JAKARTA - Minyak jelantah, yang selama ini kerap dipandang sebagai limbah rumah tangga yang sulit diolah dan berpotensi mencemari lingkungan, kini mendapat perhatian khusus di Kota Depok. Pemerintah Kota (Pemkot) Depok berhasil membuktikan bahwa limbah ini bisa menjadi aset bernilai ekonomi sekaligus sarana pemberdayaan masyarakat. Lewat program inovatif dan kolaborasi bersama Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK), Depok sukses memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk pengumpulan minyak jelantah terbanyak.
Pada acara pemecahan rekor yang digelar di Balai Kota Depok, Ketua TP-PKK Kota Depok, Siti Barkah Hasanah, bersama Wali Kota Depok Supian Suri secara simbolis menuangkan minyak jelantah yang telah dikumpulkan dari warga. Ini bukan hanya sebuah seremoni, melainkan pencapaian yang membuktikan bahwa program pengelolaan minyak jelantah yang digagas sejak Mei telah berjalan dengan sangat baik dan melibatkan partisipasi luas masyarakat.
Jumlah minyak jelantah yang berhasil dikumpulkan mencapai 45.300 liter. Angka ini bukan hanya memecahkan rekor nasional, tapi juga menegaskan betapa besarnya kesadaran warga dalam mengelola limbah rumah tangga secara bertanggung jawab dan ramah lingkungan. Total 220.000 warga, kader PKK, dan mitra dari seluruh penjuru Kota Depok terlibat dalam program ini. Partisipasi yang massif ini menunjukkan bahwa ketika pemerintah dan masyarakat bersinergi, solusi masalah lingkungan bisa diraih secara efektif.
Program yang dikenal dengan nama “Sembako Rakyat Minyak Jelantah Sampah Ekonomis” bukan sekadar pengumpulan limbah. Program ini membawa konsep baru dalam pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan limbah minyak jelantah secara produktif. Dengan memanfaatkan minyak jelantah yang terkumpul, Pemkot Depok bersama mitra berencana mengolahnya menjadi produk bernilai ekonomi, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan warga sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Peran TP-PKK dalam program ini sangat vital. Kader-kader PKK di setiap tingkat RW dan RT menjadi ujung tombak yang menggerakkan warga untuk berpartisipasi aktif. Mereka mengedukasi pentingnya memilah minyak jelantah, cara pengumpulan yang benar, serta membangun kesadaran bahwa limbah rumah tangga tersebut memiliki nilai ekonomis yang bisa dioptimalkan. Dengan pendekatan langsung di lingkungan masyarakat, TP-PKK berhasil menyentuh dan melibatkan ribuan keluarga dalam kampanye pengumpulan minyak jelantah.
Wali Kota Depok Supian Suri menegaskan bahwa pencapaian ini merupakan hasil kerja keras seluruh elemen masyarakat yang bersatu padu dalam menjaga lingkungan dan menciptakan peluang baru dari limbah yang selama ini diabaikan. “Keberhasilan ini bukan hanya soal angka pengumpulan, tetapi juga cerminan kesadaran kolektif kita untuk menjaga bumi sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.
Selain itu, Supian menekankan bahwa program pengelolaan minyak jelantah ini menjadi model yang bisa diadopsi oleh daerah lain. Dengan pengelolaan yang terorganisir, limbah rumah tangga yang sering menjadi masalah ini bisa berubah menjadi sumber daya baru yang bernilai ekonomi sekaligus ramah lingkungan. “Kami berharap keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi daerah lain agar dapat menerapkan program serupa demi lingkungan yang lebih bersih dan masyarakat yang lebih sejahtera,” tambahnya.
Minyak jelantah selama ini menjadi masalah serius jika dibuang sembarangan. Limbah ini bisa mencemari tanah, air, dan udara serta berkontribusi pada pencemaran lingkungan yang berdampak buruk pada kesehatan masyarakat. Namun dengan program pengumpulan yang sistematis, minyak jelantah bisa dikonversi menjadi bahan baku yang berguna, seperti produksi biodiesel, sabun, atau bahan bakar ramah lingkungan lainnya.
Ketua TP-PKK, Siti Barkah Hasanah, menambahkan bahwa peran kader PKK sangat sentral dalam memastikan keberhasilan program ini. Mereka tidak hanya mengorganisasi pengumpulan, tetapi juga memberikan edukasi dan sosialisasi mengenai pentingnya memilah minyak jelantah dengan benar agar bisa diolah menjadi produk bernilai tambah. “Kami terus mendorong kader untuk menjangkau setiap keluarga agar mereka mengerti pentingnya pengelolaan limbah yang baik,” ujarnya.
Program ini juga berhasil membangun kesadaran sosial yang tinggi di masyarakat. Melibatkan lebih dari 220.000 warga dalam pengumpulan minyak jelantah menunjukkan bahwa warga Depok tidak hanya peduli terhadap lingkungan, tetapi juga aktif berkontribusi dalam solusi yang menguntungkan bersama.
Pengumpulan minyak jelantah sebanyak 45.300 liter dalam waktu kurang dari tiga bulan merupakan prestasi luar biasa yang tidak mudah diraih. Antusiasme warga sangat tinggi dan menjadi bukti kekuatan gotong-royong dalam masyarakat Depok. Hal ini membuktikan bahwa solusi lingkungan bisa dicapai melalui kolaborasi pemerintah, lembaga pemberdayaan masyarakat, dan masyarakat itu sendiri.
Selain memberikan manfaat lingkungan, program ini juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat. Minyak jelantah yang terkumpul dapat diolah menjadi produk bernilai jual yang dapat meningkatkan pendapatan warga dan membuka lapangan kerja baru di sektor pengolahan limbah. Pendekatan pemberdayaan ekonomi ini sangat penting untuk menjaga keberlanjutan program.
Dukungan penuh pemerintah daerah terlihat dari sosialisasi, penyediaan fasilitas pengumpulan, serta pendampingan teknis dalam pengolahan minyak jelantah. Sinergi antara pemerintah, TP-PKK, kader, dan warga menjadi faktor kunci keberhasilan yang bisa dijadikan contoh bagi daerah lain.
Melalui program ini, Kota Depok menunjukkan bahwa pengelolaan limbah rumah tangga dapat menjadi gerakan kolektif yang memberikan dampak besar. Tidak hanya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan, tetapi juga membuka peluang pemberdayaan ekonomi masyarakat secara luas.
Momentum pemecahan rekor MURI ini menjadi titik awal agar program pengumpulan dan pengolahan minyak jelantah bisa terus dikembangkan dan diperluas cakupannya. Depok berkomitmen untuk terus menggerakkan masyarakat agar limbah rumah tangga bisa dimanfaatkan secara optimal demi masa depan yang lebih bersih, sehat, dan sejahtera.
Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa dengan komitmen dan kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat, permasalahan lingkungan sekalipun dapat diubah menjadi peluang positif yang membawa manfaat besar bagi banyak pihak.