JAKARTA - Kabupaten Lebak, Banten, mencatat hasil panen padi yang sangat menggembirakan pada Agustus 2025. Luas lahan yang dipanen mencapai 21.000 hektare, memberikan kontribusi besar terhadap ketersediaan pangan di daerah itu serta menjadi pendorong peningkatan ekonomi masyarakat petani. Keberhasilan ini menunjukkan ketangguhan sektor pertanian di wilayah tersebut, yang tetap dapat menghasilkan hasil optimal meskipun menghadapi berbagai tantangan alam dan ekonomi.
Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Deni Iskandar, menjelaskan bahwa panen padi tersebut merupakan hasil dari gerakan tanam yang dilakukan pada Juni 2025 lalu. Ia menyampaikan harapannya agar para petani yang sudah memanen bisa segera melakukan percepatan tanam kembali. Hal ini penting agar produktivitas pertanian di Lebak terus terjaga dan meningkat setiap tahunnya. “Kami berharap petani yang sudah panen agar cepat kembali melakukan gerakan percepatan tanam,” ujar Deni Iskandar.
Panen padi yang berlangsung hampir di seluruh wilayah Kabupaten Lebak itu tidak hanya memberikan hasil dalam jumlah besar, tapi juga kualitas yang cukup baik. Mayoritas petani menggunakan benih varietas Inpari 32 yang memiliki masa panen relatif singkat, yakni antara 85 hingga 95 hari setelah penanaman. Keunggulan benih Inpari 32 ini terlihat dari tingkat produktivitasnya yang mencapai rata-rata 6 ton gabah kering pungut per hektare.
- Baca Juga Harga BBM Terbaru Berlaku Seluruh SPBU
Selain tingkat produktivitas yang tinggi, benih Inpari 32 juga dikenal tahan terhadap serangan hama dan berbagai penyakit tanaman. Kualitas beras yang dihasilkan pun cukup baik, sehingga varietas ini banyak diminati oleh petani. Dengan keunggulan-keunggulan tersebut, petani di Kabupaten Lebak merasa terbantu dan termotivasi untuk terus menggunakan benih ini dalam bercocok tanam.
Panen padi Agustus 2025 juga membawa dampak positif secara ekonomi bagi petani di wilayah tersebut. Harga gabah kering pungut yang mereka dapatkan saat ini sebesar Rp7.000 per kilogram, lebih tinggi dibandingkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram. Dengan harga tersebut, petani yang memiliki lahan satu hektare dan berhasil memanen sekitar 5 ton gabah kering bisa meraih pendapatan hingga Rp35 juta per hektare.
“Kami berharap panen padi itu dapat meningkatkan ekonomi petani dengan harga gabah pungut Rp7.000 per kg dan jika menjual 5 ton bisa menghasilkan pendapatan Rp35 juta per hektare,” jelas Deni Iskandar, menekankan pentingnya harga yang layak bagi petani agar usaha mereka tetap berkelanjutan.
Rasa syukur dan kegembiraan juga diungkapkan oleh Anwar, seorang petani berusia 60 tahun dari Kalanganyar, Kabupaten Lebak. Ia merasa senang dan bersyukur karena produktivitas padi yang dipanen cukup tinggi, mencapai sekitar 6 ton gabah kering per hektare. “Kami bersyukur tanaman padi seluas 1,5 hektare itu bisa dipanen dengan hasil yang baik,” katanya, menambahkan bahwa kondisi pertanian tahun ini sangat mendukung dengan pasokan air yang melimpah.
Keberhasilan panen padi tahun ini tidak terlepas dari kondisi cuaca yang sangat mendukung. Curah hujan yang cukup tinggi selama beberapa bulan terakhir memastikan pasokan air yang cukup untuk sawah-sawah di Lebak, sehingga tanaman padi dapat tumbuh dengan subur dan hasil panen pun maksimal.
Selain itu, Ketua Kelompok Tani (Koptan) Blok Sentral Kecamatan Rangkasbitung Barat, Ahmad, turut memberikan informasi bahwa di wilayahnya saat ini tengah berlangsung panen padi seluas 50 hektare dari penanaman pada Juni 2025. Menurutnya, di tahun 2025 ini, petani di wilayah tersebut berhasil meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari tiga kali tanam menjadi empat kali tanam dalam setahun. Kenaikan tersebut dapat tercapai berkat ketersediaan air yang cukup dari jaringan irigasi Cijoro yang terus terjaga.
“Kami sekarang panen dan awal September mendatang kembali tanam sesuai instruksi Dinas Pertanian setempat,” ujar Ahmad, menambahkan bahwa percepatan tanam menjadi salah satu strategi penting untuk meningkatkan hasil produksi.
Peningkatan indeks pertanaman ini merupakan kemajuan signifikan dalam sistem pertanian di Kabupaten Lebak. Dengan kemampuan menanam padi lebih sering dalam setahun, para petani dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan mereka secara signifikan. Hal ini sekaligus menjadi indikator adaptasi petani terhadap kondisi iklim dan pengelolaan sumber daya air yang lebih baik.
Dampak positif dari panen padi yang melimpah ini tidak hanya terbatas pada ketahanan pangan daerah saja. Secara ekonomi, hasil panen yang tinggi dan harga gabah yang menguntungkan menjadi sumber penghasilan yang signifikan bagi petani. Dengan pendapatan yang lebih baik, para petani memiliki peluang untuk memperbaiki kualitas hidup keluarga serta melakukan investasi kembali dalam usaha pertanian mereka.
Keberhasilan ini juga menjadi bukti nyata bahwa upaya pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian Kabupaten Lebak dalam mendukung petani, terutama melalui program percepatan tanam dan pengembangan varietas unggul, berjalan dengan efektif. Infrastruktur pertanian, seperti jaringan irigasi yang baik, turut memberikan peran penting dalam keberhasilan hasil panen ini.
Dengan ketersediaan air yang cukup, penggunaan benih unggul, dan manajemen tanam yang baik, Kabupaten Lebak menunjukkan bahwa sektor pertanian tetap menjadi andalan untuk memenuhi kebutuhan pangan sekaligus mendongkrak perekonomian masyarakat lokal.
Keberhasilan panen padi pada Agustus 2025 ini memberikan harapan besar bahwa sektor pertanian di Kabupaten Lebak akan terus berkembang dan mampu memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat. Sinergi antara petani, pemerintah daerah, dan pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana menjadi kunci utama dalam menjaga keberlanjutan sektor pertanian di masa depan.
Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi dunia pertanian saat ini, seperti perubahan iklim dan fluktuasi harga komoditas, keberhasilan Kabupaten Lebak dalam menghasilkan panen padi yang melimpah menjadi contoh yang patut diapresiasi dan ditiru oleh daerah lain.
Dengan dukungan terus-menerus dan inovasi dalam pertanian, masa depan petani di Kabupaten Lebak diperkirakan akan semakin cerah dan mampu memberikan kontribusi nyata bagi ketahanan pangan dan peningkatan ekonomi masyarakat di Indonesia.