Sri Mulyani

Sri Mulyani Optimis Ekonomi RI Terus Tumbuh

Sri Mulyani Optimis Ekonomi RI Terus Tumbuh
Sri Mulyani Optimis Ekonomi RI Terus Tumbuh

JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan kinerja positif pada triwulan II tahun 2025, mencatat pertumbuhan sebesar 5,12 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Di tengah situasi global yang penuh tantangan dan ketidakpastian, capaian ini menjadi indikasi kuat atas ketahanan ekonomi nasional. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa pertumbuhan ini terutama ditopang oleh konsumsi domestik yang solid, meningkatnya investasi dan ekspor, serta peran aktif dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Dalam konferensi pers, di Jakarta, Menkeu menyatakan bahwa pemerintah akan terus mengoptimalkan peranan APBN untuk mendukung perekonomian nasional melalui tiga fungsinya, yaitu alokasi, distribusi, dan stabilisasi.

Faktor Pendukung Pertumbuhan Ekonomi

Konsumsi rumah tangga menjadi salah satu penopang utama pertumbuhan pada kuartal ini. Pertumbuhan konsumsi tercatat sebesar 4,97 persen, dipicu oleh inflasi yang terkendali di angka 2,18 persen. Kenaikan belanja masyarakat terlihat signifikan di sektor transportasi, restoran, dan akomodasi. Momen libur sekolah serta hari besar keagamaan turut memberi dorongan, ditambah dengan dukungan kebijakan pemerintah seperti diskon tarif transportasi dan penurunan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Menurut Menkeu, upaya pemerintah dalam memberikan stimulus pada periode liburan ini berhasil meningkatkan aktivitas konsumsi dan memberi sinyal positif kepada pelaku ekonomi.

Kenaikan Investasi dan Belanja Modal

Sektor investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) menunjukkan pertumbuhan mengesankan sebesar 6,99 persen, menjadi yang tertinggi sejak triwulan II 2021. Investasi bangunan tumbuh 4,89 persen, sementara investasi pada mesin mengalami lonjakan sebesar 25,3 persen. Realisasi investasi langsung mencapai Rp477,7 triliun, didorong oleh pertumbuhan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar 30,5 persen secara tahunan.

Belanja modal pemerintah juga mengalami peningkatan tajam sebesar 30,37 persen, dengan alokasi terbesar pada sektor peralatan dan mesin. Menkeu menyatakan bahwa tren ini menggambarkan optimisme investor dan keberhasilan kebijakan pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui deregulasi dan perbaikan prosedur bisnis.

Kontribusi Ekspor dan Harapan Manufaktur

Dari sisi eksternal, kinerja ekspor menunjukkan peningkatan positif. Ekspor barang tumbuh 10,67 persen, sementara ekspor jasa mencatat pertumbuhan 11,17 persen, didorong oleh meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara. Di sisi lain, impor bahan baku dan barang modal naik sebesar 12,17 persen, yang diharapkan akan mendorong aktivitas produksi manufaktur di masa mendatang.

Pertumbuhan Berdasarkan Sektor Produksi

Jika dilihat dari sisi produksi, sektor industri pengolahan tumbuh 5,68 persen, dengan kontribusi utama berasal dari hilirisasi industri dan meningkatnya permintaan dalam negeri. Industri logam dasar mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 14,9 persen. Sektor makanan dan minuman naik 6,2 persen, sedangkan industri kimia dan farmasi tumbuh 9,4 persen.

Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 13,82 persen. Selain itu, sektor perdagangan tumbuh 5,37 persen, konstruksi 4,98 persen, transportasi dan pergudangan 8,52 persen, serta informasi dan komunikasi naik 7,92 persen.

Optimisme Semester II 2025

Menkeu menyatakan optimisme bahwa tren pertumbuhan ekonomi akan terus berlanjut pada semester kedua tahun 2025. Pemerintah akan mempercepat realisasi belanja, menyalurkan berbagai stimulus, dan menjalankan program-program prioritas seperti makan bergizi gratis, pembangunan sekolah rakyat, penyediaan hunian layak, serta menjaga stabilitas harga pangan.

Dalam penjelasannya, Menkeu juga merujuk pada proyeksi World Economic Outlook dari IMF yang telah direvisi naik dari 2,8 persen menjadi 3 persen untuk tahun 2025. Ia berharap bahwa kinerja ekonomi nasional pada kuartal III dan IV dapat mempertahankan momentum positif yang telah dicapai di kuartal sebelumnya.

Peranan APBN sebagai Instrumen Stabilitas

Peranan APBN akan terus dimaksimalkan sebagai instrumen countercyclical dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi, terutama di tengah ketidakpastian global. APBN tidak hanya menjadi alat pembiayaan program pemerintah, tetapi juga sebagai alat strategis untuk menghadapi potensi pelemahan ekonomi dan menjaga kesinambungan pembangunan.

Menkeu menegaskan bahwa kebijakan fiskal yang adaptif dan responsif akan terus diperkuat untuk menjaga daya tahan ekonomi nasional. Pemerintah berkomitmen menjaga momentum pertumbuhan dengan tetap mempertahankan stabilitas makroekonomi, mengelola risiko eksternal, dan memperkuat daya beli masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,12 persen pada triwulan II tahun 2025 mencerminkan fondasi yang kuat di tengah tantangan global. Didorong oleh konsumsi, investasi, dan ekspor yang positif, serta dukungan fiskal melalui APBN, ekonomi Indonesia menunjukkan ketangguhan dan kemampuan untuk terus tumbuh.

Optimisme pemerintah terhadap semester II 2025 semakin menguat, dengan strategi percepatan program, stimulus ekonomi, dan penguatan sektor-sektor produktif. Semua ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan untuk memastikan kesejahteraan masyarakat dan daya saing ekonomi nasional tetap terjaga.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index