JAKARTA - Bank Indonesia (BI) sukses menyelenggarakan Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2025 pada 7–10 Agustus 2025 dengan tema “Inovasi dan Sinergi: Kunci Penguatan Peran UMKM sebagai Motor Penggerak Ekonomi Berkelanjutan”. Gelaran ini menekankan pengembangan UMKM melalui inovasi, digitalisasi, dan kolaborasi lintas sektor, sekaligus membuka peluang pasar domestik dan internasional.
KKI 2025 menampilkan pameran UMKM binaan, business matching ekspor dan pembiayaan, seminar, talkshow, serta transformasi digital dan transisi hijau. Strategi ini bertujuan agar UMKM tidak hanya bertahan di ekonomi lokal, tetapi juga mampu bersaing global.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, menjelaskan bahwa sejak pembukaan, KKI mendapat respons positif dari masyarakat. Hal ini terlihat dari jumlah pengunjung yang hadir secara langsung maupun daring melalui kanal yang disediakan BI.
Jumlah Pengunjung dan Transaksi
Sepanjang gelaran KKI, tercatat 152.458 pengunjung, terdiri dari 15.552 pengunjung hadir langsung di Jakarta International Convention Center (JICC) dan 136.906 pengunjung mengikuti kegiatan secara online. Aktivitas daring ini menunjukkan kemampuan BI dalam memanfaatkan teknologi untuk memperluas jangkauan acara.
KKI 2025 menghasilkan business matching (BM) senilai Rp224 miliar, dengan rincian pembiayaan UMKM hijau Rp96 miliar dan UMKM lainnya Rp168,3 miliar. BM ekspor mempertemukan UMKM binaan BI dan lembaga terkait dengan 26 pembeli serta agregator dari 17 negara.
Omzet penjualan selama KKI juga mencapai Rp98,7 miliar, terdiri dari Rp20 miliar transaksi di lokasi pameran dan Rp78,7 miliar melalui platform digital KKI. “Hampir seluruh transaksi menggunakan QRIS, sehingga proses pembayaran lebih cepat, mudah, aman, dan andal,” ujar Destry pada penutupan KKI, Minggu (10/8/2025).
Manfaat KKI bagi UMKM
KKI memberikan manfaat nyata bagi UMKM, baik dari sisi penjualan maupun pembelajaran. Peserta memperoleh insight dari pakar terkait strategi bisnis, inovasi produk, dan pemasaran global. Destry menyoroti potensi besar UMKM Indonesia, terutama di sektor makanan dan minuman seperti kopi dan cokelat, garmen, handicraft, hingga fashion.
“UMKM kita semakin diterima secara domestik maupun global. Saya menyaksikan langsung transaksi dengan buyer dari Amsterdam yang berminat membeli kopi, cokelat, dan makanan ringan,” tambahnya.
Sebanyak 362 UMKM binaan BI hadir secara luring di JICC, sementara lebih dari 1.100 UMKM ikut secara daring melalui platform www.karyakreatifindonesia.co.id. Produk yang ditampilkan mencakup wastra, kriya, kopi, makanan olahan, serta produk berbasis keberlanjutan.
Perhatian Khusus pada Wastra
Destry memberikan perhatian khusus pada Wastra Indonesia sebagai bagian penting identitas budaya bangsa. Dari batik, tenun, hingga songket, setiap helai kain merepresentasikan sejarah dan tradisi Indonesia.
“Para pengrajin UMKM inilah yang melestarikan warisan budaya. Mari kita dukung, jaga, dan terus berkolaborasi. Dibutuhkan peran banyak pihak untuk memajukan karya kreatif UMKM dan desainer kita. Dalam semangat Kalala Mareda, mari kita bersatu untuk berkarya,” pungkas Destry.
Peran Bank Indonesia dalam Pengembangan UMKM
KKI 2025 dibuka oleh Gubernur BI, Perry Warjiyo. Perry menekankan tiga alasan penting penguatan UMKM sebagai pilar ekonomi nasional: jumlah UMKM mencapai 65 juta, daya tahan UMKM terhadap fluktuasi global, dan peran besar UMKM yang sebagian besar dijalankan perempuan.
“Agar ekonomi terus maju, UMKM harus diperkuat. Mereka juga berkontribusi dalam menghidupi keluarga dan menjamin pendidikan anak-anak. Jika UMKM tumbuh, kita mencetak pemimpin masa depan bangsa,” ujarnya.
Kisah Sukses Peserta KKI
Teluk Gayo Coffee dari Aceh menjadi salah satu UMKM peserta yang merasakan manfaat KKI. Pemiliknya, Iqbal Arisa, mengatakan KKI membuka peluang pasar baru dan menjembatani buyer potensial.
“Kami sudah tiga kali ikut KKI, dan melalui acara ini bertemu buyer langsung. BI juga sering membawa pembeli ke Aceh untuk sesi cicip kopi. Jika harga cocok, biasanya langsung beli dalam partai besar,” jelas Iqbal.
Iqbal menceritakan pengalaman memperoleh pembeli dari China saat KKI 2022, dan transaksi terus berlanjut hingga kini. BI juga membantu menjembatani pembeli dari Singapura dan China, sehingga Iqbal berharap KKI diselenggarakan lebih sering.
Sila Tea, Artisan Tea dari Jawa Barat, juga berharap KKI menambah exposure untuk memperkenalkan produknya ke pasar lebih luas. Brand Manager Clara menambahkan bahwa bantuan BI melalui pameran maupun business matching di dalam maupun luar negeri sangat berpengaruh terhadap penjualan.
“Dampak bantuan BI terasa sekali. Tahun lalu penjualan meningkat signifikan, dan kami berharap tahun ini lebih banyak sales serta exposure,” kata Clara.
KKI 2025 membuktikan kolaborasi BI, pemerintah, dan UMKM mampu menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif. Inovasi, digitalisasi, dan sinergi lintas sektor menjadi kunci agar UMKM tetap tangguh, memperoleh pasar baru, dan menjaga kelangsungan usaha.
Dengan pengalaman sukses peserta seperti Teluk Gayo Coffee dan Sila Tea, KKI membuktikan peran nyata BI dalam memajukan UMKM serta melestarikan budaya lokal. Gelaran ini tidak hanya meningkatkan omzet, tetapi juga membuka peluang bisnis internasional dan memperkuat posisi UMKM Indonesia di pasar global.