasi sedang berlangsung. Berikut langkah-langkahnya:
- Masukkan sendok nasi kayu ke dalam nasi yang masih dalam proses penanakan.
- Diamkan selama kurang lebih lima menit agar sendok menjadi hangat.
- Setelah mencapai suhu yang nyaman untuk disentuh, gunakan sendok tersebut untuk memberikan tekanan lembut pada gigi yang ingin dirapikan.
Proses ini sebaiknya dilakukan selama 25 menit dan diulang dua kali setiap hari secara teratur.
3. Mengonsumsi Buah-Buahan
Langkah berikutnya adalah dengan rutin mengonsumsi buah yang memiliki tekstur cukup keras, seperti pir, jambu biji, apel, dan sejenisnya.
Tekstur yang padat pada buah ini bisa memberikan tekanan alami pada gigi sehingga membantu merapikannya. Cara melakukannya:
- Kupas dan bersihkan buah terlebih dahulu, lalu konsumsi seperti biasa.
- Saat menggigit buah apel misalnya, gunakan juga bagian buah yang sedang digigit untuk memberikan dorongan pada gigi bagian atas.
- Ulangi gerakan tersebut beberapa kali dalam beberapa menit sebelum buah tersebut benar-benar dikonsumsi.
4. Memanfaatkan Bibir
Metode merapikan gigi yang satu ini cukup unik, di mana kamu hanya perlu menggigit bibir secara berulang kali. Cara ini juga berguna untuk menyelaraskan susunan gigi yang tidak rata. Langkah-langkahnya:
- Tarik bibir atas dan bawah secara perlahan masuk ke dalam mulut agar terhindar dari risiko sariawan.
- Lakukan latihan ini selama 15 menit, dua kali sehari secara rutin.
5. Memakai Benang Gigi
Benang gigi atau dental floss tidak hanya berguna untuk membersihkan sisa makanan yang terselip di antara gigi, tapi juga bisa menjadi alternatif bagi yang ingin merapikan gigi secara alami tanpa harus menggunakan tangan langsung. Caranya:
- Ambil benang sepanjang kurang lebih 45 cm, kemudian lilitkan ujungnya pada jari tengah tangan kanan dan kiri.
- Tarik benang dengan bantuan ibu jari dan jari telunjuk agar kencang.
- Masukkan benang dengan perlahan ke sela-sela gigi, kemudian gosokkan dengan pola berbentuk huruf C.
- Gerakkan benang ke atas dan ke bawah secara lembut supaya tidak melukai gusi.
- Ulangi proses ini pada seluruh sela gigi yang ada.
6. Menggunakan Aligner
Metode merapikan gigi yang satu ini masih cukup jarang diketahui banyak orang. Aligner merupakan alat pendukung gigi yang tipis dan terbuat dari plastik bening.
Berdasarkan jurnal dari Health Behavior News Service, aligner efektif untuk mengatasi maloklusi ringan pada remaja dan dewasa.
Alat ini memiliki kemiripan dengan retainer yang biasanya dipakai setelah behel dilepas, namun perbedaannya adalah aligner sepenuhnya dibuat dari plastik transparan dan lebih lentur.
Keunggulan dari aligner adalah tidak mengganggu saat mengunyah maupun menggigit makanan. Ukurannya juga disesuaikan secara presisi dengan bentuk gigi pengguna.
Pengguna harus mengganti aligner secara rutin setiap 2 sampai 3 minggu agar hasilnya optimal. Pemasangannya tidak boleh dilakukan sembarangan, melainkan harus oleh ortodontis atau dokter gigi yang berpengalaman.
7. Pemakaian Veneer
Menurut riset yang dipublikasikan oleh Contemporary Clinical Dentistry, veneer adalah salah satu metode pemutihan sekaligus perapihan gigi yang sangat diminati karena teknologi canggih yang digunakan.
Veneer adalah lapisan tipis, biasanya terbuat dari porselen, yang warnanya menyerupai gigi asli sehingga mampu memberikan kesan gigi lebih bersih dan rapi.
Veneer sering digunakan untuk menutup celah pada gigi yang jarang, terutama ketika perawatan behel tidak memungkinkan untuk mengatasi masalah tersebut.
Terdapat dua jenis veneer, yaitu porselen dan komposit resin. Dari segi kualitas, veneer porselen lebih unggul karena bentuk dan warnanya lebih alami seperti gigi asli.
8. Prosedur Kontur Gigi
Kontur gigi, atau dikenal juga sebagai dental contouring, adalah teknik yang melibatkan pengikisan sebagian kecil enamel pada permukaan luar gigi untuk mengubah bentuk, panjang, atau tekstur gigi.
Meski proses ini dapat menimbulkan rasa ngilu atau sedikit nyeri, sebenarnya pengambilan enamel dalam prosedur ini tidak menyebabkan rasa sakit yang signifikan. Setelah selesai, bentuk gigi akan tampak lebih estetis dan menarik.
Prosedur ini umumnya memerlukan biaya yang cukup tinggi karena harus melalui beberapa tahapan pemeriksaan terlebih dahulu.
Salah satunya adalah rontgen gigi, guna mendapatkan gambaran struktur gigi secara detail agar dokter bisa menentukan bentuk yang tepat untuk kontur tersebut.
9. Dental Bonding
Dental bonding merupakan prosedur di mana bahan resin berwarna menyerupai warna gigi ditempelkan pada permukaan gigi, kemudian diperkeras menggunakan sinar laser.
