Tanaman Jenggot Naga: Ciri, Jenis, hingga Tips Merawatnya

Kamis, 03 Juli 2025 | 15:54:27 WIB
tanaman jenggot naga

JAKARTA - Tanaman jenggot naga adalah tanaman hias unik yang digemari karena bentuknya menjuntai lebat seperti rambut panjang dan tampak menarik.

Ciri khas lainnya adalah kemampuannya tumbuh tanpa membutuhkan tanah sebagai media tanam, sehingga sering digantung atau ditempatkan di tempat terbuka dengan sirkulasi udara yang baik. 

Keindahan dan keunikan bentuknya membuat tanaman ini menjadi favorit untuk mempercantik ruang, baik di dalam maupun luar rumah. 

Tanaman jenggot naga benar-benar memberikan sentuhan estetika alami yang berbeda dari tanaman hias pada umumnya. Berikut ini ulasan selengkapnya.

Asal-usul Tanaman Jenggot Naga

Tillandsia usneoides, yang juga dikenal sebagai Spanish moss, merupakan tumbuhan epifit asal wilayah Amerika dan masih satu keluarga dengan tanaman nanas, yaitu Bromeliaceae. 

Tanaman ini tumbuh menggantung pada cabang pohon, kabel, atau struktur lain, dan menyerap air serta nutrisi langsung dari udara melalui trikoma—bagian seperti rambut halus yang menutupi daunnya.

Tumbuhan ini umumnya ditemukan di daerah yang memiliki iklim lembap dan hangat, seperti bagian selatan Amerika Serikat, Amerika Tengah, serta sebagian wilayah Amerika Selatan. 

Meskipun tampak rapuh, tumbuhan ini sangat tangguh dan bisa pulih setelah kekeringan panjang begitu mendapat pasokan air yang cukup.

Menariknya, tumbuhan ini tidak mengganggu pohon tempat ia menempel karena tidak menyerap zat hara dari pohon tersebut, melainkan hanya menggunakannya sebagai tempat bertengger. 

Dalam penggunaannya secara tradisional, bagian dari tanaman ini kerap dimanfaatkan sebagai isian bantal, kasur, dan bahan dasar kerajinan.

Lebih dari itu, tanaman jenggot naga juga memberikan manfaat ekologis, karena dapat menjadi tempat hidup bagi serangga kecil dan burung. 

Penampilannya yang eksotis serta kemampuannya tumbuh tanpa tanah membuatnya populer sebagai elemen penghias taman dan lanskap.

Ciri-ciri Jenggot Naga

Tanaman ini memiliki sejumlah karakteristik khas yang menjadikannya berbeda dari jenis epifit lainnya. Penjelasan berikut menguraikan ciri-ciri utamanya secara menyeluruh:

Dari Segi Tampilan Fisik

Tumbuhan ini memiliki bentuk menyerupai benang panjang yang menggantung ke bawah. Secara visual, tampilannya menyerupai helaian rambut yang menjuntai rapat, membentuk lapisan tebal seperti tirai. 

Daunnya biasanya memiliki warna hijau keperakan yang bisa berubah menjadi abu-abu ketika kondisi lingkungan menjadi kering.

Dari Segi Struktur Tumbuhan

Tanaman ini tidak memiliki akar yang berfungsi untuk menyerap air dari tanah seperti pada umumnya. 

Sistem akarnya hanya digunakan untuk menempel pada permukaan yang menjadi tempat tumbuhnya, seperti cabang pohon atau benda lain yang cocok. 

Daunnya berbentuk kecil, memanjang seperti benang, dan biasanya tumbuh dalam pasangan atau kelompok yang padat. 

Permukaan daun dilapisi oleh trikoma, yaitu struktur halus menyerupai rambut yang berperan penting dalam menyerap air serta zat hara langsung dari udara di sekitarnya.

Dari Segi Lingkungan Tumbuh

Tumbuhan ini sering ditemukan bergelantungan pada cabang pohon, kabel, maupun struktur buatan manusia lainnya, baik di habitat asalnya maupun tempat baru di mana ia bisa berkembang. 

Tumbuh subur di wilayah dengan tingkat kelembapan tinggi, seperti di hutan tropis dan subtropis, lahan rawa, serta kawasan dekat pantai.

