JAKARTA - Transformasi menuju energi bersih di Indonesia kini semakin nyata, salah satunya melalui percepatan pemanfaatan kendaraan listrik. PT PLN (Persero) mengambil peran penting dalam hal ini dengan membangun infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang terus berkembang pesat. Kehadiran SPKLU menjadi kunci untuk membangun rasa percaya masyarakat agar tidak ragu beralih dari kendaraan berbahan bakar minyak ke kendaraan listrik yang ramah lingkungan.
Hingga pertengahan tahun 2025, PLN telah merealisasikan sekitar 4.100 unit SPKLU yang tersebar di berbagai daerah, dari kota besar hingga pelosok. Angka tersebut hampir menyentuh target 5.000 unit yang ditetapkan untuk tahun ini. Pencapaian ini menegaskan komitmen PLN dalam mendukung percepatan adopsi kendaraan listrik di seluruh Indonesia.
Vice President Teknologi dan Inkubasi Produk Niaga PT PLN, Nuraida Puspitasari, menjelaskan bahwa strategi pembangunan SPKLU tidak hanya soal jumlah, melainkan juga kualitas dan kesesuaian dengan kebutuhan masyarakat. “PLN berupaya menambah jaringan SPKLU sekaligus meningkatkan fasilitasnya agar sesuai dengan kebutuhan pengguna mobil listrik,” ujarnya.
- Baca Juga Harga BBM Terbaru Berlaku Seluruh SPBU
Menurut Nuraida, persebaran SPKLU disesuaikan dengan kondisi dan jumlah kendaraan listrik di setiap wilayah. Untuk daerah pelosok, PLN memilih menempatkan SPKLU di kantor unit setempat agar akses masyarakat tetap terjamin. Sedangkan di kawasan padat, seperti Jakarta, tantangan yang dihadapi justru keterbatasan lahan. “Untuk daerah-daerah agak pelosok, PLN menyediakan SPKLU di kantor-kantornya. Sedangkan daerah-daerah padat, khususnya Jakarta yang banyak pengguna mobil listrik, permasalahan yang dihadapi PLN adalah keterbatasan lahan,” jelasnya.
Untuk menyiasati kondisi tersebut, PLN menggandeng berbagai mitra strategis sehingga pembangunan SPKLU tetap berjalan lancar meski ruang terbatas. “PLN menyiasati masalah keterbatasan lahan dengan menggandeng berbagai mitra,” tambah Nuraida. Langkah ini membuka ruang kolaborasi antara PLN dan swasta demi mempercepat ketersediaan infrastruktur.
Tidak hanya SPKLU konvensional, PLN juga menghadirkan inovasi baru bernama SPKLU PLN EYE atau pole mounted charger. Perangkat ini dipasang langsung pada tiang listrik sehingga hemat ruang dan lebih fleksibel. Saat ini, 500 unit PLN EYE telah beroperasi dari target 1.000 unit pada 2024. SPKLU ini dirancang PLN Enjiniring dengan kapasitas 7 kilo Watt (kW) dan 22 kW, dapat dipasang di tiang beton maupun besi.
Meski sudah digunakan, PLN tetap melakukan asesmen lanjutan untuk memastikan standar keamanan serta kenyamanan pengguna. Keamanan menjadi prioritas agar teknologi baru ini diterima luas masyarakat tanpa menimbulkan keraguan.
Selanjutnya, PLN juga menyiapkan terobosan berupa SPKLU Center. Berbeda dengan SPKLU biasa, SPKLU Center mampu melayani 10 hingga 20 kendaraan sekaligus. Fasilitas ini mulai hadir Agustus 2025 dengan konsep lebih nyaman, termasuk ruang tunggu yang bersih dan ramah pengguna. “Jadi ketika teman-teman nunggu, enggak digigit nyamuk gitu. Nonton beberapa film,” kata Nuraida, menggambarkan suasana SPKLU Center yang nyaman.
SPKLU Center akan dilengkapi minimal fast charger 50 kW, serta charger AC untuk berbagai tipe kendaraan listrik. Dengan variasi fasilitas, PLN memastikan semua pengguna dapat mengisi daya sesuai kebutuhan. Kehadiran SPKLU Center juga menandai peningkatan standar layanan, di mana pengisian daya tidak hanya cepat, tetapi juga nyaman.
Pengalaman PLN dalam mendukung acara besar semakin memperkuat kepercayaan publik. Saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Labuan Bajo, PLN sukses menyiapkan 108 unit SPKLU. Keberhasilan itu membuktikan kemampuan PLN menyediakan layanan untuk kebutuhan berskala internasional, sekaligus menunjukkan kesiapan infrastruktur kendaraan listrik di Indonesia.
Selain memberikan kenyamanan bagi pengguna, pembangunan SPKLU juga menjadi langkah nyata dalam mendukung program pemerintah mengurangi emisi karbon. Semakin banyak kendaraan listrik yang digunakan, semakin berkurang pula ketergantungan pada energi fosil. Dengan ketersediaan SPKLU yang luas, masyarakat lebih terdorong menggunakan kendaraan listrik tanpa khawatir soal akses pengisian daya.
Dari sisi ekonomi, pengembangan SPKLU membuka peluang usaha baru melalui kerja sama dengan mitra lokal. Hal ini menciptakan multiplier effect, tidak hanya bagi PLN, tetapi juga bagi masyarakat sekitar. Pembangunan infrastruktur energi bersih seperti SPKLU menjadi contoh nyata bagaimana transisi energi juga mampu menggerakkan sektor ekonomi.
PLN menegaskan bahwa target 5.000 SPKLU pada 2025 bukan sekadar angka, melainkan simbol komitmen jangka panjang. Setiap unit SPKLU yang berdiri menjadi bukti keseriusan PLN dalam menciptakan ekosistem kendaraan listrik yang berkelanjutan. Kehadiran infrastruktur ini memperlihatkan bahwa transisi energi bukan hanya wacana, tetapi langkah nyata menuju masa depan ramah lingkungan.
Dengan inovasi, kolaborasi, serta keberanian melakukan terobosan, PLN memperkuat posisinya sebagai garda depan transformasi energi. Pembangunan SPKLU yang terus bertambah membuktikan bahwa percepatan adopsi kendaraan listrik di Indonesia berjalan sesuai jalur. Infrastruktur yang kian lengkap akan membawa masyarakat semakin percaya diri beralih ke kendaraan listrik, sekaligus mendukung tercapainya tujuan energi bersih nasional.