JAKARTA -Keberadaan jalan tol pertama di Provinsi Sumatera Barat menjadi tonggak penting dalam perkembangan infrastruktur transportasi daerah. Ruas Tol Padang–Sicincin sepanjang 36 kilometer telah dioperasikan secara gratis sejak akhir Mei lalu. Namun, masa tanpa tarif itu tidak berlangsung selamanya. Dalam waktu dekat, sistem tarif akan mulai diberlakukan, dan masyarakat pun diimbau untuk siap beradaptasi.
PT Hutama Karya (Persero), sebagai pengelola jalan tol, mengambil langkah strategis untuk menghadapi fase transisi ini. Sosialisasi secara masif dilakukan kepada masyarakat, dengan tujuan memperkenalkan mekanisme berkendara di jalan tol serta kebiasaan baru dalam melakukan pembayaran, yaitu secara nontunai menggunakan kartu uang elektronik.
Sejak tol ini mulai dibuka secara gratis pada 28 Mei 2025, pihak Hutama Karya sudah mulai melakukan pendekatan komunikasi kepada masyarakat. Hal itu dilakukan agar ketika sistem tarif resmi berlaku, masyarakat sudah memiliki pemahaman yang cukup dan tidak lagi merasa bingung dengan cara menggunakan tol.
“Kami ingin memastikan masyarakat benar-benar siap saat sistem tarif diberlakukan. Karena ini adalah tol pertama di Sumatera Barat, edukasi tentang cara berkendara di tol dan penggunaan uang elektronik sangat kami tekankan,” ujar Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim.
Masa Transisi Jadi Momen Adaptasi Masyarakat
Sebelum diberlakukannya tarif, masa operasional gratis yang sedang berlangsung ini bukan semata-mata bentuk layanan percobaan. Periode ini dimanfaatkan pengelola sebagai waktu strategis untuk memberikan edukasi langsung kepada pengguna jalan.
Informasi yang disampaikan meliputi tata cara masuk dan keluar gerbang tol, pengenalan terhadap marka jalan dan rambu lalu lintas, serta sosialisasi pentingnya menggunakan uang elektronik sebagai satu-satunya metode pembayaran saat tarif berlaku nanti. Menurut Adjib, pendekatan menyeluruh ini ditujukan agar transisi dari sistem gratis ke berbayar berjalan mulus, tanpa kendala di lapangan.
“Transisi dari gratis ke berbayar harus berjalan lancar. Oleh karena itu, kami terus menyosialisasikan informasi secara luas dan merata,” tegasnya.
Sosialisasi dilakukan melalui berbagai saluran komunikasi. Baik itu melalui siaran media massa, media sosial, hingga pembagian selebaran informasi langsung di lapangan. Tujuannya agar informasi mengenai waktu pemberlakuan tarif, manfaat jalan tol, dan cara penggunaannya dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Harapan Warga dan Tantangan Komunikasi
Meskipun sosialisasi terus dilakukan, beberapa masyarakat mengaku belum mendapat informasi secara langsung. Salah satunya Izul (32), warga Padang, yang menyambut positif keberadaan jalan tol, namun berharap penyebaran informasi dapat lebih luas dan menyentuh semua kalangan.
“Bagus sebenarnya diberlakukan tarif, asalkan pelayanannya maksimal. Tapi kami berharap informasi sosialisasi bisa lebih menyentuh masyarakat bawah,” katanya.
Pernyataan Izul menjadi gambaran penting bahwa penguatan komunikasi ke akar rumput harus menjadi perhatian utama. Apalagi, karena ini merupakan jalan tol pertama di provinsi tersebut, maka pemahaman masyarakat tentang prosedur dan tata kelolanya masih terbilang baru.
Dari sisi pengelola, sosialisasi tetap akan digencarkan, tidak hanya menjelang pemberlakuan tarif, namun juga setelahnya, agar masyarakat benar-benar bisa beradaptasi.
Peran Strategis Tol Padang–Sicincin Bagi Daerah
Pembangunan jalan tol ini tidak hanya membawa manfaat dari sisi transportasi, tetapi juga memberikan dampak positif bagi penguatan konektivitas antarwilayah dan akselerasi ekonomi lokal. Dengan beroperasinya jalan tol ini, arus barang dan orang diprediksi menjadi lebih cepat, efisien, dan aman.
Tol ini juga diharapkan mampu mengurangi beban lalu lintas di jalan nasional yang selama ini menjadi satu-satunya jalur utama penghubung antarwilayah. Selain itu, sektor-sektor seperti logistik, pariwisata, serta UMKM di daerah akan ikut terdorong berkembang karena meningkatnya mobilitas.
Tol Padang–Sicincin dilengkapi dengan gerbang tol otomatis (GTO), rambu dan marka jalan sesuai standar nasional dan internasional, hingga armada patroli serta derek 24 jam. Semua fasilitas ini dirancang untuk memberikan kenyamanan dan rasa aman bagi pengguna jalan.
Komitmen Layanan dan Edukasi Berkelanjutan
Menjadi pengelola jalan tol pertama di Sumatera Barat merupakan tantangan besar bagi Hutama Karya. Oleh karena itu, perusahaan ini tidak hanya fokus pada aspek pembangunan dan pengoperasian fisik jalan, tapi juga memprioritaskan pemberian layanan berkualitas serta edukasi masyarakat secara terus-menerus.
“Kami ingin seluruh masyarakat Sumatera Barat bisa menyambut era baru ini dengan penuh kesiapan. Jalan tol ini adalah langkah awal menuju sistem transportasi yang lebih efisien dan modern,” jelas Adjib.
Kesiapan masyarakat dalam menggunakan uang elektronik juga menjadi bagian dari transformasi ini. Karena transaksi nontunai kini menjadi standar di seluruh tol nasional, maka kesadaran dan kemudahan akses terhadap kartu elektronik akan menjadi perhatian pemerintah dan pengelola jalan.
Dengan sistem pembayaran yang lebih praktis dan sistem jalan yang tertata baik, tol ini akan mempercepat perubahan kebiasaan berkendara masyarakat. Pengguna tol diharapkan lebih disiplin dan mematuhi ketentuan, sehingga keselamatan dan kenyamanan bisa terjaga.
Tol Padang–Sicincin bukan hanya sekadar jalur bebas hambatan pertama di Sumatera Barat, tetapi juga simbol dari kemajuan transportasi dan modernisasi sistem layanan publik di daerah. Pemberlakuan tarif adalah bagian dari mekanisme operasional yang wajar, namun tetap perlu dipersiapkan secara matang.
Dengan terus diperluasnya sosialisasi oleh Hutama Karya dan dukungan masyarakat yang terbuka terhadap perubahan, pemberlakuan tarif tol ini akan menjadi awal dari era transportasi yang lebih efisien dan terintegrasi di Sumatera Barat.