JAKARTA - Dalam persiapan SEA Games 2025 yang akan diselenggarakan di Thailand pada 9–20 Desember 2025, terdapat aturan baru yang cukup signifikan terkait cabang olahraga bola basket. Federasi Bola Basket Thailand (Basketball Sport Association of Thailand/BSAT) dan panitia penyelenggara SEA Games memastikan bahwa tidak ada pemain naturalisasi yang diperbolehkan bermain dalam turnamen tersebut.
Hal ini berarti setiap tim peserta hanya dapat mengandalkan pemain lokal asli negara masing-masing tanpa kehadiran pemain yang di-naturalize atau diambil kewarganegaraannya secara khusus untuk memperkuat tim.
Pernyataan Resmi dari Perbasi
Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (DPP Perbasi), Nirmala Dewi, mengonfirmasi kebijakan ini. “Tidak ada jatah untuk pemain naturalisasi dalam SEA Games nanti, karena hasil rapat kami yang lalu di Bangkok, panitia melalui BSAT mengatakan setiap tim peserta tidak diperkenankan memainkan pemain naturalisasi,” ujar Nirmala.
Kebijakan ini mendapat perhatian serius dari DPP Perbasi karena akan memengaruhi komposisi tim nasional basket Indonesia yang selama ini sempat mengandalkan pemain naturalisasi dalam berbagai turnamen internasional.
Prioritas pada Pemain Lokal dan Pengembangan Generasi Muda
Panitia SEA Games 2025 menegaskan komitmen mereka untuk mengutamakan pemain lokal murni dari setiap negara peserta. Keputusan ini didasari oleh keinginan untuk memberikan kesempatan lebih luas bagi atlet-atlet muda asli yang berasal dari negara masing-masing untuk berkiprah di level regional.
“Jadi mereka (panitia) lebih mengutamakan pemain lokal saja yang bisa bermain, makanya itu menjadi pertimbangan kami untuk melakukan pencarian pemain muda yang bisa diproyeksikan untuk bermain,” lanjut Nirmala Dewi.
Dengan adanya larangan pemain naturalisasi, masing-masing federasi, termasuk Indonesia, dipaksa untuk lebih serius dalam mengembangkan talenta muda agar dapat bersaing secara fair di SEA Games nanti.
Potensi Pemain Basket Indonesia di SEA Games 2025
Sekjen Perbasi juga menegaskan optimisme terhadap kualitas pemain basket Indonesia yang saat ini cukup mumpuni. Banyak atlet muda berbakat yang telah menunjukkan performa impresif dan siap membawa Indonesia mempertahankan prestasi di SEA Games 2025.
“Stok pebasket Indonesia merupakan pemain yang mumpuni dan berkualitas. Sebab, skuad timnas basket Indonesia yang menjuarai SEA Games 2021 di Vietnam masih berada di rentang usia yang relatif muda, seperti Abraham Damar Grahita, Yudha Saputera, dan Muhamad Arighi,” jelas Nirmala.
Selain itu, sejumlah nama pemain muda potensial lain seperti Ali Bagir, Julian Chalias, Ari Daffa, dan Pandu Wiguna juga menjadi andalan untuk memperkuat timnas pada ajang tersebut.
Perbedaan dengan Aturan FIBA
Menariknya, aturan ketat dari panitia SEA Games 2025 ini berbeda dengan standar internasional yang diterapkan oleh FIBA (Federasi Bola Basket Internasional). FIBA memperbolehkan setiap tim nasional memasukkan satu pemain naturalisasi ke dalam skuadnya pada kompetisi resmi.
Larangan total terhadap pemain naturalisasi di SEA Games 2025 tentu menjadi kebijakan yang cukup unik dan menimbulkan tantangan baru bagi tim-tim nasional di Asia Tenggara, khususnya Indonesia yang selama ini memanfaatkan pemain naturalisasi untuk meningkatkan kualitas skuad.
Implikasi dan Tantangan Bagi Timnas Basket Indonesia
Dengan aturan baru ini, Indonesia dihadapkan pada tantangan untuk mempertahankan prestasi tanpa mengandalkan pemain naturalisasi. Namun, di sisi lain, ini menjadi peluang bagi pengembangan pemain asli yang selama ini mungkin kurang mendapat kesempatan bermain dalam level kompetisi tinggi.
DPP Perbasi kini fokus mencari dan mempersiapkan pemain muda yang dapat berkontribusi maksimal pada SEA Games 2025. Upaya ini sekaligus menjadi investasi jangka panjang demi kemajuan bola basket Indonesia.
Larangan penggunaan pemain naturalisasi pada cabang bola basket SEA Games 2025 oleh panitia penyelenggara Thailand memberikan dampak besar terhadap strategi tim nasional setiap negara peserta. Indonesia yang memiliki stok pemain muda berkualitas optimistis dapat beradaptasi dan bersaing dengan basis pemain lokal.
Aturan ini sekaligus menjadi momentum penting dalam pengembangan sumber daya manusia di bidang olahraga bola basket di Asia Tenggara, mengutamakan keaslian pemain sebagai identitas dan kebanggaan nasional.
Pesta olahraga SEA Games 2025 nanti tidak hanya menjadi ajang pertandingan antar negara, tetapi juga ajang pembuktian kekuatan pemain lokal dalam membangun prestasi olahraga secara berkelanjutan.