Kemenkes Dorong Pemeriksaan Kesehatan Gratis untuk Generasi Muda

Rabu, 09 Juli 2025 | 11:53:06 WIB
Kemenkes Dorong Pemeriksaan Kesehatan Gratis untuk Generasi Muda

JAKARTA - Memasuki tahun ajaran baru, perhatian pemerintah terhadap kesehatan anak-anak sekolah semakin meningkat melalui peluncuran Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG). Program nasional ini diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan dirancang untuk menjangkau anak-anak berusia 7 hingga 17 tahun, tidak hanya yang terdaftar di sekolah formal, tetapi juga anak-anak yang belum mengakses pendidikan formal. Pelaksanaan program ini dijadwalkan mulai berjalan pada akhir Juli, sebagai bagian dari upaya mendeteksi dini berbagai risiko kesehatan pada anak dan remaja.

Inisiatif ini merupakan bagian dari strategi besar pemerintah dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, yang mengutamakan pembangunan sumber daya manusia berkualitas melalui peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan. PKG sejalan dengan berbagai misi dan program prioritas nasional yang dicanangkan oleh Presiden terpilih, yang menempatkan kesehatan anak sebagai salah satu fokus utama dalam pembangunan nasional lima tahun ke depan.

Fokus pada Deteksi Dini dan Pencegahan Penyakit

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Nanik Sukristina, program PKG bertujuan untuk mengenali potensi masalah kesehatan sedini mungkin, sehingga penanganan yang tepat dapat diberikan sebelum kondisi tersebut berkembang menjadi komplikasi serius.

“Dengan deteksi dini, kami berharap dapat diberikan penanganan yang tepat untuk mencegah komplikasi, kecacatan, dan kematian,” tegas Nanik.

Deteksi dini menjadi kunci penting dalam mencegah penyakit menular maupun tidak menular yang seringkali mulai berkembang sejak usia anak-anak dan remaja. Oleh karena itu, pelaksanaan pemeriksaan kesehatan secara rutin diharapkan dapat menjadi pilar utama dalam menjaga kesehatan generasi muda.

Sasaran PKG: Semua Anak dari Berbagai Jenjang dan Latar Belakang

PKG ditujukan untuk semua peserta didik dari jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK, hingga pesantren dan sekolah sederajat. Program ini juga inklusif untuk anak-anak yang tidak bersekolah formal, dengan menyediakan akses pemeriksaan di fasilitas kesehatan seperti Puskesmas.

Pemeriksaan dijadwalkan setahun sekali, dilakukan pada semester ganjil (Juli–Desember). Apabila pelaksanaan pada semester ganjil belum memungkinkan, dapat dialihkan ke semester genap (Januari–Juni). Keunikan program ini adalah tidak adanya batasan kuota harian, sehingga semua anak berkesempatan menjalani pemeriksaan secara gratis tanpa terkecuali.

“Pelaksanaan PKG akan dilakukan setahun sekali di satuan pendidikan. Jika tidak memungkinkan, dapat dilanjutkan pada Januari hingga Juni,” jelas Nanik.

Pemeriksaan Kesehatan Disesuaikan dengan Usia dan Jenjang Pendidikan

Pemeriksaan kesehatan pada anak-anak dilakukan dengan mempertimbangkan perbedaan usia dan jenjang pendidikan agar sesuai dengan kebutuhan dan risiko kesehatan yang khas pada masing-masing kelompok.

Anak SD (Usia 7–12 Tahun)

Pada jenjang ini, pemeriksaan mencakup status gizi, riwayat merokok khusus untuk kelas 4–6, aktivitas fisik, tekanan darah, gula darah, TBC, pemeriksaan telinga, mata, gigi, kondisi jiwa, hepatitis B, serta kesehatan reproduksi untuk siswa kelas 4–6. Selain itu, anak kelas 1 juga akan diperiksa riwayat imunisasinya.

Anak SMP (Usia 13–15 Tahun)

Pemeriksaan pada anak SMP mencakup status gizi, kebiasaan merokok, aktivitas fisik, tekanan darah, gula darah, TBC, anemia, serta talasemia khusus untuk kelas 7. Pemeriksaan juga meliputi telinga, mata, gigi, kesehatan jiwa, hepatitis B dan C, dan imunisasi HPV khusus bagi siswi kelas 9.

Anak SMA (Usia 16–17 Tahun)

Remaja SMA diperiksa status gizi, kebiasaan merokok, aktivitas fisik, tekanan darah, gula darah, TBC, anemia bagi remaja putri kelas 10, kesehatan jiwa, telinga, mata, gigi, hepatitis B dan C, serta aspek kesehatan reproduksi.

“Untuk pemeriksaan kesehatan yang dilakukan bervariasi sesuai jenjang sekolah dan meliputi berbagai aspek penting,” ujar Nanik.

Kolaborasi Sekolah, Orang Tua, dan Tenaga Kesehatan dalam Pelaksanaan

Keberhasilan pelaksanaan PKG tidak hanya bergantung pada tenaga kesehatan, namun juga keterlibatan aktif guru dan orang tua. Koordinasi antara sekolah dan Puskesmas dimulai tujuh hari sebelum pelaksanaan, dengan sekolah menyampaikan informasi program serta tautan kuesioner kesehatan yang wajib diisi oleh orang tua atau wali murid.

Dua hari sebelum pemeriksaan, tenaga kesehatan memastikan kuesioner telah terisi lengkap dan mempersiapkan peralatan medis yang dibutuhkan. Pada hari pemeriksaan, guru UKS dan guru PJOK turut membantu pengukuran tinggi badan, berat badan, dan pemeriksaan kebugaran anak.

“Pada hari pemeriksaan, guru UKS dan guru kebugaran juga akan membantu dalam pengukuran tinggi dan berat badan serta kebugaran,” jelas Nanik.

Mewujudkan Generasi Sehat dan Berkualitas untuk Masa Depan

Program PKG diharapkan menjadi pijakan kuat dalam pencegahan penyakit di kalangan pelajar melalui intervensi dini yang menyeluruh. Dengan meningkatkan kesadaran dan perhatian terhadap kesehatan anak sejak dini, pemerintah berupaya membangun fondasi kesehatan yang kokoh bagi generasi muda Indonesia.

Perbaikan kualitas kesehatan anak melalui program ini akan berkontribusi signifikan terhadap pencapaian visi Indonesia Emas 2045, di mana generasi muda menjadi motor penggerak pembangunan nasional yang unggul dan berdaya saing.

“Tentunya pemeriksaan ini dilakukan untuk mendukung tumbuh kembang optimal generasi muda dan mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045,” pungkas Nanik.

Terkini

Kabar Baik Harga BBM Pertamina September 2025 Stabil

Jumat, 12 September 2025 | 17:40:18 WIB

Promo Diskon Tambah Daya Listrik PLN Bikin Pelanggan Senang

Jumat, 12 September 2025 | 17:40:15 WIB

5 Pilihan Rumah Murah Nyaman di Tasikmalaya 2025

Jumat, 12 September 2025 | 17:39:11 WIB

Jadwal Lengkap KM Sirimau Pelni September Oktober 2025

Jumat, 12 September 2025 | 17:39:07 WIB