PENERBANGAN

Bandara Hongkong Pulihkan Operasi Usai Wipha Lumpuhkan Ratusan Penerbangan

Bandara Hongkong Pulihkan Operasi Usai Wipha Lumpuhkan Ratusan Penerbangan
Bandara Hongkong Pulihkan Operasi Usai Wipha Lumpuhkan Ratusan Penerbangan

JAKARTA - Setelah kekacauan besar yang disebabkan oleh Topan Wipha, Bandara Internasional Hongkong kini menghadapi tantangan besar untuk mengembalikan kelancaran operasional. Ketika langit mulai cerah, bandara tersibuk di Asia itu dikepung oleh ribuan penumpang yang terdampak pembatalan lebih dari 500 penerbangan. Suasana penuh sesak di terminal keberangkatan menjadi bukti nyata bagaimana satu badai tropis dapat melumpuhkan konektivitas global.

Dampak dari Topan Wipha ini bukan sekadar pada infrastruktur, melainkan juga terhadap sekitar 100.000 penumpang yang rencananya akan terbang dari dan ke Hongkong. Pada hari Senin, 22 Juli 2025 otoritas bandara berkomitmen untuk menangani hingga 1.076 penerbangan dalam satu hari demi menormalisasi keadaan. Jumlah ini merupakan bagian dari langkah percepatan pemulihan yang masif setelah badai hebat tersebut menghantam kota sehari sebelumnya.

“Kami yakin para penumpang yang terdampak topan akan tertangani seluruhnya pada Selasa,” ujar Steven Yiu, Direktur Eksekutif Operasional Bandara dari Airport Authority. Keyakinan tersebut mencerminkan optimisme pihak otoritas meski tantangan logistik dan teknis masih membayangi.

Namun, Yiu menambahkan bahwa masih ada sejumlah kecil penumpang yang perlu lebih bersabar. Hal ini disebabkan karena destinasi mereka hanya dilayani satu atau dua kali dalam sepekan. Sehingga, pemulihan untuk rute-rute tertentu mungkin membutuhkan waktu lebih panjang dari perkiraan awal.

Untuk mempercepat proses normalisasi, pihak bandara bersama maskapai serta otoritas transportasi telah mengerahkan lebih banyak personel di berbagai titik layanan. Fokus utama mereka adalah memastikan seluruh pelancong yang tertahan mendapat informasi, bantuan logistik, dan akses untuk penjadwalan ulang seefisien mungkin.

Situasi ini bermula ketika Hongkong Observatory menaikkan status badai ke sinyal T10, yang merupakan peringatan tertinggi, pada Minggu pagi pukul 09.20. Ini adalah kali pertama dalam hampir dua tahun terakhir sinyal T10 kembali dikibarkan, menandakan betapa seriusnya ancaman Topan Wipha. Akibatnya, seluruh aktivitas bandara lumpuh total, dan ratusan jadwal penerbangan terpaksa dibatalkan.

Seiring membaiknya kondisi cuaca, sinyal peringatan diturunkan secara bertahap. Mulai dari T10 ke T8 pada Minggu sore pukul 16.10, kemudian menjadi T3 pada pukul 19.40, hingga seluruh sinyal badai resmi dicabut pada Senin pukul 05.10 pagi. Saat itulah bandara mulai kembali beroperasi.

Chris Au Young, General Manager Terminal dan Pengalaman Penumpang dari Airport Authority, menyampaikan bahwa sejak sinyal badai diturunkan, tim operasional bekerja sepanjang malam untuk memulihkan aktivitas. Seluruh 27 gerbang keamanan keberangkatan dibuka guna menghadapi lonjakan penumpang yang tertahan.

Hingga Senin pagi, bandara telah beroperasi dengan kapasitas penuh, baik di landasan pacu maupun terminal. Namun demikian, penjadwalan ulang penerbangan masih berjalan secara bertahap, mengingat padatnya antrean dan kebutuhan sinkronisasi dengan rute-rute internasional.

Steven Yiu menjelaskan bahwa suasana terminal keberangkatan sangat padat, didorong oleh momentum puncak musim liburan musim panas. Dengan banyak keluarga, wisatawan, dan pebisnis yang melakukan perjalanan, beban operasional bandara meningkat drastis dalam waktu singkat.

Pihak bandara sendiri menyadari bahwa pengalaman penumpang di tengah kekacauan seperti ini menjadi ujian tersendiri. Oleh karena itu, langkah-langkah percepatan bukan hanya difokuskan pada teknis penerbangan, tetapi juga pelayanan publik. Pos informasi diperbanyak, bantuan logistik ditingkatkan, dan komunikasi dengan maskapai diperkuat demi memastikan respons cepat atas setiap kendala.

Situasi ini juga menjadi pengingat bagi banyak pihak bahwa dalam dunia transportasi udara, badai tropis tetap menjadi salah satu faktor pengganggu paling serius. Walaupun sistem peringatan cuaca dan mitigasi sudah berkembang pesat, tetap saja dampak pada jadwal dan kenyamanan penumpang sulit dihindari.

Dengan seluruh upaya yang tengah digencarkan, Hongkong kini berada di jalur pemulihan. Komitmen Airport Authority untuk menangani 1.076 penerbangan dalam satu hari adalah bukti nyata tekad mereka dalam menormalkan arus perjalanan udara internasional. Dan meskipun ada sedikit penumpang yang harus menunggu lebih lama, mayoritas pelancong dipastikan bisa kembali ke jalurnya sebelum tengah pekan.

Kisah pasca-Topan Wipha di Bandara Hongkong mencerminkan semangat resilien dan kesiapsiagaan. Di tengah cuaca ekstrem yang tak terduga, kerja sama antara otoritas bandara, maskapai, dan lembaga pemerintah menjadi kunci utama pemulihan. Semua pihak bekerja keras memastikan bahwa bandara bukan hanya sekadar tempat transit, melainkan juga zona aman dan nyaman bagi para penumpang.

Dengan langit yang kini kembali cerah dan pesawat-pesawat mulai mengudara satu demi satu, Bandara Hongkong menunjukkan kemampuannya untuk bangkit dari krisis. Dalam beberapa hari ke depan, jika tidak ada hambatan baru, lalu lintas penerbangan internasional dari dan ke Hongkong diharapkan kembali berjalan normal. Sehingga, pelancong dari seluruh dunia dapat melanjutkan perjalanan mereka dengan tenang.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index