Pertumbuhan

Dari sisi perkembangan, tanaman ini memiliki pola tumbuh yang menjalar serta menggantung bebas, dan panjangnya bisa mencapai beberapa meter. Proses perbanyakannya terjadi melalui dua cara, yaitu dari biji dan secara vegetatif. 

Potongan tanaman yang terlepas memiliki potensi untuk tumbuh menjadi individu baru apabila lingkungan sekitarnya mendukung.

Kemampuan Beradaptasi

Untuk menyerap kelembapan dan unsur hara, tumbuhan ini memanfaatkan struktur halus seperti rambut yang ada pada daunnya. Kemampuan ini memungkinkan tanaman tetap hidup meski tidak bersentuhan langsung dengan tanah. 

Selain itu, ketika menghadapi kondisi kering, tanaman ini bisa memasuki fase dorman dan akan kembali aktif begitu kadar kelembapan mencukupi.

Peran Ekologis

Tumbuhan ini juga memberikan manfaat ekologis dengan menjadi tempat tinggal bagi makhluk kecil seperti serangga maupun burung yang sering kali bersarang atau bersembunyi di antara helaian tanaman. 

Meskipun melekat pada pohon, ia tidak mengambil zat gizi dari pohon tersebut, melainkan hanya menjadikan pohon sebagai tempat menempel.

Kemampuan Berkembang Biak

Tumbuhan ini mampu menghasilkan bunga berukuran kecil dengan warna kehijauan hingga kebiruan, namun bunga tersebut umumnya tidak terlalu mencolok. 

Biji yang dihasilkannya memiliki struktur yang sangat ringan dan halus, sehingga dapat dengan mudah terbawa oleh hembusan angin ke berbagai lokasi, membantu dalam penyebaran alami.

Jenis-jenis Jenggot Naga

Nama jenggot naga umumnya mengacu pada spesies Tillandsia usneoides. Meski begitu, secara umum istilah ini juga kerap digunakan untuk menyebut beberapa jenis tanaman lain dalam genus Tillandsia yang memiliki ciri serupa, terutama yang menyerupai tampilan lumut udara. 

Beberapa spesies di antaranya dikenal karena memiliki tampilan yang khas dan menarik.

Tillandsia usneoides

Spesies ini merupakan yang paling dikenal dengan julukan jenggot naga atau Spanish moss. Ciri utamanya adalah helaiannya yang menjuntai panjang dengan warna yang bervariasi dari hijau keperakan hingga abu-abu. 

Tanaman ini banyak dijumpai di kawasan Amerika bagian selatan, Amerika Tengah, serta Amerika Selatan. Tumbuh menggantung dari pepohonan dan memperoleh nutrisi serta air langsung dari udara sekitarnya.

Tillandsia recurvata

Spesies ini sering disebut Ball moss. Berbeda dari jenis sebelumnya, tanaman ini memiliki bentuk menyerupai bola kecil. Daunnya melengkung ke atas dan menyatu membentuk rumpun padat. 

Penyebarannya meliputi wilayah Amerika bagian selatan hingga ke kawasan Amerika Tengah. Biasanya tanaman ini tumbuh pada cabang pohon, tiang, atau struktur buatan lainnya.

Tillandsia bergeri

Jenis ini memiliki karakter daun berwarna hijau keabu-abuan yang cenderung lebih tebal dan kaku jika dibandingkan dengan T. usneoides. 

Tanaman ini membentuk roset kecil yang dapat menggantung secara alami. Habitat asalnya adalah Argentina. Karena tampilannya menarik serta tidak memerlukan perawatan khusus, spesies ini cukup populer sebagai elemen dekoratif.

Tillandsia setacea

Tanaman ini memiliki ciri khas berupa daun ramping dan panjang, dengan warna yang bervariasi dari hijau hingga merah kecokelatan. 

Dapat ditemukan di wilayah seperti Florida, kawasan Karibia, dan beberapa daerah di Amerika Tengah. Jenis ini tumbuh subur di lingkungan dengan kelembapan tinggi, seperti daerah rawa.

Tillandsia capillaris

Spesies ini berukuran kecil dan memiliki daun yang sangat lembut serta tipis, menyerupai helaian rambut. 

Asalnya dari wilayah Amerika Selatan. Bentuknya yang halus dan kecil sering terlihat seperti versi mini dari T. usneoides, dan biasanya tumbuh membentuk gumpalan yang padat.

