Petani Kopi Kintamani Diminta Pertahankan Kualitas Produk Unggul

Sabtu, 05 Juli 2025 | 08:23:07 WIB
Petani Kopi Kintamani Diminta Pertahankan Kualitas Produk Unggul

JAKARTA - Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli mengingatkan para petani kopi khususnya di kawasan Kintamani agar tidak terlena dengan tren positif bisnis kopi saat ini. Meski pasar berkembang pesat, kewaspadaan terhadap mutu produk harus terus dijaga agar kopi Kintamani tetap diminati konsumen dan mampu bersaing di pasar domestik maupun internasional.

Kepala Dinas PKP Bangli, I Wayan Sarma, menegaskan, “Mutu produk itu harus tetap dijaga, malah terus ditingkatkan, sehingga tetap dicari pasar.” Penegasan ini menjadi pengingat pentingnya menjaga kualitas kopi demi keberlanjutan bisnis.

Persaingan dan Tantangan Pasar Kopi

Wayan Sarma menjelaskan bahwa perkembangan bisnis kopi memang menggembirakan. Namun, dia mengingatkan persaingan pasar kopi sangat ketat karena produksi kopi tidak hanya dari Bangli, Bali, tapi juga daerah lain. “Produksi kopi banyak, jadi kita (Bangli, Bali) tidak sendirian. Karena itu, kualitas harus dipertahankan agar selalu mendapat tempat di pasar,” jelasnya. Ia juga menambahkan, “Dalam arti tetap digemari dan tidak ditinggal konsumen.”

Pemerintah tetap berkewajiban mengingatkan para pelaku bisnis kopi agar selalu waspada menjaga mutu produk. Kopi juga bukan hanya komoditas pertanian, melainkan mendukung sektor pariwisata.

Peran Kopi dalam Pariwisata Bali

Menurut Wayan, kopi kini menjadi bagian dari tren wisata melalui coffee shop dan perkebunan kopi yang menarik minat wisatawan. “Lihat saja coffee shop yang kini menjadi bagian dari tren wisata. Juga perkebunan kopi yang menjadi daya tarik wisatawan saat liburan di Bali,” ungkap pejabat asal Desa Tembuku ini.

Oleh karena itu, menjaga kualitas kopi Kintamani tak hanya penting bagi petani, tapi juga vital bagi pengembangan sektor pariwisata di Bali.

Budidaya Kopi Berkualitas untuk Keberlanjutan

Untuk menghasilkan kopi yang berkualitas, Wayan mengimbau petani menerapkan budidaya yang baik dan benar, mulai dari pemilihan bibit unggul, pemeliharaan tanaman, pengendalian hama, hingga proses panen dan penanganan pascapanen. Pengelolaan yang tepat menjadi kunci menjaga mutu kopi.

Keistimewaan Kopi Kintamani

Kopi Kintamani merupakan kopi jenis arabika dengan luas lahan mencapai 5.650 hektare dan produksi sekitar 15.555.300 ton, melibatkan 6.038 kepala keluarga. Kopi ini juga menjadi salah satu kopi pertama di Indonesia yang memperoleh Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dan sertifikat Indikasi Geografis.

“Cita rasa khasnya berasal dari aroma citrus yang disukai konsumen, karena kopi ini dibudidayakan di sela – sela tanaman jeruk,” jelas Wayan Sarma. Keunikan ini menjadikan kopi Kintamani memiliki daya tarik tersendiri di pasar.

Pasar Domestik dan Internasional

Kopi Kintamani tidak hanya dipasarkan di dalam negeri, tapi juga diekspor ke negara-negara seperti Jepang dan Malaysia. Harga biji kopi pascapanen saat ini berkisar antara Rp15 ribu hingga Rp16 ribu per kilogram, memberikan nilai tambah ekonomi bagi petani.

Dengan menjaga mutu dan mengembangkan budidaya kopi secara optimal, petani Kintamani dapat terus mempertahankan posisi kopi unggul di pasar sekaligus mendukung perekonomian dan pariwisata Bali.

Terkini

Vivo X200 Pro 2025, Desain Mewah dengan Performa Tangguh

Kamis, 11 September 2025 | 10:37:25 WIB

Infinix HOT 60 Pro Plus Hadir dengan Inovasi Besar

Kamis, 11 September 2025 | 10:37:24 WIB

Poco F7 Pro Hadir dengan Spesifikasi Lengkap dan Modern

Kamis, 11 September 2025 | 10:37:22 WIB

Harga Terjangkau, Tecno Spark 40 Hadir dengan Fitur Lengkap

Kamis, 11 September 2025 | 10:37:21 WIB

Lima Keunggulan Realme P3 5G, Smartphone Gaming Rp3 Jutaan

Kamis, 11 September 2025 | 10:37:19 WIB