BATU BARA

Optimisme PTBA Sambut Pemulihan Harga Batu Bara

Optimisme PTBA Sambut Pemulihan Harga Batu Bara
Optimisme PTBA Sambut Pemulihan Harga Batu Bara

JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) menunjukkan sikap optimistis menyambut potensi kenaikan harga batu bara pada akhir tahun 2025. Meskipun pada awal tahun harga komoditas ini sempat mengalami pelemahan, tanda-tanda pemulihan mulai terlihat dalam beberapa pekan terakhir, memberikan angin segar bagi perusahaan tambang milik negara tersebut.

Dalam menghadapi fluktuasi harga emas hitam yang terjadi sejak awal 2025, PTBA mengedepankan strategi efisiensi yang terukur dan penyesuaian taktis untuk menjaga kinerja keuangan tetap solid. Perusahaan berupaya keras menjaga profitabilitas sambil terus mengkaji peluang pertumbuhan di tengah dinamika pasar global.

Strategi Efisiensi Hadapi Tren Penurunan Harga

Corporate Secretary Bukit Asam, Niko Chandra, dalam keterangan pada Kamis, 31 Juli 2025, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai langkah strategis guna menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang menantang.

"Kami menerapkan pendekatan selective mining di area dengan nisbah kupas optimal, melakukan negosiasi tarif dengan mitra penyedia jasa utama yang berkontribusi besar terhadap struktur biaya," jelas Niko.

Langkah-langkah tersebut menjadi kunci untuk menjaga agar struktur biaya tetap efisien, sekaligus mempertahankan daya saing PTBA di tengah tekanan harga. Pemilihan area tambang yang memiliki efisiensi tinggi serta efisiensi dari sisi kerja sama logistik dan jasa menjadi landasan strategi perusahaan tahun ini.

Pilih Pasar Berdasarkan Margin Terbaik

Di samping efisiensi operasional, PTBA juga melakukan manuver cerdas dalam strategi penjualan. Niko menyampaikan bahwa perusahaan terus mengoptimalkan penjualan batu bara ke pasar-pasar yang mampu memberikan margin keuntungan tertinggi, baik di dalam negeri maupun ekspor.

Langkah ini menjadi penting untuk menjaga kinerja keuangan tetap positif. Dalam kondisi harga yang dinamis, pemilihan mitra dan tujuan ekspor sangat memengaruhi total pendapatan. Oleh karena itu, fleksibilitas dalam pendekatan pasar menjadi kunci kelangsungan bisnis.

Musim Dingin Dorong Harapan Kenaikan Harga

Sikap optimistis PTBA terhadap rebound harga batu bara di akhir tahun tidak tanpa dasar. Menurut Niko, optimisme tersebut dipicu oleh tren kenaikan harga batu bara dalam tiga minggu terakhir di bulan Juli serta pola historis konsumsi yang meningkat jelang musim dingin.

"Hal ini didasarkan pada perbaikan harga dalam tiga minggu terakhir di bulan Juli, serta tren historis peningkatan konsumsi batu bara menjelang musim dingin, khususnya di negara-negara kawasan Asia Timur," ujar Niko.

Negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok memang cenderung meningkatkan pembelian batu bara untuk memenuhi kebutuhan energi selama musim dingin. Fenomena ini menjadi momentum penting yang diantisipasi oleh PTBA guna mendongkrak performa penjualan pada kuartal akhir tahun.

Evaluasi Produksi Jadi Fokus Berkelanjutan

Menanggapi situasi penurunan harga sejak awal tahun, PTBA juga melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pasar batu bara. Namun demikian, hingga saat ini perusahaan belum mengambil keputusan untuk menahan produksi.

"Namun, seluruh opsi tetap dikaji secara matang guna menjaga daya saing dan keberlanjutan kinerja perusahaan," lanjut Niko.

Hal ini mencerminkan pendekatan hati-hati dari manajemen PTBA. Dengan mempertimbangkan berbagai skenario yang bisa terjadi, perusahaan menyiapkan strategi adaptif tanpa tergesa-gesa dalam mengambil keputusan besar seperti pengurangan produksi.

Niko juga menegaskan bahwa jika nantinya terdapat perubahan signifikan terhadap target produksi maupun penjualan, PTBA akan menyampaikan informasi tersebut secara terbuka kepada publik, sesuai dengan aturan pasar modal yang berlaku.

Target Ambisius 2025 Tetap Dijaga

Meskipun harga belum kembali ke titik puncaknya, PTBA tetap mempertahankan target produksi tahun 2025 yang cukup ambisius. Perusahaan membidik volume produksi batu bara sebesar 50 juta ton, naik 16,55 persen secara tahunan. Target ini diikuti pula oleh target penjualan sebesar 50,1 juta ton dan target angkutan mencapai 43,2 juta ton.

Dengan menjaga target ini tetap berjalan, PTBA menunjukkan kepercayaan diri bahwa fundamental pasar batu bara masih solid, dan bahwa pemulihan harga dapat membantu pencapaian target secara keseluruhan.

Harga Mulai Bangkit, Sinyal Positif Muncul

Berdasarkan tren harga di pasar acuan internasional, batu bara memang belum kembali menyentuh level tertinggi seperti yang terjadi pada 31 Desember 2024, yaitu di angka US$125,2 per ton. Bahkan sempat turun ke titik terendah sebesar US$93,7 per ton.

Namun demikian, dalam beberapa pekan terakhir, harga batu bara acuan ICE Newcastle perlahan menunjukkan tren kenaikan. Untuk kontrak pengiriman bulan Agustus 2025, harga sudah berada di kisaran US$115 per ton. Ini menjadi sinyal positif bahwa pasar mulai menunjukkan perbaikan dan memungkinkan realisasi harga yang lebih menguntungkan pada paruh kedua tahun ini.

Tetap Adaptif, Optimistis Jelang Akhir Tahun

Dengan strategi yang terukur, fleksibilitas menghadapi dinamika pasar, serta penguatan efisiensi internal, PTBA tetap berada dalam posisi yang siap menyambut rebound harga batu bara. Optimisme perusahaan bukan sekadar prediksi, melainkan berbasis pada data historis dan dinamika permintaan yang mulai meningkat di pasar global.

PTBA juga menunjukkan komitmen kuat dalam menjaga komunikasi transparan kepada pemangku kepentingan dan publik, serta tetap menjadikan keberlanjutan sebagai bagian dari strategi inti.

Dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global, PTBA memilih untuk terus bergerak adaptif, menjaga stabilitas operasional, dan memanfaatkan momentum positif demi hasil maksimal hingga penghujung tahun 2025.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index