OLAHRAGA

Olahraga Panah, Memperkuat Mental dan Jiwa Santri

Olahraga Panah, Memperkuat Mental dan Jiwa Santri
Olahraga Panah, Memperkuat Mental dan Jiwa Santri

JAKARTA - Memanah bukan sekadar olahraga, tapi juga sarana membangun karakter mental dan spiritual yang kokoh, terutama bagi para pelajar. Pemerintah Kota Makassar, Sulawesi Selatan, menggelar lomba memanah sebagai bagian dari program penguatan mental dan spiritual para santri. Kegiatan ini diberi nama “Expo Keterampilan Panahan” dan melibatkan sekitar 1.200 peserta dari kalangan santri tingkat SMP dan SMA sederajat se-Kota Makassar.

Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kota Makassar, Muhammad Syarief, menegaskan bahwa olahraga memanah memiliki nilai lebih dari sekadar aktivitas fisik. "Olahraga memanah ini juga melatih kefokusan, kesabaran, serta kontrol emosional para siswa. Ini sangat penting untuk membentuk pribadi yang kuat secara mental dan spiritual," ujar Syarief.

Kegiatan yang berlangsung di lingkungan Pondok Pesantren Qur’an Markaz Imam Malik (MIM) ini menjadi wadah pembinaan karakter santri dengan pendekatan olahraga yang bernilai sunnah. Selain aspek kesehatan, memanah juga berfungsi sebagai ibadah dan pengingat tradisi keislaman yang luhur. "Memanah merupakan bagian dari olahraga yang juga merupakan sunah Rasulullah SAW. Karena itu, kegiatan ini tidak hanya menyehatkan, tapi juga menjadi ibadah dan pengingat akan tradisi keislaman yang penuh nilai luhur," tambah Syarief.

Lomba yang diikuti oleh peserta putra dan putri ini terbagi rata antara tingkat SMP dan SMA, masing-masing 600 peserta. Ajang ini diharapkan dapat membangkitkan semangat juang, disiplin, serta karakter Islami yang kokoh pada generasi muda. Pemerintah Kota Makassar pun menyatakan komitmennya untuk terus mendukung kegiatan serupa sebagai investasi jangka panjang bagi masa depan daerah.

Menurut Syarief, "Kami berharap kegiatan ini dapat membangkitkan semangat kebersamaan, meningkatkan potensi diri, serta memperkuat karakter Islami dalam diri generasi muda kita." Semangat kebersamaan dan peningkatan potensi ini diharapkan tidak hanya memberikan manfaat individual, tetapi juga mempererat hubungan antar-pesantren di wilayah Kota Makassar.

Selain lomba, rangkaian kegiatan ditutup dengan tabligh akbar yang menghadirkan Ustadz Muthashar Hasbi sebagai penceramah. Dalam ceramahnya, Ustadz Muthashar menyampaikan pesan tentang pentingnya menjaga iman dan akhlak di kalangan generasi muda sebagai fondasi kuat dalam menjalani kehidupan.

Panahan dalam Tradisi Islam

Sebagai olahraga yang belum sepopuler cabang olahraga modern lain seperti sepak bola atau bulu tangkis, panahan menempati posisi yang istimewa dalam tradisi Islam. Rasulullah SAW secara khusus menganjurkan umatnya untuk mengajarkan anak-anak mereka memanah, berkuda, dan berenang, sebagaimana diriwayatkan dalam hadis shahih Bukhari dan Muslim.

Rasulullah SAW bersabda, "Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang, dan memanah" (HR Bukhari dan Muslim). Hadis lain menyebutkan, "Lemparkanlah (panah) dan tunggangilah (kuda)" (HR Muslim). Dengan kata lain, panahan bukan hanya latihan fisik tetapi juga sebuah tradisi spiritual yang ditanamkan sejak masa awal penyebaran Islam.

Di masa Rasulullah dan Khulafa ar-Rasyidin, keahlian memanah menjadi sangat strategis dalam peperangan. Mereka yang mahir memanah turut menentukan kemenangan di medan tempur. Bahkan kisah kepiawaian memanah juga muncul dalam sejarah penaklukan Sultan Muhammad Alfatih atas Konstantinopel pada abad ke-14. Pasukan Sultan Muhammad berhasil menaklukkan kota tersebut dengan menggabungkan teknik berenang, berkuda, dan panahan dalam strategi perang mereka.

Memanah sebagai Ilmu dan Seni

Peradaban Islam di masa kejayaannya tidak hanya maju di bidang budaya dan ilmu pengetahuan, tetapi juga dalam mengembangkan ilmu panahan sebagai bagian dari ilmu pengetahuan yang dapat dipelajari dan disempurnakan. Para ilmuwan Islam telah menelaah berbagai aspek panahan, baik dari segi teknik maupun manfaatnya bagi kesehatan dan mental.

Dokumen-dokumen klasik menyebutkan berbagai teknik dan filosofi memanah yang sudah ada sejak masa penyebaran Islam. Di Istanbul, Turki, tepatnya di Istana Topkapi, tersimpan tiga anak panah yang diyakini milik Nabi Muhammad SAW, sebagai simbol keagungan olahraga ini dalam sejarah Islam.

Dengan mempelajari panahan, seseorang tidak hanya berlatih fisik, tetapi juga mengasah ketelitian, kesabaran, dan konsentrasi nilai-nilai penting yang sangat bermanfaat bagi pembentukan karakter seseorang.

Melalui lomba panahan ini, Pemkot Makassar ingin menegaskan bahwa olahraga bukan hanya soal kebugaran tubuh, tapi juga kekuatan mental dan spiritual. Memanah sebagai olahraga sunnah dapat menjadi jalan untuk membentuk generasi yang unggul, disiplin, dan berakhlak mulia.

Kegiatan ini sekaligus membuka peluang bagi para santri untuk mengenal lebih jauh olahraga yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW, sekaligus memupuk rasa cinta terhadap tradisi dan nilai-nilai Islam. Semangat ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk menanamkan karakter Islami yang kokoh pada generasi muda, yang merupakan masa depan bangsa.

Dengan melibatkan ratusan peserta, acara ini menjadi ajang silaturahim antar-pesantren dan sarana berbagi pengalaman, sekaligus memperkuat solidaritas umat di Kota Makassar. Sebuah langkah kecil yang diharapkan bisa memberikan dampak besar bagi masa depan generasi muda dan masyarakat secara luas.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index