Mengelola Gadget Anak Agar Konsentrasi Belajar Tetap Optimal

Selasa, 08 Juli 2025 | 09:24:48 WIB
Mengelola Gadget Anak Agar Konsentrasi Belajar Tetap Optimal

JAKARTA - Di era digital saat ini, gadget telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, termasuk bagi anak-anak. Namun, kemudahan akses teknologi ini ternyata membawa dampak signifikan terhadap kualitas belajar anak. Bukan hanya penggunaan aktif gadget yang mengganggu fokus belajar, tapi bahkan kehadiran gadget itu sendiri meski hanya menampilkan notifikasi atau bergetar sudah cukup untuk memecah konsentrasi anak saat sedang berusaha memahami pelajaran.

Mutia Aprilia Permata Kusumah, seorang psikolog anak dan remaja dari Klinik Nest dan TigaGenerasi, mengungkapkan bahwa gangguan konsentrasi akibat gadget bukanlah fenomena sepele. Menurutnya, handphone atau gadget lainnya menjadi salah satu penyebab utama berkurangnya daya fokus anak ketika belajar, baik di sekolah maupun di rumah. Ia menjelaskan, "Bahkan kalau handphone-nya tidak berbunyi, hanya bergetar atau menampilkan notifikasi di layar, itu sudah cukup untuk mengalihkan perhatian anak dari pelajaran."

Hal ini menunjukkan bahwa masalah tidak hanya terletak pada penggunaan gadget secara aktif, tetapi juga pada distraksi pasif yang sering diremehkan oleh orang tua maupun pendidik. Saat anak sedang mengerjakan tugas atau mendengarkan pelajaran, sekilas getaran atau munculnya notifikasi bisa memecah fokus mereka, walau hanya berlangsung beberapa detik. Meski singkat, gangguan ini menguras energi kognitif anak karena mereka harus berusaha mengembalikan perhatian ke pelajaran yang sedang berlangsung. Jika gangguan semacam ini terjadi berulang kali, tentu saja kualitas belajar dan produktivitas anak menjadi menurun.

Selain notifikasi, kehadiran gadget di tangan anak juga menghadirkan godaan yang sulit dihindari. Dalam kondisi bosan atau menghadapi kesulitan memahami materi, anak cenderung terdorong membuka galeri foto, bermain aplikasi, atau menjelajah media sosial yang sama sekali tidak berhubungan dengan pelajaran. Mutia menekankan bahwa gangguan ini bukan hanya terjadi ketika anak bermain gim atau media sosial, tapi juga saat mereka mencari pelarian dari kebosanan belajar. Situasi ini semakin memperjelas bahwa gadget menjadi pengalih perhatian yang efektif, yang dapat menghambat proses belajar anak secara keseluruhan.

Menariknya, dampak distraksi akibat gadget ini tidak hanya dialami oleh anak-anak saja, tetapi juga orang dewasa. Mutia menuturkan bahwa gangguan fokus saat menggunakan gadget kerap dialami oleh banyak orang, terutama ketika mereka mencoba berkonsentrasi dalam pekerjaan atau aktivitas tertentu. Oleh sebab itu, Mutia menegaskan pentingnya lingkungan belajar yang minim distraksi digital, terutama bagi anak usia sekolah dasar dan menengah pertama.

Beberapa daerah di Indonesia mulai mengambil langkah tegas untuk mengatasi masalah ini. Misalnya, Pemerintah Kota Bekasi memberlakukan larangan membawa handphone bagi pelajar SD dan SMP. Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, menyatakan bahwa mulai tahun ajaran baru, pelajar tidak diperbolehkan membawa HP ke sekolah, sebagai upaya meminimalisasi gangguan belajar yang disebabkan oleh gadget dan mengembalikan metode pembelajaran yang lebih konvensional. Mutia menilai kebijakan ini dapat memberikan ruang bagi anak-anak untuk fokus belajar tanpa gangguan, sehingga peluang menyerap materi pelajaran menjadi lebih besar.

Namun, Mutia juga mengingatkan bahwa upaya mengurangi distraksi gadget tidak cukup hanya dengan aturan di sekolah. Diperlukan dukungan sinergis dari orang tua dan lingkungan rumah untuk menciptakan pengelolaan penggunaan gadget yang sehat. Sekolah bisa menyediakan alternatif pembelajaran digital tanpa harus bergantung pada gadget pribadi siswa, sementara orang tua harus membuat aturan tegas mengenai kapan dan di mana anak boleh menggunakan gadget. Contohnya, melarang anak bermain gadget saat makan atau sebelum tidur agar waktu tersebut digunakan untuk interaksi keluarga atau istirahat yang cukup.

Selain itu, penting untuk melibatkan anak dalam diskusi mengenai penggunaan gadget agar mereka paham alasan di balik pembatasan yang diterapkan. Dengan begitu, anak tidak merasa dikekang, melainkan memahami manfaat dari pengaturan tersebut untuk mendukung konsentrasi dan kesehatan mental mereka.

Masalah distraksi dari gadget ini menjadi tantangan baru dalam dunia pendidikan dan pengasuhan anak di era digital. Sementara gadget memberikan banyak manfaat sebagai alat bantu pembelajaran, penggunaannya yang tidak terkendali justru membawa risiko bagi kemampuan anak dalam berkonsentrasi dan memproses informasi. Kondisi ini membutuhkan kesadaran dan tindakan bersama dari berbagai pihak untuk memastikan anak bisa belajar secara efektif tanpa terganggu oleh teknologi yang ada.

Secara keseluruhan, hadirnya gadget memang tidak bisa dihindari, tetapi pengaruhnya terhadap konsentrasi belajar anak harus dikelola dengan baik. Dengan pengaturan yang tepat, lingkungan belajar yang kondusif, serta dukungan dari sekolah dan keluarga, anak-anak dapat menikmati manfaat teknologi sekaligus mempertahankan fokus belajar yang optimal.

Terkini

Rasakan Sensasi Skydiving dengan Berbagai Jenis Serunya

Jumat, 12 September 2025 | 16:14:32 WIB

Jadwal Siaran Super League Ada Persib Lawan Persebaya

Jumat, 12 September 2025 | 16:14:31 WIB

10 Tempat Wisata Wakatobi yang Menawan untuk Liburan

Jumat, 12 September 2025 | 16:14:29 WIB

9 Destinasi Wisata Bangka Belitung yang Menawan

Jumat, 12 September 2025 | 16:14:28 WIB

Jelajahi 10 Bukit Papua untuk Wisata Alam Tak Terlupakan

Jumat, 12 September 2025 | 16:14:26 WIB