PENYEBERANGAN

Penyeberangan Klungkung Stabil Bila Cuaca Mendukung

Penyeberangan Klungkung Stabil Bila Cuaca Mendukung
Penyeberangan Klungkung Stabil Bila Cuaca Mendukung

JAKARTA - Cuaca menjadi penentu utama dalam aktivitas penyeberangan di wilayah Klungkung, Bali. Beberapa pelabuhan yang berada di kawasan ini menerapkan sistem buka tutup karena faktor alam yang tidak dapat diprediksi secara pasti. Seperti yang terjadi pada awal Agustus 2025, sejumlah pelabuhan di Klungkung, khususnya dari Kecamatan Nusa Penida menuju Kecamatan Dawan, membatasi penyeberangan akibat ombak besar yang mengancam keselamatan.

Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas II Nusa Penida, Ni Luh Putu Eka Suyasmin, menegaskan bahwa keputusan buka tutup pelabuhan dilakukan berdasarkan pantauan cuaca terkini. Ia mengatakan bahwa jika ombak kembali memburuk secara tiba-tiba, pelabuhan bisa langsung ditutup demi keselamatan para penumpang dan awak kapal.

"Kalau tiba-tiba cuaca kembali memburuk, maka pelabuhan ditutup atau diberlakukan buka tutup," kata Eka Suyasmin.

Sementara itu, Pelabuhan Sanur, Denpasar, masih ditutup sepenuhnya sejak beberapa hari terakhir karena gelombang tinggi yang tidak memungkinkan aktivitas penyeberangan berlangsung. Tim gabungan di lapangan fokus dalam upaya evakuasi dan pengamanan di area Pelabuhan Sanur, terutama setelah kejadian yang cukup memilukan pada hari sebelumnya.

Kondisi ini berdampak langsung pada wisatawan yang hendak melakukan penyeberangan. Sebagian besar dari mereka akhirnya kembali ke penginapan masing-masing setelah diberi informasi oleh agen perjalanan mereka. Koordinasi antara agen perjalanan dengan tamu dinilai cukup membantu dalam mencegah terjadinya kepanikan atau kebingungan di lapangan.

"Tamu-tamu sudah diberitahu oleh agennya masing-masing terkait situasi gelombang saat ini," jelas Eka Suyasmin.

Ia pun berharap bahwa kondisi cuaca akan segera membaik agar aktivitas penyeberangan bisa berjalan seperti biasa. Harapan ini menjadi penantian banyak pihak, terutama mereka yang menggantungkan aktivitas bisnis maupun wisatanya melalui jalur laut.

"Mudah-mudahan, cuaca sudah bagus dan pelabuhan bisa dibuka kembali," harap Eka Suyasmin.

Kondisi cuaca ekstrem ini menjadi perhatian serius menyusul insiden yang terjadi sebelumnya. Kemarin sore sekitar pukul 15.15 Wita, sebuah kapal cepat (fast boat) bernama Bali Dolphin Cruise II mengalami kecelakaan laut saat hendak merapat di Pelabuhan Sanur. Kapal yang mengangkut 75 penumpang dan 5 anak buah kapal (ABK) tersebut kandas di perairan Pantai Matahari Terbit, Desa Sanur Kaja, Denpasar Selatan.

Kapal berangkat dari Pelabuhan Banjar Nyuh, Nusa Penida, Klungkung, dan mengalami musibah di alur masuk Pelabuhan Sanur. Kecelakaan ini menyebabkan dua penumpang yang merupakan Warga Negara Asing (WNA) asal China meninggal dunia. Sementara itu, satu orang Warga Negara Indonesia (WNI) yang merupakan ABK dari kapal tersebut masih dalam pencarian.

Insiden tersebut diduga kuat terjadi akibat faktor cuaca ekstrem, di mana ombak mencapai ketinggian hingga 4 meter. Kapal sebenarnya sudah memenuhi standar keamanan, termasuk penyediaan life jacket bagi seluruh penumpang serta persiapan life raft untuk situasi darurat. Namun, besarnya gelombang tetap menimbulkan dampak besar meski protokol keselamatan telah diterapkan.

Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi semua pihak akan perlunya kewaspadaan tinggi dalam menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu, terutama di wilayah maritim seperti Bali. Penerapan sistem buka tutup pelabuhan menjadi langkah antisipasi terbaik saat ini untuk menjaga keselamatan semua pihak yang terlibat dalam aktivitas penyeberangan.

Dengan tingginya risiko yang ada, pihak pelabuhan pun terus meningkatkan koordinasi antar instansi serta pemantauan cuaca secara intensif. Keputusan penutupan pelabuhan juga disampaikan secara cepat kepada publik agar masyarakat maupun wisatawan dapat menyesuaikan rencana perjalanan mereka.

Sistem komunikasi antara pelabuhan, agen perjalanan, dan wisatawan pun dinilai telah berjalan dengan baik. Hal ini terbukti dari sikap tenang para wisatawan yang menerima perubahan rencana perjalanan akibat kondisi cuaca. Informasi yang tepat waktu dan akurat sangat berpengaruh dalam menciptakan rasa aman meskipun situasi kurang kondusif.

Harapan besar disematkan agar cuaca kembali bersahabat sehingga aktivitas pelabuhan di Klungkung dan Denpasar bisa normal kembali. Bagi masyarakat setempat, wisatawan, serta pelaku usaha, kondisi cuaca yang stabil menjadi kunci untuk melanjutkan aktivitas ekonomi dan pariwisata secara aman.

Kejadian ini turut menjadi pelajaran penting bahwa dalam dunia maritim, keselamatan adalah prioritas utama. Tak hanya soal kapal dan pelabuhan, namun juga sistem peringatan dini, kesiapan kru kapal, serta kesadaran semua pihak terhadap kondisi cuaca. Semoga koordinasi lintas sektor terus diperkuat demi menciptakan transportasi laut yang aman dan terpercaya bagi seluruh masyarakat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index