Tillandsia stricta

Tanaman ini mempunyai daun yang lebih besar dan lebih tebal dibandingkan jenis T. usneoides, serta membentuk roset yang cenderung lebih padat. Asal tumbuhnya adalah Brasil. 

Jenis ini kerap dijadikan bagian dari desain taman vertikal atau sebagai penghias ruangan karena tampilannya yang menarik.

Tillandsia funckiana

Tanaman ini memiliki ciri daun tipis yang memanjang dan tersusun dalam bentuk spiral. Spesies ini berasal dari wilayah Venezuela. 

Salah satu keistimewaannya adalah tampilan tumbuh yang tidak biasa serta kemampuannya menghasilkan bunga berwarna merah terang, yang membuatnya tampak mencolok di antara jenis lain.

Tillandsia aeranthos

Jenis ini memiliki daun yang cukup lebar dan tegas, berwarna hijau menyala. Habitat asalnya berada di kawasan Amerika Selatan. 

Daya tarik utamanya terletak pada kemampuannya bertahan di berbagai macam kondisi lingkungan, sehingga sering dijadikan pilihan dalam dekorasi ruang atau taman.

Tips Merawat Jenggot Naga

Merawat jenis tanaman ini terbilang cukup mudah karena kemampuannya yang tinggi dalam beradaptasi serta tidak memerlukan media tanah untuk berkembang. 

Berikut beberapa panduan yang bisa diterapkan agar tanaman tetap sehat dan tumbuh optimal:

Pencahayaan

Tempatkan tanaman di lokasi yang memperoleh cahaya terang namun tidak langsung terpapar sinar matahari. Paparan matahari secara langsung dalam waktu lama bisa menyebabkan bagian tanaman mengering atau terbakar.

Jika diletakkan di dalam ruangan, kamu bisa memanfaatkan lampu khusus pertumbuhan tanaman agar kebutuhan cahaya tetap terpenuhi.

Penyiraman

Semprotkan air ke seluruh bagian tanaman sekitar dua hingga tiga kali setiap minggu. Jika berada di daerah yang lebih kering, frekuensi penyiraman dapat ditambah hingga setiap hari.

Sebaiknya gunakan air bebas klorin atau air hujan agar hasilnya lebih maksimal. Selain disemprot, tanaman juga bisa direndam selama 15 hingga 20 menit setiap minggu.

Pastikan seluruh bagian tanaman kering setelah proses penyiraman untuk mencegah pembusukan. Tempatkan di area dengan sirkulasi udara yang lancar.

Kelembapan

Tanaman ini tumbuh lebih baik di lingkungan dengan kadar kelembapan tinggi. 

Jika kamu tinggal di area dengan kelembapan rendah, disarankan menggunakan pelembap udara atau menempatkan tanaman di ruangan seperti kamar mandi atau dapur, di mana tingkat kelembapan cenderung lebih tinggi.

Aliran Udara

Tanaman ini memerlukan lingkungan dengan udara yang mengalir bebas. Letakkan di tempat yang terbuka, misalnya dekat jendela yang sering terbuka atau ruangan yang memiliki kipas angin untuk menjaga perputaran udara tetap lancar.

Pemberian Nutrisi Tambahan

Gunakan pupuk khusus untuk tanaman epifit atau bromelia yang dapat dilarutkan ke dalam air. Lakukan setiap empat hingga enam minggu sekali. Setelah dicampur, semprotkan larutan pupuk tersebut ke seluruh permukaan tanaman.

Jangan memberikan pupuk secara berlebihan karena hal ini bisa menyebabkan kerusakan pada daun, bahkan membuat tanaman mati.

Lokasi Penempatan

Tanaman ini sangat cocok digantung di tempat yang memungkinkan pertumbuhannya menjuntai ke bawah, seperti di cabang pohon, rak gantung, atau struktur lain yang mendukung posisi menggantung.

Tanaman juga bisa menjadi elemen dekoratif dalam ruangan atau diletakkan di dalam wadah seperti terarium, selama pencahayaan dan aliran udaranya mencukupi.

Perawatan Berkala

Buang bagian tanaman yang sudah kering atau mati agar tampilan tetap rapi dan tanaman tumbuh sehat.

Selain itu, bersihkan tanaman secara teratur agar debu atau kotoran yang menempel tidak mengganggu proses penyerapan air dan udara.

