JAKARTA - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) kembali menunjukkan progres signifikan dalam pengembangan energi terbarukan nasional dengan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2 berkapasitas 55 megawatt (MW). Setelah melalui serangkaian uji coba ketat selama 72 jam nonstop, unit ini dinyatakan layak operasi dan secara resmi memperoleh Sertifikat Laik Operasi (SLO). Keberhasilan ini menandai tonggak penting dalam mendorong pengembangan kapasitas panas bumi nasional sekaligus memperkuat portofolio PGE yang kini mengelola total kapasitas terpasang sebesar 727,5 MW dari enam wilayah operasional.
Uji Unit Rated Capacity: Bukti Kesiapan Operasi
Uji Unit Rated Capacity (URC) yang merupakan tahap krusial dalam memastikan performa pembangkit sesuai standar teknis yang berlaku. Selama 72 jam pengujian, pembangkit menunjukkan stabilitas dan keandalan operasional yang memenuhi ekspektasi. Penandatanganan berita acara URC dan penerbitan Sertifikat Laik Operasi menjadi bukti sahih bahwa PLTP Lumut Balai Unit 2 sudah siap berintegrasi dengan jaringan listrik nasional. Langkah ini tidak hanya menjadi penanda kesiapan pembangkit dalam memasok energi, tetapi juga sebagai langkah awal dalam monetisasi aset melalui penjualan listrik kepada PLN.
Kontribusi Panas Bumi dalam Bauran Energi Nasional
Dengan penambahan Unit 2 ini, PGE semakin mengukuhkan peranannya sebagai salah satu pengelola energi panas bumi terbesar di Indonesia. Kapasitas terpasang yang mencapai 727,5 MW ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dan industri untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil serta meningkatkan kontribusi Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional. Pengoperasian PLTP Lumut Balai Unit 2 diharapkan dapat mendukung pencapaian target energi bersih dan mempercepat transisi energi yang berkelanjutan di Indonesia.
Komentar Manajemen PGE
Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, menekankan bahwa pencapaian ini merupakan hasil kolaborasi intensif antara berbagai pihak, mulai dari tim teknis lapangan hingga pemangku kepentingan terkait. “Kami bersyukur PLTP Lumut Balai Unit 2 kini telah beroperasi penuh. Ini menjadi bukti komitmen jangka panjang PGE dalam menyediakan energi bersih dan andal dari panas bumi. Tambahan kapasitas ini juga membawa kami semakin dekat ke target kapasitas terpasang mandiri sebesar 1 gigawatt (GW) dalam 2–3 tahun ke depan,” ujarnya.
Julfi juga menegaskan bahwa pencapaian ini bukan sekadar angka, melainkan representasi nyata kontribusi PGE dalam mendukung ketahanan energi nasional dan penurunan emisi karbon. Hal tersebut selaras dengan visi perusahaan yang berkomitmen untuk mengembangkan sumber energi ramah lingkungan sekaligus memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan dan masyarakat luas.
Inspeksi dan Pengawasan Langsung oleh Direksi
Sebagai bentuk perhatian dan dukungan penuh terhadap progres operasional, jajaran Direksi PGE melakukan kunjungan langsung ke lokasi PLTP Lumut Balai Unit 2 di Muara Enim, Sumatera Selatan. Kunjungan ini sekaligus menjadi momen untuk mengevaluasi kesiapan operasional dan memastikan bahwa seluruh standar keselamatan dan teknis telah terpenuhi dengan baik.
Menuju Target 1 GW Kapasitas Panas Bumi Mandiri
Penambahan kapasitas PLTP Lumut Balai Unit 2 menjadi langkah strategis PGE dalam mencapai target ambisius memiliki kapasitas terpasang mandiri sebesar 1 gigawatt (GW) dalam 2-3 tahun ke depan. Target ini sejalan dengan kebutuhan nasional untuk mengoptimalkan potensi sumber daya panas bumi yang melimpah di Indonesia.
Keberhasilan ini tidak hanya mengukuhkan posisi PGE sebagai pemain utama dalam sektor panas bumi, tetapi juga memperkuat sinergi antara perusahaan dan pemerintah dalam mempercepat pemanfaatan energi terbarukan. Dengan demikian, kontribusi energi bersih dari panas bumi diharapkan akan terus meningkat, membantu Indonesia mencapai target emisi nol bersih dan memastikan pasokan listrik yang andal dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat.