JAKARTA - Sebagai bentuk komitmen terhadap kelestarian lingkungan, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mengumumkan inisiatif baru dalam mendukung pengurangan sampah plastik. Perusahaan ini mengganti kantong sampah berbahan plastik dengan kertas daur ulang di seluruh rangkaian kereta api. Langkah tersebut dilakukan bertepatan dengan peringatan Hari Bebas Kantong Plastik Sedunia, yang menjadi momen penting bagi KAI untuk menunjukkan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menjelaskan bahwa langkah pengurangan plastik sekali pakai ini adalah bagian dari upaya perusahaan untuk mendukung keberlanjutan lingkungan, dengan mengurangi dampak negatif plastik terhadap alam. Menurut Anne, perubahan ini adalah komitmen nyata KAI untuk turut serta dalam menjaga keberlanjutan bumi dan mengurangi jejak sampah plastik yang dihasilkan dari aktivitas perjalanan kereta api.
Pengurangan Plastik: KAI Ganti Kantong Sampah dengan Kertas Daur Ulang
Anne Purba menegaskan bahwa penggantian kantong sampah plastik dengan kertas daur ulang merupakan bagian integral dari upaya perusahaan untuk mengurangi plastik sekali pakai. Dalam pernyataannya, ia menambahkan, “Ini adalah langkah nyata kami dalam mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Dengan mengganti waste bag dari plastik ke kertas, kami turut berkontribusi dalam mengurangi sampah plastik yang dihasilkan dari layanan kereta api.” Ini adalah salah satu upaya KAI untuk memastikan bahwa transportasi publik tetap mendukung prinsip keberlanjutan lingkungan.
Tak hanya kantong sampah, KAI juga fokus pada pengurangan sampah plastik melalui pengembangan fasilitas yang memfasilitasi penumpang dalam menggunakan barang-barang yang lebih ramah lingkungan. Salah satu langkah lanjutannya adalah perluasan fasilitas water station yang sudah mulai diimplementasikan di berbagai stasiun.
Perluasan Water Station di Stasiun Kereta
Langkah lainnya adalah memperluas fasilitas water station, yang memberikan kemudahan bagi penumpang untuk mengisi ulang air minum mereka menggunakan tumbler pribadi. Fasilitas ini hadir sebagai alternatif dari membeli botol plastik sekali pakai yang selama ini seringkali menjadi limbah di stasiun dan dalam kereta. “Kami ingin pelanggan membiasakan diri membawa tumbler. Dengan water station, mereka dapat mengisi air minum secara praktis dan gratis tanpa perlu membeli air kemasan,” kata Anne Purba.
Sampai pertengahan tahun 2025, KAI telah menghadirkan 102 unit water station di 54 titik di 39 stasiun besar yang tersebar di beberapa kota besar, termasuk Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, dan Tanjungkarang. Penyediaan fasilitas ini menjadi salah satu upaya nyata KAI untuk mendorong masyarakat berpartisipasi dalam mengurangi penggunaan plastik, serta menjadikan perjalanan dengan kereta api semakin ramah lingkungan.
Teknologi Tanpa Kertas: Face Recognition Boarding
Inovasi lainnya yang diterapkan KAI adalah penggunaan teknologi Face Recognition Boarding yang memungkinkan penumpang naik kereta tanpa perlu mencetak tiket fisik. Sistem ini tidak hanya mempermudah penumpang, tetapi juga mengurangi konsumsi kertas yang biasanya digunakan untuk tiket fisik. Dengan penerapan teknologi ini, KAI mempercepat proses boarding sekaligus mengurangi jejak karbon dari penggunaan kertas.
Selain itu, KAI juga telah mengganti alat makan plastik dengan wooden cutlery atau alat makan dari kayu pada layanan makanan di atas kereta. Langkah ini diambil untuk mengurangi limbah plastik yang dihasilkan oleh aktivitas konsumsi selama perjalanan.
Penerapan Prinsip ESG di KAI
Segala inisiatif tersebut mencerminkan penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) yang kini semakin penting dalam dunia usaha. KAI menyadari bahwa selain memberikan layanan transportasi yang efisien dan nyaman, perusahaan juga harus bertanggung jawab terhadap kelestarian alam dan turut mendukung pemulihan ekonomi nasional. Dengan berbagai inisiatif ini, KAI tidak hanya berupaya memenuhi kebutuhan transportasi publik, tetapi juga mendukung pembangunan berkelanjutan yang menjadi perhatian utama di berbagai sektor industri.
“Melalui berbagai inisiatif ramah lingkungan ini, kami berkomitmen untuk terus mendukung kelestarian alam dan pemulihan ekonomi nasional, sekaligus memberikan layanan transportasi yang efisien, nyaman, dan relevan dengan arah pembangunan berkelanjutan,” kata Anne Purba, menutup penjelasannya.
Kontribusi KAI Terhadap Lingkungan dan Perekonomian
Dengan mengganti kantong sampah plastik menjadi kertas, memperluas fasilitas water station, serta menghadirkan teknologi tanpa kertas, KAI menunjukkan bahwa keberlanjutan dan efisiensi dapat berjalan seiring. Perusahaan ini juga mendorong masyarakat untuk lebih sadar lingkungan, sekaligus memberikan kenyamanan selama perjalanan.
Lebih jauh, KAI menjadi salah satu contoh terbaik bagaimana sebuah perusahaan besar di Indonesia bisa memanfaatkan teknologi dan inovasi untuk menciptakan dampak positif terhadap lingkungan. Selain berperan sebagai penyedia transportasi publik yang efektif dan aman, KAI kini juga turut mendukung upaya global dalam memerangi pencemaran plastik dan menjaga kelestarian bumi.
Langkah ini sejalan dengan tren global untuk memperkenalkan kebijakan keberlanjutan di berbagai sektor, dan KAI semakin memperlihatkan komitmennya untuk terus berkembang sebagai perusahaan yang ramah lingkungan. Ini menunjukkan bahwa meskipun di tengah perkembangan teknologi dan transformasi digital, masalah lingkungan tetap menjadi salah satu prioritas utama yang harus dihadapi oleh semua sektor.