Kementerian Pendidikan

Kementerian Pendidikan Dorong Peningkatan Skor PISA

Kementerian Pendidikan Dorong Peningkatan Skor PISA
Kementerian Pendidikan Dorong Peningkatan Skor PISA

JAKARTA - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah menargetkan skor kemampuan numerasi siswa Indonesia naik menjadi 419 pada 2028. Target ini tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti menyatakan target tersebut baru dapat dicapai pada survei numerasi berikutnya, sehingga pemerintah tidak menaruh harapan tinggi pada hasil survei PISA tahun ini. Mu’ti menjelaskan, program peningkatan numerasi masih dalam tahap awal, sehingga hasilnya akan terlihat secara bertahap.

“Yang sekarang ini kan sudah, dan itu nanti dilihat dari hasil (pembelajaran) yang sebelumnya,” kata Mu’ti. Pernyataan ini menunjukkan bahwa pemerintah menyadari perlunya upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kemampuan numerasi siswa.

Mengenal PISA dan Kondisi Saat Ini

PISA atau Programme for International Student Assessment merupakan survei internasional yang mengukur kemampuan literasi membaca, matematika, dan sains bagi siswa berusia 15 tahun. Survei ini diselenggarakan setiap tiga tahun oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). Survei terbaru dilakukan pada Mei 2025 dan saat ini masih dalam proses perhitungan.

Hasil PISA terakhir pada 2022 menunjukkan skor Indonesia berada di angka 366. Posisi tersebut menempatkan Indonesia pada peringkat ke-70 dari 81 negara peserta. Kondisi ini menjadi motivasi bagi pemerintah untuk mengembangkan berbagai program akselerasi agar kemampuan numerasi siswa meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan.

Gerakan Numerasi Nasional

Di bawah kepemimpinan Mu’ti, Kemdikdasmen meluncurkan Gerakan Numerasi Nasional sebagai salah satu strategi akselerasi. Program ini melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk orang tua, sekolah, dan organisasi kemasyarakatan. Mu’ti menekankan partisipasi masyarakat menjadi kunci keberhasilan, karena dukungan di rumah maupun lingkungan sosial sangat memengaruhi perkembangan numerasi siswa.

“Melibatkan ormas-ormas sebagai bentuk partisipasi semesta sangat penting untuk menciptakan ekosistem belajar yang mendukung anak-anak kita,” ujar Mu’ti. Dengan melibatkan semua pihak, pemerintah berharap upaya peningkatan numerasi tidak hanya terjadi di sekolah, tetapi juga didukung oleh lingkungan sekitar anak.

Pelatihan Guru Matematika Gembira

Direktur Jenderal Guru Tenaga Kependidikan dan Pendidikan Guru Kemdikdasmen, Nunuk Suryani, menjelaskan program Gerakan Numerasi Nasional mencakup pelatihan “Matematika Gembira” untuk guru di seluruh Indonesia. Pelatihan ini bertujuan membekali guru dengan metode pengajaran numerasi yang lebih kreatif dan menyenangkan, sehingga siswa lebih mudah memahami konsep matematika.

Selain pelatihan, pemerintah juga menyediakan buku panduan numerasi bagi orang tua. Panduan ini dimaksudkan agar orang tua dapat membantu anak belajar di rumah dengan metode yang tepat. Pendekatan ini memperkuat keterlibatan keluarga dalam proses pendidikan dan membantu anak membangun kemampuan numerasi secara berkelanjutan.

Pembangunan Taman Numerasi

Inovasi lain yang dilakukan pemerintah adalah pembangunan taman numerasi di sekolah. Taman ini difungsikan sebagai sarana pembelajaran interaktif di luar kelas, sehingga anak-anak dapat belajar matematika dengan cara yang menyenangkan dan kreatif.

Sebagai tahap awal, taman numerasi telah dibangun di 140 sekolah dari jenjang SD, SMP, hingga SMA. Sekolah-sekolah tersebut tersebar di 13 desa dari 16 provinsi di Indonesia. Nunuk Suryani menambahkan bahwa pemerintah secara rutin mengembangkan panduan operasional untuk memastikan taman numerasi dapat diterapkan secara optimal di berbagai sekolah.

Harapan Peningkatan Skor Numerasi

Dengan berbagai program yang digulirkan, pemerintah optimistis skor PISA Indonesia akan meningkat secara bertahap hingga mencapai target 419 pada 2028. Strategi ini mencakup pengembangan kompetensi siswa, peningkatan keterampilan guru, serta keterlibatan orang tua dan masyarakat.

Mu’ti menegaskan bahwa pencapaian target memerlukan sinergi semua pihak dan keseriusan dalam pelaksanaan program. Langkah-langkah akselerasi yang melibatkan sekolah, guru, orang tua, dan organisasi masyarakat diharapkan mampu menciptakan ekosistem belajar yang kondusif bagi anak-anak Indonesia.

Evaluasi Berkelanjutan dan Partisipasi Masyaraka

Selain pelatihan guru dan buku panduan, pemerintah juga menekankan pentingnya evaluasi berkelanjutan untuk mengukur perkembangan numerasi siswa. Dengan melakukan pemantauan secara rutin, pemerintah dapat mengetahui efektivitas program dan melakukan perbaikan bila diperlukan.

Pendekatan ini memperkuat partisipasi masyarakat, sehingga orang tua dan lingkungan dapat mendukung anak-anak dalam menguasai numerasi. Keterlibatan berbagai pihak diharapkan mampu menciptakan budaya belajar yang positif dan mendorong peningkatan kemampuan numerasi secara konsisten.

Gerakan Numerasi Nasional merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam membangun pendidikan berkualitas dan kompetitif. Dengan pelatihan guru, panduan belajar di rumah, dan taman numerasi, Kemdikdasmen menargetkan peningkatan skor PISA secara signifikan pada 2028. Strategi ini menekankan partisipasi masyarakat, inovasi pembelajaran, dan evaluasi berkelanjutan. Dengan pendekatan menyeluruh ini, pemerintah optimistis mampu membangun fondasi numerasi yang kuat bagi generasi muda Indonesia, sehingga dapat menghadapi tantangan global dengan kemampuan akademik yang lebih baik.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index