JAKARTA - Di tengah perkembangan teknologi yang begitu pesat, gadget kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat modern. Lebih dari sekadar alat komunikasi, gadget telah berubah fungsi menjadi jendela ilmu dan media utama untuk memperoleh informasi serta menyebarkan berbagai pesan positif. Dalam konteks ini, pemanfaatan gadget secara tepat sangat berpotensi memperkuat literasi digital yang sehat di masyarakat. Pendapat ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Pemuda Al-Khairiyah, Sulaiman Sofyan, dalam sebuah acara yang mengangkat tema pentingnya kolaborasi dan literasi media sebagai fondasi diplomasi Indonesia dan Islam di kancah global.
Menurut Sulaiman, keberadaan gadget tidak hanya memberikan kemudahan berkomunikasi, melainkan juga membuka akses luas terhadap ilmu pengetahuan dan perubahan sosial yang terjadi secara cepat. "Gadget hari ini bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga jendela ilmu dan perubahan. Jika dimanfaatkan secara arif, ia menjadi sarana membangun kesadaran publik akan pentingnya hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan," tegasnya. Pernyataan ini menyoroti bahwa gadget memiliki potensi besar untuk membentuk kesadaran kolektif dalam masyarakat, khususnya dalam hal gaya hidup sehat dan kepedulian lingkungan.
Dalam era digital yang sarat dengan berbagai informasi, literasi digital menjadi salah satu kemampuan yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap individu, terutama generasi muda. Literasi digital sehat tidak hanya berarti mampu mengakses informasi, tetapi juga mampu memilah dan menggunakan informasi tersebut secara bijak serta bertanggung jawab. Sulaiman menekankan bahwa penggunaan gadget harus diarahkan untuk menciptakan ekosistem digital yang positif dan konstruktif, yang mampu mengedukasi masyarakat sekaligus memperkuat jati diri keislaman.
Tak hanya itu, literasi digital yang tumbuh melalui gadget dan media sosial juga memiliki fungsi strategis dalam menyebarkan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin. Hal ini berarti, selain sebagai alat komunikasi, gadget dapat digunakan untuk memperkuat diplomasi kemanusiaan dan perdamaian di tingkat global. Dalam sambutannya, Sulaiman mengajak pemuda Indonesia, khususnya yang aktif dalam organisasi keislaman, untuk aktif mengambil bagian dalam narasi global yang tidak hanya terbatas pada isu-isu internasional yang besar seperti Palestina, tetapi juga isu-isu lokal yang memiliki dampak internasional seperti perubahan iklim, kesehatan masyarakat, dan pengelolaan lingkungan.
"Kita ingin pemuda Indonesia, khususnya dari organisasi keislaman, turut ambil bagian dalam narasi global. Tidak hanya bersuara untuk Palestina, tetapi juga mengangkat isu-isu lokal yang berdampak internasional, seperti perubahan iklim, kesehatan masyarakat, dan pengelolaan lingkungan," ujarnya dengan penuh semangat. Ini menunjukkan bahwa literasi digital tidak hanya soal kemampuan mengakses informasi, tetapi juga tentang bagaimana informasi tersebut bisa digunakan untuk mempengaruhi perubahan positif secara luas.
Acara Talkshow Kolaborasi dan Literasi Media yang digelar dalam rangka memperkuat peran pemuda dalam komunikasi global dan pembangunan bangsa ini menghadirkan berbagai elemen masyarakat mulai dari pemuda, aktivis media, hingga akademisi. Semua peserta sepakat bahwa penguatan kolaborasi dan literasi media merupakan pilar penting untuk menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks, terutama di tengah derasnya arus informasi digital yang kerap bias dan menyesatkan.
Dalam diskusi tersebut, ditekankan bahwa membangun ekosistem digital yang sehat bukanlah tugas yang mudah dan harus dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh lapisan masyarakat. Generasi muda sebagai penerus bangsa memiliki peran vital untuk memberdayakan literasi digital sehat, sekaligus menjaga nilai-nilai budaya dan keagamaan yang menjadi identitas bangsa. Dengan pemanfaatan gadget secara tepat dan bertanggung jawab, generasi muda diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif tidak hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga masyarakat luas.
Selain itu, literasi digital yang sehat juga berkontribusi dalam memperkuat diplomasi Indonesia dan Islam di panggung dunia. Sulaiman menegaskan, "Kita tidak hanya ingin didengar, tetapi juga diikuti. Itulah misi diplomasi Islam: membawa pesan kebaikan dari Indonesia untuk dunia." Dengan kata lain, melalui penggunaan media digital yang sehat dan tepat, pesan-pesan damai, kebaikan, dan nilai-nilai kemanusiaan dapat tersampaikan dengan lebih efektif kepada audiens global.
Peran gadget sebagai alat untuk diplomasi ini sangat penting mengingat dunia saat ini semakin terhubung dan informasi dapat tersebar dalam hitungan detik. Oleh sebab itu, literasi digital yang sehat tidak hanya berperan dalam mengurangi penyebaran hoaks atau informasi palsu, tetapi juga menjadi sarana untuk memperkuat citra bangsa dan nilai-nilai keislaman yang moderat dan damai.
Mengelola penggunaan gadget dengan bijak menjadi salah satu kunci utama dalam membangun masyarakat yang tidak hanya melek teknologi, tetapi juga memiliki kesadaran kritis dan kepekaan sosial. Dengan dukungan literasi digital yang kuat, masyarakat dapat memanfaatkan teknologi untuk membangun komunikasi yang positif, memajukan pendidikan, dan mengangkat berbagai isu penting yang berdampak pada kemajuan bangsa dan dunia.
Sebagai kesimpulan, peran gadget dalam kehidupan masyarakat saat ini sangat krusial jika digunakan secara bijaksana dan bertanggung jawab. Literasi digital yang sehat menjadi fondasi untuk mewujudkan masyarakat yang tidak hanya mampu bersaing di dunia digital, tetapi juga mampu menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan keislaman. Melalui upaya bersama dalam penguatan kolaborasi dan literasi media, generasi muda dapat menjadi ujung tombak diplomasi yang membawa pesan perdamaian dan kebaikan dari Indonesia ke seluruh penjuru dunia.
Dengan demikian, pemanfaatan gadget yang tepat bukan sekadar kebutuhan teknis, melainkan sebuah langkah strategis dalam membangun masyarakat digital yang sehat, cerdas, dan berdaya saing, sekaligus memperkuat peran diplomasi Indonesia dan Islam di kancah global.