Penanganan Serangan Hama

Lakukan pemeriksaan secara rutin untuk mengidentifikasi adanya serangga pengganggu seperti tungau atau kutu daun. Jika ada tanda-tanda serangan, semprotkan larutan sabun lembut atau gunakan pestisida alami yang aman bagi tanaman.

Penyesuaian Lokasi Tumbuh

Tempatkan tanaman di area yang sesuai dengan kebutuhan tumbuhnya. Jenggot naga dapat hidup baik di dalam ruangan maupun di luar, selama kondisi lingkungannya mendukung.

Perawatan juga perlu disesuaikan dengan perubahan cuaca. Misalnya, di musim penghujan, kamu bisa mengurangi jumlah penyiraman karena tanaman akan mendapatkan kelembaban cukup dari udara sekitar.

Pupuk yang Tepat untuk Jenggot Naga

Merawat jenggot naga juga mencakup pemberian pupuk yang sesuai agar pertumbuhannya tetap optimal. Berikut ini beberapa panduan dan pilihan pupuk yang tepat untuk tanaman ini:

Pupuk Khusus Tanaman Epifit atau Bromelia

Gunakan pupuk yang diformulasikan khusus untuk tanaman epifit atau bromeliad. Jenis pupuk ini umumnya memiliki kandungan nutrisi yang mudah diserap dan cocok untuk tanaman yang hidup tanpa media tanah.

Pupuk Cair yang Bisa Dilarutkan dalam Air

Jenis pupuk cair yang mudah larut dalam air sangat praktis untuk diaplikasikan, cukup dengan menyemprotkannya langsung ke tanaman. 

Pilih pupuk dengan komposisi nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) yang seimbang, seperti formula 10-10-10 atau 20-20-20.

Pupuk yang Mengandung Unsur Hara Mikro

Pastikan pupuk yang digunakan mengandung unsur mikro penting seperti kalsium, magnesium, dan zat besi. Kandungan ini berperan penting dalam menjaga pertumbuhan daun dan meningkatkan daya tahan tanaman secara keseluruhan.

Cara Menggunakan Pupuk yang Tepat

Berikut ini adalah panduan penggunaan pupuk secara tepat untuk jenggot naga:

  • Lakukan pemupukan setiap 4 hingga 6 minggu. Hindari pemberian pupuk terlalu sering karena dapat menyebabkan penumpukan garam yang bisa berdampak buruk pada kesehatan tanaman.
  • Campurkan pupuk ke dalam air sesuai dengan takaran yang dianjurkan di label produk.
  • Semprotkan larutan pupuk secara merata ke seluruh permukaan tanaman, termasuk bagian daun-daun kecil agar seluruh tanaman mendapatkan nutrisi.
  • Sebagai alternatif, tanaman juga bisa direndam dalam larutan pupuk selama kurang lebih 15–20 menit guna memastikan bahwa unsur hara terserap dengan maksimal.
  • Waktu paling ideal untuk melakukan pemupukan adalah pada pagi atau sore hari ketika suhu udara tidak terlalu panas, agar larutan tidak cepat menguap dan tanaman bisa menyerap nutrisi secara optimal.
  • Gunakan air yang bebas dari klorin untuk melarutkan pupuk. Disarankan memakai air hujan atau air keran yang sudah didiamkan setidaknya selama 24 jam.
  • Jangan memberikan pupuk secara berlebihan karena kelebihan nutrisi dapat menyebabkan kerusakan pada daun, seperti munculnya bekas terbakar.
  • Perhatikan kondisi tanaman setelah pemupukan. Jika terlihat gejala seperti perubahan warna pada daun atau tanda-tanda kerusakan, sebaiknya segera kurangi jumlah atau frekuensi pemberian pupuk.

Penyakit yang Sering Terjadi pada Jenggot Naga

Jenggot naga umumnya cukup tangguh terhadap serangan penyakit, namun tetap bisa mengalami gangguan jika kondisi lingkungannya tidak sesuai. 

Berikut ini beberapa gangguan umum yang bisa terjadi beserta cara mengenali dan mengatasinya:

Pembusukan karena Kelembapan Berlebih

Ciri-ciri: Warna daun berubah menjadi cokelat atau kehitaman, teksturnya menjadi lembek, dan terkadang disertai aroma tidak sedap.

Penyebab: Lingkungan yang terlalu lembap, sirkulasi udara yang buruk, serta frekuensi penyiraman yang terlalu tinggi atau tanaman yang tidak cepat kering setelah disiram.

