JAKARTA - Pengembangan panas bumi di Indonesia menghadapi tantangan besar, meskipun potensi sumber daya alam ini sangat besar. Ketua Umum Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API), Julfi Hadi, mengungkapkan pentingnya transformasi model bisnis untuk mempercepat pemanfaatan energi terbarukan ini. Melalui pendekatan yang lebih adaptif dan terintegrasi, panas bumi bisa menjadi kunci utama untuk menciptakan industri hijau yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
Dalam penyampaiannya pada 14th ITB International Geothermal Workshop (IIGW) di Institut Teknologi Bandung (ITB), Julfi menegaskan bahwa meskipun Indonesia memiliki cadangan panas bumi terbesar di dunia, saat ini baru sekitar 12 persen dari total potensi tersebut yang dimanfaatkan. “Sudah 30 tahun kita membicarakan pengembangan panas bumi, namun progresnya masih sangat terbatas,” ungkap Julfi.
Mencapai Potensi Besar dengan Inovasi dan Sinergi
Untuk memaksimalkan pemanfaatan panas bumi, Julfi menggarisbawahi pentingnya teknologi baru, pengurangan biaya, serta peningkatan produksi dan pendapatan dari sektor ini. "Kita perlu terobosan baru dalam teknologi, menambah revenue stream, dan mengintegrasikan ekosistem dari hulu ke hilir," ujar Julfi. Pendekatan ini akan membuka jalan untuk menjadikan panas bumi sebagai industri besar di Indonesia.
Menurutnya, saat ini adalah waktu yang tepat untuk mempercepat pengembangan sektor ini, apalagi dengan dukungan pemerintah melalui visi Asta Cita untuk mencapai kemandirian energi nasional. “Pemerintah harus memperkuat sinergi yang ada dan memberikan political will untuk mendorong pertumbuhan industri panas bumi di Indonesia,” jelas Julfi.
Geopolitik Global dan Krisis Iklim Mendorong Perubahan Cepat
Julfi juga menekankan bahwa kondisi geopolitik global dan krisis iklim yang semakin mendesak membuat pemanfaatan sumber energi lokal yang bersih menjadi lebih penting. Panas bumi, dengan potensi mencapai 24 gigawatt (GW), dipandang sebagai solusi nyata dalam mendukung transisi energi bersih dan berkelanjutan di Indonesia.
Seiring dengan tantangan ini, API menargetkan kapasitas terpasang panas bumi Indonesia akan mencapai 3,8 GW pada 2029, melampaui kapasitas yang ada di Amerika Serikat, serta melebihi target pemerintah sebesar 3,6 GW. Bahkan, pada 2034, kapasitas ini diprediksi dapat tumbuh hingga 7,8 GW.
Menjadi Pemimpin Energi Terbarukan di Asia Tenggara
Ke depannya, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin dalam pemanfaatan energi panas bumi di kawasan Asia Tenggara. Dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, potensi panas bumi dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat lokal.
Industri panas bumi juga berperan dalam mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil, sekaligus memberikan dampak positif bagi lingkungan dengan mengurangi emisi karbon. Pengembangan sektor ini, jika dilakukan dengan tepat, akan memberikan manfaat jangka panjang, baik dari sisi sosial, ekonomi, maupun lingkungan.
Menuju Indonesia Mandiri Energi dengan Panas Bumi
Transformasi model bisnis yang lebih terintegrasi dan berbasis teknologi menjadi fondasi bagi Indonesia untuk mewujudkan cita-cita ketahanan energi nasional. Dengan memanfaatkan potensi panas bumi secara maksimal, Indonesia dapat menjadi negara yang mandiri dalam penyediaan energi terbarukan, serta memainkan peran kunci dalam mendukung transisi energi global yang lebih ramah lingkungan.
Harapan untuk Masa Depan Energi Bersih
Panas bumi adalah energi terbarukan yang tidak hanya menawarkan solusi bagi krisis energi, tetapi juga berkontribusi pada pengurangan dampak perubahan iklim. Dengan kebijakan yang mendukung dan inovasi dalam teknologi, Indonesia berpotensi besar untuk memanfaatkan kekayaan alamnya, membuka lapangan pekerjaan baru, dan menciptakan industri hijau yang berkelanjutan.
Diharapkan dengan adanya sinergi antara pemerintah, sektor industri, serta masyarakat, pengembangan panas bumi dapat menjadi salah satu pilar utama dalam membangun Indonesia yang lebih ramah lingkungan dan mandiri dalam hal energi.