Investor Tetap Incar Obligasi Korporasi Saat Yield Turun

Rabu, 09 Juli 2025 | 12:51:35 WIB
Investor Tetap Incar Obligasi Korporasi Saat Yield Turun

JAKARTA - Kondisi pasar obligasi korporasi di paruh kedua tahun ini diprediksi akan kembali menggeliat. Meskipun yield mengalami penurunan, permintaan terhadap instrumen ini tetap terjaga. Hal ini menunjukkan bahwa investor masih memandang obligasi korporasi sebagai instrumen yang menarik dan relatif aman, terlebih di tengah dinamika pasar global yang mulai menunjukkan stabilisasi.

Optimisme pasar ini tidak lepas dari nilai obligasi korporasi yang jatuh tempo dalam semester II-2025 yang terbilang tinggi, mencapai Rp 96,43 triliun. Angka tersebut menjadi salah satu pemicu yang membuat perusahaan kemungkinan besar akan kembali gencar melakukan penerbitan obligasi.

Stabilnya Geopolitik Perkuat Keyakinan Investor

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas, Ramdhan Ario Maruto, menyampaikan bahwa meski yield obligasi mengalami tren penurunan, minat investor tidak surut. Bahkan, menurutnya, penurunan yield justru memberikan dorongan kepada penerbit untuk kembali masuk ke pasar obligasi.

“Ini juga menjadi daya tarik bagi penerbit,” ungkap Ramdhan.

Ia mengaitkan fenomena ini dengan meredanya ketegangan geopolitik, seperti perang tarif, yang selama ini menjadi faktor risiko utama di mata pelaku pasar. Dengan mulai stabilnya situasi global, sentimen negatif terhadap pasar surat utang turut menurun. Investor pun merasa lebih aman menempatkan dananya pada obligasi korporasi, kendati imbal hasilnya cenderung lebih rendah dari sebelumnya.

Pemangkasan Suku Bunga BI Menambah Daya Dukung

Selain faktor eksternal, stimulus dari dalam negeri juga turut memperkuat potensi penerbitan obligasi. Langkah Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuan diyakini turut mendukung atmosfer positif di pasar obligasi. Bagi perusahaan, biaya pendanaan menjadi lebih murah, sehingga mendorong penerbitan surat utang, baik untuk keperluan refinancing maupun ekspansi usaha.

Likuiditas yang membaik sebagai dampak dari kebijakan moneter tersebut turut menciptakan rasa aman bagi investor. Dalam kondisi seperti ini, portofolio obligasi yang mereka pegang dinilai memiliki prospek kinerja yang baik dan stabil.

Dengan kenyamanan tersebut, para investor tidak ragu untuk tetap mengapit obligasi korporasi sebagai bagian dari strategi investasinya. Hal ini menunjukkan kepercayaan pasar yang masih tinggi terhadap instrumen tersebut, meski yield sedang menurun.

Proyeksi Yield dan Stabilitas Pasar

Ramdhan memperkirakan bahwa yield obligasi, khususnya untuk tenor 10 tahun, akan cenderung bergerak menuju kisaran 6,5%. Ini menandakan adanya penyesuaian pasar terhadap faktor-faktor makroekonomi dan kebijakan suku bunga yang lebih longgar. Yield yang lebih rendah biasanya mencerminkan tingkat risiko yang juga lebih rendah.

Ia menambahkan bahwa stabilitas pasar obligasi ke depan sangat bergantung pada kondisi global dan makroekonomi dalam negeri. Selama tidak ada gejolak yang berarti, pasar diprediksi akan terus berjalan stabil.

“Pasar obligasi ke depan akan cenderung stabil selama kondisi global dan makroekonomi tidak mengalami gejolak signifikan,” tegasnya.

Penilaian Investor Ditentukan oleh Banyak Faktor

Dalam hal menentukan daya tarik suatu obligasi, menurut Ramdhan, investor cenderung memperhatikan beberapa faktor teknikal dan fundamental. Di antaranya adalah durasi obligasi, rating kredit, sektor industri penerbit, dan rekam jejak perusahaan dalam pengelolaan utang.

“Jadi kalau memang mereka sudah mempunyai catatan baik di penerbitan utang dan bisa mengelola utang dengan baik, investor di pasar akan semakin confident terhadap portofolio tersebut,” imbuh Ramdhan.

Pernyataan tersebut menegaskan bahwa kredibilitas dan rekam jejak menjadi faktor penting dalam menentukan keberhasilan suatu penerbitan obligasi. Investor akan lebih percaya diri jika penerbit mampu menunjukkan kemampuan untuk memenuhi kewajiban pembayaran, termasuk bunga dan pokok utang, tepat waktu.

Momentum Positif Bagi Emiten dan Investor

Secara keseluruhan, momentum pasar obligasi korporasi di paruh kedua tahun ini dinilai cukup menguntungkan baik bagi emiten maupun investor. Bagi emiten, ini adalah saat yang tepat untuk menerbitkan obligasi karena biaya dana lebih rendah dan permintaan pasar masih tinggi. Sementara bagi investor, pasar obligasi masih memberikan alternatif investasi yang menjanjikan stabilitas dan pengembalian yang lebih baik dibanding instrumen jangka pendek lainnya.

Penurunan yield yang terjadi tidak lantas menjadi penghalang. Justru kondisi ini dipandang sebagai fase normal dari siklus ekonomi yang memungkinkan pelaku pasar untuk menyesuaikan strategi mereka.

Dengan nilai jatuh tempo obligasi yang besar, pemangkasan suku bunga, serta sentimen pasar yang relatif stabil, maka tak heran bila obligasi korporasi tetap menjadi pilihan utama bagi pelaku pasar. Baik dari sisi penerbit maupun investor, keduanya saat ini berada dalam posisi saling menguntungkan dalam lanskap pasar obligasi Indonesia yang mulai kembali kondusif.

Terkini

Danantara Jadi Pilar Strategis Kemandirian Fiskal Indonesia

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:22 WIB

Hutama Karya Rayakan Harhubnas Dengan Jembatan Ikonik

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:21 WIB

Jasa Marga Tingkatkan Layanan Tol Cipularang Padaleunyi

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:19 WIB

Waskita Karya Garap Proyek Budidaya Ikan Nila

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:17 WIB