Solusi:

  • Kurangi intensitas penyiraman.
  • Pastikan area sekitar tanaman memiliki aliran udara yang lancar.
  • Gantung tanaman di tempat yang lebih kering dan berventilasi baik.

Akar Membusuk

Ciri-ciri: Bagian dasar tanaman terlihat membusuk dan tanaman mudah copot dari tempat menempelnya.

Penyebab: Kondisi akar yang terlalu lembap, padahal tanaman udara seperti Tillandsia tidak memerlukan kelembapan tinggi di area akar.

Solusi:

  • Buang bagian tanaman yang rusak menggunakan alat yang sudah disterilkan.
  • Tempatkan tanaman di lokasi yang lebih kering dengan sirkulasi udara lebih baik.
  • Hindari merendam tanaman terlalu lama dalam air.

Kekurangan Nutrisi

Ciri-ciri: Warna daun tampak pucat atau berubah, dan laju pertumbuhan menjadi lambat.

Penyebab: Tidak adanya atau kurangnya asupan nutrisi melalui pemupukan.

Solusi:

  • Gunakan pupuk khusus tanaman epifit yang larut dalam air setiap 4–6 minggu.
  • Selalu gunakan air bebas klorin, seperti air hujan atau air yang telah diendapkan, saat menyiram atau memupuk tanaman.

Infeksi Jamur

Tanda-tanda: Munculnya bintik berwarna hitam atau cokelat di permukaan daun.

Penyebab: Lingkungan terlalu lembap dan minim ventilasi udara.

Cara Mengatasi:

  • Pangkas dan buang bagian tanaman yang terinfeksi.
  • Gunakan semprotan fungisida yang aman bagi tanaman epifit.
  • Pastikan aliran udara di sekitar tanaman lancar.

Hama Tanaman

Tanda-tanda: Daun terlihat berlubang, berubah warna, atau terdapat bekas gigitan kecil. Terkadang ditemukan serangga seperti kutu putih atau tungau laba-laba.

Penyebab: Kehadiran serangga yang menyerang jaringan daun.

Cara Mengatasi:

  • Semprotkan air sabun atau gunakan insektisida organik yang ramah tanaman.
  • Lakukan pemeriksaan rutin untuk deteksi hama sedini mungkin.
  • Jauhkan tanaman yang terinfeksi dari tanaman lain untuk mencegah penyebaran.

Tanaman Mengalami Kekeringan

Tanda-tanda: Daun mengering, rapuh, dan warnanya memudar menjadi keabu-abuan atau pucat.

Penyebab: Kurangnya kelembapan udara dan penyiraman yang tidak memadai.

Cara Mengatasi:

  • Tambah frekuensi penyiraman jika tanaman berada di lingkungan kering.
  • Rutin menyemprot tanaman dengan air agar kelembapannya terjaga.
  • Tempatkan di area yang memiliki kelembapan tinggi, seperti kamar mandi atau dekat alat pelembap udara.

Kerusakan karena Paparan Sinar Matahari Langsung

Tanda-tanda: Daun terbakar yang ditandai dengan bintik-bintik hitam atau cokelat.

Penyebab: Terlalu banyak terkena sinar matahari langsung.

Cara Mengatasi:

  • Alihkan tanaman ke lokasi dengan cahaya terang tetapi tidak langsung.
  • Jika diletakkan di luar ruangan, sediakan peneduh untuk mengurangi intensitas sinar matahari yang diterima.

Sebagai penutup, tanaman jenggot naga bisa jadi pilihan menarik untuk mempercantik ruangan, asalkan dirawat dengan tepat agar tetap tumbuh sehat dan indah.

Terkini

KAI Logistik Bagikan 1.600 Buku Demi Generasi Emas

Kamis, 11 September 2025 | 18:46:51 WIB

KAI Commuter Catat Kenaikan Penumpang Periode 2025

Kamis, 11 September 2025 | 18:46:49 WIB

DAMRI Buka Lowongan Mekanik untuk Lulusan SMA SMK

Kamis, 11 September 2025 | 18:46:46 WIB

Jadwal Lengkap Bus Sinar Jaya Rute Parangtritis Malioboro

Kamis, 11 September 2025 | 18:46:44 WIB

Dermaga Pelabuhan Mamuju Capai Progres 70 Persen

Kamis, 11 September 2025 | 18:46:41 WIB