KREDIT BANK

Pertumbuhan Kredit Bank Danamon Dorong Laba Lebih Baik

Pertumbuhan Kredit Bank Danamon Dorong Laba Lebih Baik
Pertumbuhan Kredit Bank Danamon Dorong Laba Lebih Baik

JAKARTA - Kinerja perbankan nasional pada semester pertama 2025 menunjukkan tren yang beragam. Di tengah dinamika ekonomi yang masih diliputi tantangan, PT Bank Danamon Indonesia justru berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit yang positif. Dengan pendekatan kehati-hatian dan pengelolaan risiko yang cermat, bank ini mampu menjaga laju pertumbuhan bisnis tanpa mengorbankan kualitas aset.

Dalam laporan keuangan konsolidasian semester I 2025, Bank Danamon membukukan total kredit dan trade finance sebesar Rp195,7 triliun. Chief Financial Officer PT Bank Danamon Indonesia, Theresia Adriana, menjelaskan bahwa angka tersebut meningkat 6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Pertumbuhan dalam sisi kredit ini ditopang oleh pertumbuhan dua digit pada lini bisnis EBFI dan financial institution, SME dan consumer banking,” kata Theresia dalam konferensi pers yang digelar.

Pernyataan tersebut menegaskan bahwa strategi diversifikasi segmen bisnis yang dijalankan Danamon memberikan hasil nyata. Kenaikan kredit tak hanya berasal dari satu sektor, tetapi menyebar ke berbagai lini usaha, mulai dari perusahaan besar, institusi keuangan, sektor usaha kecil dan menengah, hingga konsumen ritel. Strategi ini sekaligus memperkuat daya tahan portofolio kredit Danamon dari tekanan eksternal.

Di sisi lain, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh signifikan. Hingga akhir Juni 2025, DPK Danamon mencapai Rp160,1 triliun, meningkat 10% secara tahunan. Pendanaan granular atau dana dari segmen ritel dan usaha kecil tercatat sebesar Rp93,1 triliun, atau naik 2% year-on-year.

Peningkatan ini menunjukkan bahwa Danamon berhasil mempertahankan kepercayaan masyarakat untuk tetap menyimpan dananya di bank. Hal ini tak lepas dari kemampuan Danamon dalam mengembangkan produk simpanan yang kompetitif dan mudah diakses, baik secara konvensional maupun melalui kanal digital. Selain itu, total rekening giro dan tabungan (CASA) juga tumbuh 4% dibandingkan tahun sebelumnya.

CASA merupakan salah satu sumber dana murah yang penting bagi efisiensi operasional bank. Pertumbuhan CASA yang positif menjadi indikasi kuat bahwa Danamon tidak hanya agresif dalam ekspansi kredit, tetapi juga cermat dalam mengelola struktur pendanaannya. Kombinasi pertumbuhan DPK dan kredit ini memperkuat likuiditas Danamon serta memberikan ruang lebih besar untuk ekspansi bisnis berkelanjutan.

Dari sisi profitabilitas, Danamon mencatatkan laba bersih konsolidasian setelah pajak dan kepentingan minoritas sebesar Rp1,6 triliun pada semester pertama 2025. Angka tersebut meningkat 12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Laba operasional tercatat stabil di angka Rp9,4 triliun.

“Laba operasional tercatat sebesar Rp9,4 triliun, stabil dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba bersih Danamon terutama didukung perbaikan pada biaya kredit atau cost of credit sebesar 16% year-on-year,” jelas Theresia.

Penurunan cost of credit ini menjadi penanda penting dalam keberhasilan manajemen risiko Danamon. Biaya pencadangan yang lebih rendah menunjukkan bahwa kualitas aset membaik, sehingga bank tidak perlu mengalokasikan dana besar untuk mengantisipasi potensi gagal bayar. Efisiensi ini berdampak langsung terhadap peningkatan laba bersih secara keseluruhan.

Dalam praktik bisnisnya, Danamon tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian. Strategi ini tercermin pada indikator kualitas aset yang membaik secara signifikan. Rasio Loan at Risk (LAR) per Juni 2025 tercatat sebesar 9,9%, atau membaik 210 basis poin dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan LAR ini menunjukkan penurunan eksposur bank terhadap potensi kredit bermasalah.

Tak hanya itu, rasio Non-Performing Loan (NPL) bruto juga turun menjadi 1,8%, lebih rendah 40 basis poin dibandingkan semester pertama 2024. Ini menandakan bahwa porsi kredit yang benar-benar bermasalah semakin kecil dalam portofolio bank. Lebih lanjut, rasio cakupan NPL atau NPL Coverage Ratio tercatat sebesar 279,2%, naik 16% dari posisi tahun sebelumnya sebesar 263,2%.

Tingginya NPL coverage menunjukkan bahwa Danamon memiliki bantalan yang sangat kuat untuk menghadapi potensi risiko ke depan. Dengan rasio cakupan hampir tiga kali lipat dari kredit bermasalah, Danamon berada dalam posisi yang sangat aman untuk menjaga stabilitas keuangan internalnya.

Optimisme juga disampaikan oleh manajemen Danamon terkait Rencana Bisnis Bank (RBB) ke depan. Dengan fondasi yang kuat di paruh pertama 2025, bank ini menargetkan pertumbuhan laba yang berkelanjutan hingga akhir tahun.

“Jadi untuk RBB kami, kami akan terus untuk mencapai pertumbuhan profit tersebut secara berkelanjutan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Proyeksi ini juga akan dipengaruhi oleh faktor internal dan juga eksternal,” tandas Theresia.

Faktor internal yang dimaksud mencakup penguatan digitalisasi layanan, efisiensi operasional, serta peningkatan kapasitas SDM. Sementara faktor eksternal meliputi stabilitas makroekonomi, dinamika suku bunga, serta regulasi sektor keuangan yang dapat mempengaruhi strategi ekspansi dan pengelolaan risiko.

Secara keseluruhan, kinerja Bank Danamon pada semester I 2025 menunjukkan keseimbangan antara pertumbuhan dan ketahanan. Dengan kredit yang meningkat, dana pihak ketiga yang tumbuh, serta pengelolaan risiko yang terkendali, Danamon mampu menjaga kelangsungan bisnis dengan tetap memberikan nilai tambah kepada pemegang saham dan nasabah.

Langkah-langkah strategis yang ditempuh menunjukkan bahwa Danamon tidak hanya fokus pada pertumbuhan jangka pendek, melainkan juga memperkuat fondasi jangka panjang. Kombinasi strategi kehati-hatian, efisiensi, dan transformasi digital menjadi kunci utama dalam menjaga kinerja tetap positif dan berkelanjutan di tengah tantangan industri keuangan yang terus berubah.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index