Metode ini bertujuan untuk memperbaiki gigi yang retak, menutup celah antar gigi, mengatasi perubahan warna gigi, serta mengubah bentuk gigi sesuai kebutuhan.
Dalam pelaksanaannya, dokter akan terlebih dahulu membuat permukaan gigi menjadi kasar dan mengoleskan cairan khusus agar bahan resin bisa menempel dengan kuat.
Setelah itu, resin akan ditempelkan dan dibentuk sesuai bentuk yang diinginkan, kemudian diperkeras menggunakan sinar laser. Setelah proses pengerasan selesai, dokter akan menyesuaikan bentuk resin agar terlihat lebih rapi dan natural.
10. Pemasangan Mahkota Gigi (Crown)
Prosedur pemasangan mahkota gigi dilakukan dengan menutupi bagian atas gigi seperti memakai topi atau penutup khusus.
Fungsi mahkota ini adalah untuk mengembalikan bentuk, kekuatan, ukuran, serta memperbaiki penampilan gigi. Crown akan menutupi seluruh bagian gigi yang berada di atas garis gusi.
Sebelum pemasangan, dokter gigi akan membersihkan dan mengebor bagian gigi yang rusak atau membusuk, lalu mempersiapkan sisa gigi agar mahkota dapat terpasang dengan sempurna.
Mahkota dapat dibuat dari berbagai bahan seperti porselen, logam, stainless steel, atau resin, dengan masa pakai yang bisa mencapai hingga 15 tahun.
Pemasangan mahkota biasanya dilakukan untuk memperbaiki estetika gigi, melindungi gigi yang sudah melemah akibat infeksi agar tidak pecah, serta memperbaiki gigi yang sudah mengalami kerusakan parah atau patah.
Dampak Negatif apabila Gigi Dibiarkan Berantakan
Gigi yang sering dibiarkan tidak teratur bisa menyebabkan seseorang merasa kurang percaya diri saat menjalani aktivitas sehari-hari. Berikut ini beberapa dampak buruk jika gigi tidak dirawat dengan baik dan dibiarkan berantakan:
Penumpukan Karang Gigi
Susunan gigi yang berantakan membuat plak menumpuk karena sikat gigi dan benang gigi sulit mencapai sela-sela gigi secara efektif. Plak sendiri adalah sisa makanan yang menempel dan sulit dibersihkan.
Jika dibiarkan terus-menerus, plak tersebut akan mengeras dan berubah menjadi karang gigi berwarna gelap.
Radang Jaringan Pendukung Gigi (Periodontal)
Dampak negatif berikutnya adalah risiko munculnya radang pada jaringan yang menyokong gigi, seperti tulang alveolar dan gusi.
Radang ini sering kali bermula dari penumpukan karang gigi. Jika karang tersebut tidak segera diatasi, bisa menyebabkan gingivitis atau radang gusi.
Gejala gingivitis meliputi pembengkakan gusi dan mudah terjadinya pendarahan saat menyikat gigi.
Apabila kondisi ini diabaikan, radang akan berkembang menjadi periodontitis, yaitu peradangan pada jaringan pendukung gigi yang lebih dalam. Saat sudah mencapai tahap periodontitis, gigi bisa menjadi longgar dan mudah goyang.
Kesulitan Membersihkan Gigi
Gigi yang tumbuh tidak rapi, seperti bertumpuk atau miring, akan sangat sulit dibersihkan. Posisi gigi yang saling bertumpuk membuat sikat gigi dan benang gigi sulit menjangkau sela-sela gigi dengan baik.
Kondisi ini juga bisa membuat seseorang merasa kurang percaya diri dalam hal penampilan.
Bau Mulut yang Tidak Sedap
Bau mulut yang tidak enak sering kali muncul akibat susunan gigi yang dibiarkan berantakan. Gigi yang tidak rapi menjadi tempat menumpuknya plak, sehingga menyebabkan bau mulut yang tidak sedap.
Kesulitan Mengunyah Makanan
Gigi yang tidak tersusun dengan rapi dapat menimbulkan kesulitan saat mengunyah makanan, terutama makanan yang keras. Hal ini karena struktur gigi yang tidak pas membuat proses mengunyah menjadi kurang nyaman dan terasa aneh.
Berkurangnya Rasa Percaya Diri
Dampak yang paling dirasakan dari kondisi gigi yang berantakan adalah menurunnya kepercayaan diri saat berpenampilan. Baik saat tersenyum maupun berinteraksi dengan orang lain, seseorang bisa merasa tidak nyaman.
Untuk mengatasi masalah ini, memperbaiki susunan gigi adalah langkah penting agar kondisinya tidak memburuk. Terkadang, diperlukan kombinasi beberapa metode untuk merapikan gigi tanpa menggunakan behel agar hasilnya optimal.
Misalnya, setelah melakukan kontur gigi, dokter mungkin akan menyarankan pemasangan veneer atau mahkota gigi beberapa bulan kemudian.
Pastikan prosedur yang kamu pilih dilakukan oleh dokter gigi profesional dan di klinik yang terpercaya.
Hindari mencoba perawatan di tempat yang tidak resmi atau oleh orang yang tidak ahli, meskipun menawarkan biaya yang lebih murah, karena hal ini bisa berisiko bagi kesehatan gigi.
Sebagai penutup, menerapkan cara merapikan gigi secara alami dengan konsisten dapat membantu wujudkan senyum rapi tanpa perlu prosedur rumit.