Dokter Ingatkan Penting Cek Fertilitas Sebelum Menunda Kehamilan

Senin, 07 Juli 2025 | 13:05:37 WIB
Dokter Ingatkan Penting Cek Fertilitas Sebelum Menunda Kehamilan

JAKARTA - Menunda kehamilan kini menjadi pilihan banyak pasangan usia subur, baik karena alasan kesehatan, kesiapan mental, maupun kondisi ekonomi. Namun, keputusan untuk menunda kehamilan tidak bisa dilakukan sembarangan tanpa mempertimbangkan kondisi kesehatan reproduksi secara matang. Memahami status fertilitas adalah langkah krusial agar penundaan tersebut tidak berujung pada masalah kesuburan yang serius di kemudian hari.

Hal ini ditegaskan oleh Prof. Dr. dr. Rajuddin, Sp.OG(K)., subsp. FER, seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang berfokus pada fertilitas dan endokrinologi reproduksi di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin Banda Aceh. Dalam sebuah dialog interaktif, beliau menekankan bahwa menunda kehamilan bukan perkara yang sederhana dan harus didasari oleh pemeriksaan kesehatan reproduksi terlebih dahulu.

“Kalau kita berbicara menunda kehamilan, menunda kehamilan itu biasanya ada alasannya, apakah dia masih dalam kategori reproduksi muda atau masih sehat, dia ingin menunda kehamilan, atau sudah reproduksi lanjut. Hal ini pasti harus dikonsultasikan kepada dokter,” ujar Prof. Rajuddin dengan tegas. Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya konsultasi medis agar keputusan menunda kehamilan dapat dipertimbangkan secara bijak, tanpa risiko yang tidak diinginkan di masa depan.

Salah satu hal utama yang harus diperiksa sebelum menunda kehamilan adalah status fertilitas seorang perempuan. Menurut Prof. Rajuddin, penting untuk mengetahui apakah seseorang memiliki kemampuan untuk hamil atau tidak, sebelum memutuskan menunda kehamilan. “Menunda kehamilan itu kita juga harus cek fertilitasnya, apakah dia mengalami infertilitas atau tidak, artinya ketidakmampuan status fertilitasnya itu dia mampu hamil, nah kalau dia mampu berarti kita tunda dulu kehamilannya,” jelasnya.

Kenyataan bahwa beberapa perempuan baru menyadari adanya gangguan kesuburan saat usia mereka sudah mulai bertambah menegaskan perlunya pemeriksaan fertilitas sedini mungkin. Dengan melakukan pengecekan, perempuan bisa mengantisipasi dan merencanakan kehamilan dengan lebih tepat, sehingga menghindari risiko kesulitan hamil di kemudian hari yang semakin meningkat seiring bertambahnya usia.

Prof. Rajuddin juga mengingatkan pentingnya mengetahui status reproduksi melalui pemeriksaan medis secara menyeluruh. Ia menyarankan agar apabila ada keraguan atau ketidaktahuan mengenai kondisi kesuburan, sebaiknya segera melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis kandungan. “Kalau kita sudah tahu status perempuan itu, baru bisa kita tunda kehamilannya. Namun kalau kita belum tahu, kita ragu, alangkah baiknya kita cek saja ke dokter dulu,” tambahnya.

Langkah pemeriksaan ini sangat penting agar keputusan menunda kehamilan dapat dilakukan dengan rasa aman dan perencanaan matang. Hal tersebut akan mencegah kekhawatiran serta konsekuensi yang tidak diinginkan terkait kesuburan di masa mendatang. Penundaan kehamilan bukan berarti menunda perhatian terhadap kesehatan reproduksi, melainkan mengedepankan pengetahuan dan kesiapan agar program kehamilan bisa berjalan sesuai harapan.

Edukasi tentang pemeriksaan fertilitas dan konsultasi ke dokter kandungan ini menjadi kunci utama agar masyarakat, khususnya pasangan usia subur di Aceh, dapat mengambil keputusan yang tepat dan bijak. Dengan pemahaman yang baik mengenai kesehatan reproduksi, diharapkan keluarga dapat merencanakan kehamilan secara optimal dan terhindar dari risiko infertilitas.

Di samping itu, pemeriksaan rutin ke dokter spesialis kandungan juga menjadi bagian dari upaya menjaga kesehatan reproduksi secara menyeluruh. Dengan demikian, perempuan tidak hanya mengetahui status fertilitasnya, tetapi juga dapat mendeteksi dan menangani berbagai masalah kesehatan reproduksi sejak dini.

Kesadaran ini penting ditumbuhkan agar program penundaan kehamilan tidak menjadi bumerang yang berujung pada kesulitan memiliki keturunan. Ketika setiap pasangan mampu mengetahui dan mengelola kondisi kesehatannya dengan baik, proses perencanaan keluarga akan berjalan lancar dan terarah.

Penundaan kehamilan yang dilakukan tanpa konsultasi dan pemeriksaan kesehatan dapat berpotensi menyebabkan komplikasi, seperti menurunnya peluang kehamilan hingga infertilitas permanen. Oleh karena itu, langkah antisipatif berupa pemeriksaan fertilitas harus menjadi standar sebelum mengambil keputusan penting ini.

Kesimpulannya, menunda kehamilan bukan sekadar keputusan waktu, tapi juga soal kesiapan fisik dan kesehatan reproduksi yang harus dipastikan melalui pemeriksaan medis. Dengan pendekatan yang tepat, menunda kehamilan bisa menjadi strategi yang aman dan efektif untuk mencapai rencana keluarga yang diinginkan tanpa mengorbankan kesuburan.

Semoga dengan meningkatnya edukasi dan akses konsultasi medis, masyarakat semakin sadar pentingnya menjaga kesehatan reproduksi sejak dini. Kehamilan yang direncanakan dengan baik adalah kunci untuk melahirkan generasi sehat dan berkualitas di masa depan.

Terkini

Rasakan Sensasi Skydiving dengan Berbagai Jenis Serunya

Jumat, 12 September 2025 | 16:14:32 WIB

Jadwal Siaran Super League Ada Persib Lawan Persebaya

Jumat, 12 September 2025 | 16:14:31 WIB

10 Tempat Wisata Wakatobi yang Menawan untuk Liburan

Jumat, 12 September 2025 | 16:14:29 WIB

9 Destinasi Wisata Bangka Belitung yang Menawan

Jumat, 12 September 2025 | 16:14:28 WIB

Jelajahi 10 Bukit Papua untuk Wisata Alam Tak Terlupakan

Jumat, 12 September 2025 | 16:14:26 WIB