PERBANKAN

Rupiah Menguat, Kurs Perbankan Stabil Terkendali

Rupiah Menguat, Kurs Perbankan Stabil Terkendali
Rupiah Menguat, Kurs Perbankan Stabil Terkendali

JAKARTA - Pergerakan nilai tukar rupiah kembali menjadi sorotan pelaku pasar di awal pekan ini, Senin, 4 Agustus 2025. Setelah sebelumnya mengalami tekanan, rupiah menunjukkan arah penguatan terhadap dollar Amerika Serikat (AS) di pasar spot pagi ini.

Berdasarkan pantauan pukul 09.14 WIB, kurs rupiah diperdagangkan pada level Rp16.376,5 per dollar AS. Ini menunjukkan penguatan sebesar 136,5 poin atau 0,83 persen dibanding penutupan sebelumnya yang berada di posisi Rp16.513 per dollar AS.

Meskipun volatilitas pasar global masih cukup tinggi, penguatan rupiah ini memberi sinyal positif bagi stabilitas ekonomi domestik. Sejumlah faktor eksternal turut berkontribusi terhadap pergerakan mata uang Garuda tersebut.

Dampak Non-Farm Payroll AS Terhadap Dolar

Penguatan rupiah kali ini tak lepas dari melemahnya posisi dollar AS di pasar global. Menurut Ariston Tjendra, pengamat mata uang sekaligus Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, data Non-Farm Payroll (NFP) Amerika Serikat untuk bulan Juli yang dirilis pada Jumat malam lalu berada di bawah ekspektasi pasar.

Ia menilai, hasil ini berperan dalam menekan laju dollar AS, memberikan ruang bagi rupiah untuk menguat. “Jadi sementara dollar AS melemah hari ini terhadap rupiah ke arah 16.350, dengan potensi resisten di kisaran 16.500,” jelas Ariston.

Ia juga menambahkan bahwa indeks dollar AS saat ini berada di sekitar angka 98. Padahal pada Jumat siang sebelumnya, indeks ini masih berada di kisaran 100. Penurunan ini turut menegaskan adanya tekanan pada ekonomi AS, terutama menyusul kebijakan kenaikan tarif impor oleh Presiden AS, Donald Trump.

Langkah-langkah proteksionis seperti tarif baru tersebut, menurut Ariston, dapat memicu kekhawatiran pasar akan perlambatan ekonomi Amerika, sehingga memberikan sentimen negatif terhadap dollar AS dan menjadi faktor pendukung penguatan mata uang negara-negara lain, termasuk rupiah.

Level Kurs Jisdor dan Pergerakan Akhir Pekan

Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang dirilis pada Jumat, 1 Agustus 2025, tercatat berada di level Rp16.494 per dollar AS. Angka ini lebih lemah dibanding posisi Kamis, 31 Juli 2025, yang berada di level Rp16.459 per dollar AS.

Meskipun masih menunjukkan tren pelemahan pada akhir pekan lalu, data pasar spot hari ini mengindikasikan bahwa rupiah mulai mengambil momentum untuk menguat, dipengaruhi oleh kondisi global yang mulai mengarah ke arah konsolidasi nilai tukar.

Kondisi ini menjadi perhatian bagi para pelaku ekonomi dan pengambil kebijakan, sebab stabilitas nilai tukar merupakan salah satu komponen penting dalam menjaga kestabilan harga dan daya beli masyarakat.

Kurs Rupiah di Perbankan Nasional

Selain data pasar spot dan Jisdor, penguatan nilai tukar rupiah juga tercermin dari kurs jual dan beli yang ditetapkan oleh perbankan nasional pada hari ini. Secara umum, rata-rata kurs perbankan besar menunjukkan posisi stabil di kisaran Rp16.400-an per dollar AS.

Berikut ini adalah kurs jual dan beli rupiah terhadap dollar AS di lima bank besar Indonesia per 4 Agustus 2025:

Bank BRI

Kurs jual: Rp16.406

Kurs beli: Rp16.381

Bank Mandiri

Kurs jual: Rp16.430

Kurs beli: Rp16.400

Bank BNI

Kurs jual: Rp16.400

Kurs beli: Rp16.385

Bank BCA

Kurs jual: Rp16.400

Kurs beli: Rp16.377

CIMB Niaga

Kurs jual: Rp16.509

Kurs beli: Rp16.484

Data ini menunjukkan bahwa perbankan tetap berhati-hati dalam menyikapi fluktuasi pasar valuta asing. Perbedaan tipis antara kurs jual dan beli mencerminkan stabilitas serta antisipasi perbankan terhadap potensi pergerakan jangka pendek rupiah.

Prospek Kurs Rupiah Dalam Jangka Pendek

Dengan meredanya tekanan dari dollar AS dan adanya potensi perlambatan ekonomi global, pasar kini menunggu arah kebijakan lanjutan dari bank sentral Amerika (The Fed). Keputusan The Fed nantinya akan memberi pengaruh besar terhadap arah nilai tukar di kawasan, termasuk rupiah.

Namun, untuk jangka pendek, penguatan rupiah hari ini bisa menjadi indikasi stabilisasi yang lebih luas. Apalagi, jika ditopang oleh kondisi ekonomi domestik yang tetap solid dan respons fiskal yang tepat dari pemerintah.

Pasar akan tetap mencermati perkembangan makroekonomi, baik dari sisi eksternal seperti kebijakan suku bunga global, maupun internal seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi, serta defisit transaksi berjalan.

Penguatan rupiah di awal pekan ini memberikan sinyal yang menggembirakan bagi para pelaku pasar. Walau demikian, kehati-hatian tetap diperlukan mengingat tantangan global masih bisa berubah cepat.

Dengan stabilnya kurs perbankan dan adanya pelemahan dollar AS, saat ini menjadi waktu yang baik untuk memantau perkembangan nilai tukar dengan cermat. Kombinasi antara faktor eksternal dan ketahanan ekonomi domestik akan menjadi penentu utama arah rupiah dalam beberapa waktu ke depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index