OLAHRAGA

Jenis Olahraga Aman dan Efektif untuk Penderita Obesitas

Jenis Olahraga Aman dan Efektif untuk Penderita Obesitas
Jenis Olahraga Aman dan Efektif untuk Penderita Obesitas

JAKARTA - Upaya pemerintah untuk meningkatkan kesehatan pegawai negeri semakin diperkuat, salah satunya dengan mewajibkan kegiatan olahraga setiap hari Jumat bagi aparatur sipil negara (ASN) di DKI Jakarta. Kewajiban ini tertuang dalam instruksi gubernur (Ingub), sebagai bentuk perhatian terhadap kondisi kesehatan para ASN yang kian memerlukan perhatian khusus.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno menyampaikan bahwa instruksi ini perlu diterapkan secara konsisten. Menurutnya, olahraga bersama yang dilaksanakan setiap Jumat harus menjadi bagian dari kebiasaan hidup sehat para ASN. “Ingubnya sudah ada, instruksi gubernur, pada hari Jumat kita harus olahraga bersama di sini. Harus kita lakukan,” ujar Rano Karno saat diwawancarai di Balai Kota Jakarta.

Kebijakan tersebut tidak dibuat tanpa dasar. Kepala Dinas Kesehatan Jakarta, Ani Ruspitawati, memaparkan hasil pemeriksaan kesehatan para ASN pada 2024 yang cukup memprihatinkan. Dari hasil tersebut, diketahui bahwa 62 persen ASN DKI Jakarta mengalami obesitas, dengan sejumlah gangguan kesehatan lain yang menyertainya. “15,4 persen overweight, 27,6 persen hipertensi, 5,7 persen diabetes militus, 24 persen kurang bugar, dan 15 persen memiliki masalah kejiwaan,” ungkap Ani.

Olahraga Tepat Jadi Kunci Perbaikan Kondisi Tubuh

Melihat tingginya angka obesitas dan penyakit penyerta pada ASN, penting bagi mereka memilih jenis olahraga yang aman namun tetap efektif dalam membantu menurunkan berat badan dan meningkatkan kebugaran. Tidak semua olahraga cocok dilakukan oleh penderita obesitas karena kondisi tubuh yang berbeda memerlukan pendekatan lebih hati-hati.

Berikut ini beberapa jenis olahraga yang dapat dilakukan dengan aman oleh penderita obesitas, tanpa membahayakan sendi maupun jantung, serta tetap memberikan manfaat signifikan bagi kesehatan secara keseluruhan.

1. Aerobik: Meningkatkan Jantung dan Metabolisme

Olahraga aerobik menjadi pilihan utama bagi penderita obesitas karena sifatnya yang mampu meningkatkan kerja jantung serta mempercepat metabolisme tubuh. Latihan ini biasanya membuat tubuh sedikit terengah-engah, yang menandakan peningkatan aktivitas sistem pernapasan dan pembakaran kalori.

Jenis aerobik yang bisa dipilih meliputi jalan cepat, berenang, menari, atau jenis gerakan berkelanjutan lainnya yang dapat disesuaikan dengan kapasitas fisik masing-masing. Aktivitas ini juga mudah diakses, baik di rumah, taman, maupun pusat kebugaran.

2. High Intensity Interval Training (HIIT)

Meski terdengar menantang, latihan HIIT tetap bisa menjadi alternatif untuk penderita obesitas jika dilakukan dengan pengawasan dan penyesuaian. HIIT mengombinasikan latihan intensitas tinggi dalam waktu singkat, diikuti oleh masa pemulihan intensitas rendah.

Latihan ini bisa mencakup aktivitas kardio seperti berlari, berenang, atau bersepeda. Sementara dalam latihan resistensi, penggunaan beban ringan bisa ditambahkan secara bertahap. Meskipun tidak selalu lebih unggul dibandingkan latihan konvensional, HIIT telah terbukti efektif dalam membantu penurunan berat badan serta cocok bagi penderita diabetes yang memerlukan latihan efisien.

3. Jalan Cepat: Praktis dan Menyenangkan

Olahraga yang paling mudah dilakukan dan sangat direkomendasikan bagi penderita obesitas adalah jalan cepat. Tanpa memerlukan peralatan atau tempat khusus, berjalan dengan ritme cepat bisa menjadi rutinitas harian yang menyehatkan.

Aktivitas ini bisa dilakukan dengan berjalan ke kantor, berkeliling saat istirahat makan siang, atau mengajak hewan peliharaan berjalan-jalan. Selain membakar kalori, jalan cepat juga memperkuat otot tungkai dan menjaga kesehatan jantung.

4. Angkat Beban: Meningkatkan Otot dan Membakar Lemak

Latihan angkat beban memiliki manfaat yang besar, terutama bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan secara efektif. Melalui latihan ini, massa otot meningkat, yang pada gilirannya mempercepat metabolisme tubuh bahkan saat istirahat.

Dalam sebuah penelitian, kombinasi latihan aerobik dengan angkat beban selama 12 minggu menunjukkan penurunan berat badan yang signifikan, pengurangan lemak tubuh, serta peningkatan fungsi jantung dan pernapasan. Latihan ini juga penting untuk memperkuat sendi dan tulang yang menopang berat badan ekstra.

5. Taichi: Gerakan Lembut dengan Efek Menyehatkan

Bagi penderita obesitas yang menghindari gerakan cepat atau intens, taichi bisa menjadi pilihan terbaik. Olahraga ini berfokus pada gerakan lembut dan mengalir, serta membantu latihan kelenturan dan keseimbangan tubuh.

Meskipun bersifat low-impact, taichi tetap membakar kalori secara perlahan dan mendukung kesehatan mental. Setiap gerakan dilakukan dengan fokus tinggi, layaknya meditasi bergerak, yang membantu mengurangi stres dan kecemasan.

Integrasi Olahraga dalam Rutinitas ASN

Dengan beragamnya pilihan olahraga yang aman untuk penderita obesitas, ASN DKI Jakarta kini memiliki peluang besar untuk mengubah gaya hidup mereka secara lebih sehat. Ingub tentang olahraga Jumat bukan hanya bentuk disiplin, tapi juga upaya kolektif untuk membangun budaya hidup sehat dalam lingkup pemerintahan.

ASN dapat memilih jenis olahraga yang sesuai dengan kondisi fisik masing-masing. Konsultasi dengan petugas kesehatan atau pelatih olahraga juga sangat disarankan sebelum memulai rutinitas olahraga, agar proses adaptasi berjalan aman dan efektif.

 Olahraga adalah Investasi Jangka Panjang

Olahraga bukan sekadar kewajiban, tetapi merupakan investasi jangka panjang bagi kesehatan tubuh dan mental. Bagi penderita obesitas, konsistensi, ketepatan memilih jenis olahraga, serta dukungan lingkungan kerja yang sehat akan sangat menentukan keberhasilan dalam menurunkan berat badan dan meningkatkan kualitas hidup.

Jika Anda ingin versi artikel ini dengan gaya bahasa yang lebih formal, ringan, atau disesuaikan untuk audiens remaja atau profesional, saya siap bantu menyesuaikannya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index