ITMG Memperkuat Portofolio dengan Akuisisi Saham Nikel NICE

Selasa, 08 Juli 2025 | 13:57:10 WIB
ITMG Memperkuat Portofolio dengan Akuisisi Saham Nikel NICE

JAKARTA - Dalam menghadapi era transisi energi dan upaya pengembangan sumber daya mineral yang semakin strategis, PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) mengambil langkah penting dengan resmi mengakuisisi saham PT Adhi Kartiko Pratama Tbk. (NICE) sebesar 9,62%. Langkah ini memperlihatkan sinergi industri pertambangan nasional yang kian menguat serta dukungan terhadap arah kebijakan pemerintah, khususnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang mendorong pengembangan sektor mineral seperti nikel sebagai bagian dari program energi hijau.

Berdasarkan laporan kepemilikan investor yang dirilis oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), ITMG kini menjadi salah satu pemegang saham terbesar di NICE dengan kepemilikan mencapai hampir 10 persen. Hal ini menjadi momentum penting bagi ITMG untuk memperluas portofolio usahanya dari fokus utama di sektor batu bara menuju bisnis mineral logam yang kini tengah mengalami lonjakan permintaan global, terutama nikel yang digunakan sebagai bahan baku utama baterai kendaraan listrik.

Sebagai perusahaan yang sudah malang melintang di industri pertambangan batu bara, ITMG memiliki keunggulan finansial yang cukup kuat untuk mengeksekusi rencana ekspansi ini. Diketahui, ITMG memiliki struktur keuangan yang sehat dengan total aset yang terus tumbuh, sementara saldo kas perusahaan hingga awal tahun ini mencapai US$1 miliar, menunjukkan kapasitas modal yang solid untuk mendukung berbagai inisiatif bisnis baru.

PT Adhi Kartiko Pratama sendiri merupakan perusahaan pertambangan nikel dengan konsesi utama yang terletak di Desa Lameruru, Kecamatan Langgikima, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, dengan luas area mencapai hampir 2.000 hektare. Lokasi tambang ini memiliki potensi besar karena daerah tersebut merupakan salah satu kawasan pengembangan mineral nikel di Indonesia yang sudah diakui secara nasional dan internasional.

Perusahaan ini baru melakukan penawaran umum saham perdana (IPO) pada awal tahun sebelumnya, berhasil menghimpun dana sebesar Rp532,78 miliar untuk mendukung ekspansi proyek tambang. Pasca IPO, NICE menunjukkan tren positif dalam pengembangan proyek serta kinerja operasional yang mulai stabil, sehingga menarik perhatian investor besar seperti ITMG yang ingin memanfaatkan momentum pertumbuhan tersebut.

Di pasar modal, kehadiran ITMG sebagai pemegang saham strategis memberikan sentimen positif. Saham NICE meroket hingga hampir 25 persen dalam satu hari perdagangan setelah pengumuman tersebut, mencapai harga tertinggi sepanjang tahun 2025. Kenaikan signifikan ini menandakan keyakinan pasar terhadap potensi dan kinerja masa depan perusahaan tambang nikel ini, apalagi didukung oleh latar belakang dan kapabilitas ITMG sebagai pemain besar di sektor pertambangan.

Kebijakan pemerintah, khususnya dari Kementerian ESDM, semakin menguatkan arah pengembangan sektor mineral nonbatubara seperti nikel. Dalam berbagai regulasi dan peta jalan pengembangan energi nasional, nikel menjadi salah satu fokus utama karena perannya yang vital dalam mendukung program kendaraan listrik dan pengembangan energi terbarukan. Hal ini secara tidak langsung memberikan keuntungan strategis bagi perusahaan tambang nikel di Indonesia untuk berkembang dan berinovasi.

Transformasi ITMG dari perusahaan tambang batu bara menjadi pemain penting di bidang mineral nikel ini juga mencerminkan respons yang adaptif terhadap perubahan global dalam sektor energi dan pertambangan. Tekanan internasional terhadap pengurangan emisi karbon serta pergeseran investasi ke sektor energi hijau membuat perusahaan tambang batu bara mencari peluang diversifikasi bisnis agar tetap relevan dan berkelanjutan.

Melalui pengembangan portofolio di sektor nikel, ITMG berkomitmen untuk mengoptimalkan peluang pertumbuhan yang bersifat jangka panjang dan ramah lingkungan. Keterlibatan di NICE memungkinkan ITMG memperkuat pijakan di bisnis mineral yang berkontribusi langsung pada produksi bahan baku baterai kendaraan listrik, yang diperkirakan permintaannya akan terus meningkat seiring akselerasi penggunaan teknologi ramah lingkungan di seluruh dunia.

Selain potensi bisnis, akuisisi ini juga membuka peluang kolaborasi teknis dan operasional antara kedua perusahaan. ITMG bisa memanfaatkan pengalaman manajemen dan sumber daya yang dimilikinya untuk mendukung pengembangan proyek tambang nikel NICE agar lebih efisien dan berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong praktik pertambangan yang bertanggung jawab dan berwawasan lingkungan.

Dari sisi keuangan, ITMG berhasil menjaga neraca yang sehat dengan pertumbuhan aset 2 persen secara year-to-date, serta likuiditas yang terjaga dengan kas senilai US$1 miliar. Posisi ini memungkinkan perusahaan melakukan ekspansi tanpa mengganggu stabilitas keuangan, bahkan membuka ruang investasi baru yang lebih berorientasi ke masa depan.

Dengan keberhasilan melewati tahap konsolidasi dan perluasan portofolio ini, ITMG berharap dapat memperkuat daya saing dan posisi strategisnya tidak hanya di pasar domestik, tetapi juga di kancah internasional. Terlebih, permintaan komoditas nikel global yang terus bertumbuh memberikan peluang ekspor dan kerja sama internasional yang potensial.

Secara keseluruhan, langkah ITMG mengambil saham mayoritas di NICE merupakan wujud nyata dari transformasi industri pertambangan Indonesia dalam menghadapi era baru energi dan mineral. Dengan dukungan kebijakan pemerintah dan penguatan kapabilitas perusahaan, masa depan sektor pertambangan khususnya mineral nikel tampak semakin cerah dan berpotensi menjadi pilar utama pembangunan ekonomi hijau nasional.

Investor, analis, dan pelaku industri pertambangan kini memantau dengan seksama bagaimana kolaborasi dan sinergi ini dapat mengoptimalkan peluang bisnis, meningkatkan efisiensi produksi, dan mendorong inovasi yang sejalan dengan target-target pembangunan berkelanjutan. Keberhasilan ITMG dan NICE juga diharapkan menjadi inspirasi bagi perusahaan tambang lain untuk beradaptasi dan berkembang menghadapi tantangan energi global.

Dengan fondasi keuangan yang kuat, visi transformasi yang jelas, serta dukungan regulasi yang mendukung, ITMG siap menjadi motor penggerak utama dalam pengembangan sektor pertambangan mineral baru, khususnya nikel, yang menjadi kunci dalam mempercepat transisi energi dan pembangunan ekonomi hijau di Indonesia.

Terkini

Danantara Jadi Pilar Strategis Kemandirian Fiskal Indonesia

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:22 WIB

Hutama Karya Rayakan Harhubnas Dengan Jembatan Ikonik

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:21 WIB

Jasa Marga Tingkatkan Layanan Tol Cipularang Padaleunyi

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:19 WIB

Waskita Karya Garap Proyek Budidaya Ikan Nila

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:17 WIB