TRANSPORTASI

Transportasi Aman, Budaya Keselamatan Jadi Prioritas

Transportasi Aman, Budaya Keselamatan Jadi Prioritas
Transportasi Aman, Budaya Keselamatan Jadi Prioritas

JAKARTA - Keselamatan dalam transportasi bukan sekadar regulasi, melainkan bagian dari budaya yang harus tertanam di masyarakat. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menekankan pentingnya membangun kultur keselamatan sebagai fondasi utama di sektor darat, laut, udara, hingga perkeretaapian. Melalui inovasi, edukasi, dan regulasi, Kemenhub ingin memastikan setiap perjalanan aman dan risiko kecelakaan bisa diminimalkan.

Upaya Kemenhub di Transportasi Darat

Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Aan Suhanan, menekankan bahwa kecelakaan transportasi tidak hanya merenggut nyawa, tetapi juga berdampak pada kemiskinan dan persoalan sosial budaya. “Keselamatan harus jadi prioritas, karena selain hilangnya nyawa, ada konsekuensi sosial yang luas,” ujar Dirjen Aan.

Beberapa inovasi yang dijalankan antara lain pengoperasian Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB) Proving Ground di Bekasi. “Dulu kendaraan harus diuji di luar negeri, kini kita sudah punya fasilitas internasional di Bekasi untuk uji kendaraan produksi massal,” jelas Dirjen Aan.

Selain itu, Kemenhub juga fokus pada implementasi program Zero Over Dimension Over Loading (ODOL) 2027, layanan Teman Bus, edukasi keselamatan, dan penguatan peran petugas di lapangan. Program Sadar Lalu Lintas Anak Usia Dini (SALUD) menjadi langkah strategis membangun kesadaran sejak dini.

Keselamatan di Transportasi Laut

Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Muhammad Masyhud, menyebut keselamatan di laut juga menjadi prioritas utama. Ia memaparkan empat pilar yang menjadi fokus, yaitu angkutan di perairan, kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan pelayaran, serta perlindungan lingkungan maritim.

“Keselamatan selalu diutamakan karena berkaitan langsung dengan nyawa. Faktor alam memengaruhi, namun pencegahan kecelakaan serta penanganan bila terjadi sudah kita siapkan,” kata Dirjen Masyhud. Upaya ini meliputi peningkatan standar keselamatan kapal, monitoring jalur pelayaran, dan edukasi awak kapal serta pengguna jasa laut.

Strategi Keselamatan Perkeretaapian

Direktur Jenderal Perkeretaapian, Allan Tandiono, memaparkan roadmap keselamatan lima tahun ke depan. Fokus utama meliputi pengujian dan sertifikasi sarana dan prasarana, pengawasan kelaikan, serta peningkatan kompetensi SDM perkeretaapian.

Selain itu, upaya lain mencakup rehabilitasi jalur, jembatan, dan fasilitas operasi untuk memastikan kelaikan teknis. Evaluasi tanggap darurat, inspeksi keselamatan, audit, dan penilaian norma operasional juga dijalankan secara berkala. “Keselamatan perkeretaapian meliputi sarana, prasarana, operasional, SDM, serta pengawasan dan penegakan hukum. Semua itu tersusun dalam roadmap lima tahun ke depan,” jelas Dirjen Allan.

Keselamatan di Transportasi Udara

Sekretaris Dirjen Udara, Achmad Setiyo Prabowo, menekankan bahwa keselamatan harus dibangun dari kultur. “Budaya keselamatan terbentuk melalui edukasi berulang hingga menjadi refleks,” ujarnya.

Beberapa contoh kegiatan antara lain Safety Culture FOD Walk di area apron Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Kampanye Year of Facilitation 2024 di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, serta pengarahan keselamatan di seluruh bandara kepada stakeholder. Program ini bertujuan menanamkan kesadaran keselamatan sebagai bagian dari perilaku sehari-hari.

Sinergi Antar-Direktorat

Kemenhub menegaskan, keberhasilan membangun kultur keselamatan bergantung pada sinergi antar-direktorat. Setiap unit, mulai dari darat, laut, udara, hingga perkeretaapian, memiliki strategi khusus, tetapi saling mendukung dalam visi keselamatan nasional.

Di sektor darat, inovasi fasilitas uji dan program edukasi anak usia dini membentuk kesadaran sejak kecil. Di laut, pilar keselamatan dan keamanan pelayaran memastikan risiko diminimalkan. Perkeretaapian fokus pada kelaikan sarana, rehabilitasi jalur, dan kompetensi SDM, sementara udara menekankan edukasi berulang untuk membentuk refleks keselamatan.

Dampak Sosial dan Ekonomi Keselamatan

Kemenhub menyadari, kecelakaan transportasi bukan hanya masalah teknis. Hilangnya nyawa berdampak pada keluarga, menimbulkan beban sosial, dan mengganggu produktivitas ekonomi. Oleh karena itu, pendekatan keselamatan berbasis budaya menjadi strategi jangka panjang untuk mengurangi risiko tersebut.

Dengan menanamkan kesadaran keselamatan dari tingkat individu hingga institusi, Kemenhub berharap masyarakat dapat menempuh perjalanan dengan aman, nyaman, dan minim risiko. Edukasi berkelanjutan dan kampanye keselamatan menjadi kunci agar perilaku aman menjadi bagian dari keseharian pengguna transportasi.

Menuju Transportasi Berkelanjutan dan Aman

Melalui berbagai program inovatif, Kemenhub menegaskan komitmen untuk menghadirkan transportasi berkeselamatan di semua moda. Pendekatan menyeluruh ini, mulai dari teknologi, regulasi, edukasi, hingga pembangunan budaya, diharapkan menciptakan transportasi yang tidak hanya efisien tetapi juga aman bagi seluruh masyarakat.

Dirjen Aan, Dirjen Masyhud, Dirjen Allan, dan Sesditjen Achmad sepakat, keselamatan harus menjadi prioritas, bukan sekadar prosedur administratif. Budaya keselamatan yang kuat akan menekan angka kecelakaan, melindungi nyawa, serta memberi dampak positif terhadap sosial dan ekonomi bangsa.

Dengan implementasi yang konsisten dan dukungan semua pihak, Kemenhub optimistis Indonesia akan memiliki transportasi yang aman, berkelanjutan, dan menjadi contoh bagi negara lain dalam membangun budaya keselamatan transportasi nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index