JAKARTA - Perekonomian Indonesia menunjukkan capaian positif pada kuartal II/2025. Berdasarkan data resmi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,12% secara year-on-year (yoy). Angka ini lebih tinggi dari sejumlah proyeksi awal yang memperkirakan pertumbuhan hanya sebesar 4,8%.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud, menegaskan bahwa salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional adalah proyek-proyek infrastruktur strategis yang sedang berjalan di berbagai wilayah Tanah Air. Meski pengeluaran atau konsumsi pemerintah masih mengalami kontraksi sebesar 0,33% yoy, aktivitas pembangunan justru menjadi penopang pertumbuhan.
Kontribusi Proyek Infrastruktur
"Ada beberapa proyek pendorong yang men-driver [pertumbuhan ekonomi] di antaranya proyek pembangunan beberapa ruas jalan tol, seperti tadi saya sampaikan dari ruas Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat Seksi IV," ujar Edy.
Tak hanya di Sumatra, sejumlah proyek besar di kawasan Jakarta juga berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan. Di antaranya adalah ruas Tol Jakarta-Cikampek Selatan Paket 2A, pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) Fase 2A DKI Jakarta, serta proyek Tanggul Laut fase C di DKI Jakarta. Proyek-proyek ini tak hanya meningkatkan konektivitas, tetapi juga mendongkrak kegiatan ekonomi melalui sektor konstruksi.
Selain itu, pembangunan MRT Bali, Tol Samarinda-Balikpapan di Kalimantan Timur, serta program pembangunan tiga juta rumah di berbagai daerah turut memperkuat geliat sektor infrastruktur. Hal ini mencerminkan bahwa proyek infrastruktur tak hanya berpusat di Jawa, tetapi tersebar secara merata di berbagai wilayah Indonesia.
Pertumbuhan Sektor Konstruksi
Peran sektor konstruksi juga menjadi sorotan dalam rilis BPS tersebut. Pada kuartal II/2025, sektor konstruksi mencatat pertumbuhan sebesar 4,98% yoy, meningkat signifikan dari capaian kuartal sebelumnya yang sebesar 2,18% yoy. Hal ini mengindikasikan adanya percepatan aktivitas pembangunan di tengah meningkatnya kebutuhan infrastruktur nasional.
Pertumbuhan sektor konstruksi ini juga diperkuat oleh pembiayaan dari sektor swasta dan rumah tangga. Indeks nilai konstruksi mengalami kenaikan, mencerminkan meningkatnya realisasi proyek-proyek bangunan. Peningkatan impor bahan baku konstruksi dan naiknya pengadaan semen menjadi indikator lainnya dari tingginya aktivitas konstruksi sepanjang kuartal ini.
Skala dan Nilai Ekonomi
Di sisi lain, Edy juga menyampaikan bahwa total produk domestik bruto (PDB) Indonesia atas dasar harga berlaku pada kuartal II/2025 mencapai Rp5.947 triliun. Sementara itu, PDB atas dasar harga konstan tercatat sebesar Rp3.396,3 triliun. Angka ini memberikan gambaran konkret tentang skala dan kekuatan ekonomi nasional dalam periode tersebut.
"Sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II/2025 bila dibandingkan dengan triwulan II/2024 atau secara yoy tumbuh sebesar 5,12%," tambah Edy dalam paparannya.
Sektor Pendukung Ekonomi
Lebih lanjut, ia memaparkan lima sektor utama yang menjadi kontributor terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2025. Sektor industri pengolahan menempati posisi teratas sebagai penyumbang terbesar. Hal ini sejalan dengan meningkatnya permintaan domestik dan global yang mendongkrak aktivitas industri di berbagai lini.
Selain industri pengolahan, sektor-sektor lain yang juga memberikan kontribusi positif termasuk sektor perdagangan, transportasi dan pergudangan, informasi dan komunikasi, serta sektor konstruksi. Kelima sektor ini berperan besar dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional di tengah tantangan global.
Aktivitas konstruksi yang meningkat juga terlihat dari data konsumsi semen dan material lainnya. Edy menyebutkan bahwa permintaan terhadap bahan bangunan mengalami peningkatan yang signifikan, sejalan dengan tingginya kebutuhan proyek infrastruktur.
Proyek-proyek besar seperti MRT, jalan tol, dan tanggul laut juga membuka banyak lapangan kerja sementara dan permanen, yang berkontribusi pada daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi lokal. Efek domino ini menjadi bukti bahwa pembangunan infrastruktur tidak hanya berdampak pada konektivitas, tetapi juga memperkuat fondasi ekonomi jangka panjang.
Dengan capaian ini, Indonesia menunjukkan bahwa strategi pembangunan infrastruktur dapat menjadi salah satu kunci pemulihan dan percepatan ekonomi pasca-pandemi. Meskipun tantangan masih ada, seperti kontraksi pengeluaran pemerintah dan dinamika global, sinyal positif dari dalam negeri menunjukkan arah pemulihan yang semakin kokoh.
Capaian kuartal II/2025 ini juga menjadi fondasi penting menuju target pertumbuhan ekonomi nasional secara tahunan. Pemerintah dan pelaku usaha diharapkan terus menjaga sinergi untuk memastikan kesinambungan proyek-proyek strategis yang berdampak luas pada masyarakat.
Dengan fokus pada pembangunan infrastruktur dan penguatan sektor-sektor produktif, Indonesia menunjukkan daya tahan dan potensi untuk terus tumbuh secara inklusif dan berkelanjutan.