PASAR MODAL

Transparansi Kode Domisili Dorong Pasar Modal Indonesia

Transparansi Kode Domisili Dorong Pasar Modal Indonesia
Transparansi Kode Domisili Dorong Pasar Modal Indonesia

JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) semakin memperkuat transparansi pasar dengan membuka kode domisili investor pada laporan distribusi perdagangan harian, efektif mulai akhir sesi I, Senin, 25 Agustus 2025. Langkah ini memberikan kesempatan bagi seluruh pelaku pasar untuk melihat pergerakan transaksi saham berdasarkan asal investor secara lebih rinci. Dengan kebijakan baru ini, informasi tidak lagi terbatas pada ringkasan akhir perdagangan, tetapi dapat diakses lebih cepat untuk mendukung analisis dan strategi investasi.

Kode domisili sendiri merupakan identitas yang menunjukkan apakah investor berasal dari dalam negeri atau luar negeri. Selama ini, kode domisili bersifat internal dan hanya digunakan untuk pencatatan BEI. Kini, keterbukaan kode domisili memungkinkan investor melihat aliran dana secara lebih transparan, sehingga meningkatkan kualitas informasi dan membantu pengambilan keputusan.

Fungsi dan Manfaat Kode Domisili

Salah satu fungsi utama kode domisili adalah membedakan profil investor. Investor domestik terdiri dari individu ritel, institusi lokal, hingga manajer investasi dalam negeri, sementara investor asing meliputi dana pensiun global, sovereign wealth fund, dan institusi internasional lainnya. Dengan mengetahui kode domisili, pelaku pasar dapat membaca kecenderungan aliran dana yang masuk atau keluar dari sektor tertentu. Misalnya, ketika investor asing banyak membeli saham perbankan, hal ini sering dianggap sebagai sinyal positif terhadap prospek sektor tersebut.

Selain itu, keterbukaan kode domisili mendukung transparansi perdagangan. Investor dapat menilai apakah kenaikan harga saham lebih banyak didorong oleh investor lokal atau asing. Dengan data ini, investor ritel memiliki alat tambahan untuk melakukan analisis dan menentukan strategi, seperti mengikuti arus dana asing (foreign flow) atau menyesuaikan posisi dengan kekuatan investor domestik.

Sebelumnya, ringkasan data distribusi investor hanya tersedia di akhir hari. Kini, BEI membuka akses informasi di akhir sesi I, memungkinkan pelaku pasar menilai dinamika transaksi lebih cepat. Langkah ini diharapkan membantu pengambilan keputusan yang lebih akurat dan responsif.

Pandangan Pelaku Pasar

Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menjelaskan bahwa langkah ini sejalan dengan misi BEI meningkatkan kualitas layanan informasi dan memperkuat kepercayaan investor. “Penyempurnaan distribusi data ini sejalan dengan misi BEI untuk terus meningkatkan layanan kepada pelaku pasar,” ujarnya. Data yang dibuka mencakup ringkasan aktivitas transaksi berdasarkan domisili investor, data indeks, serta rekapitulasi berdasarkan tipe investor. Formatnya sama dengan distribusi akhir perdagangan sehingga tidak menimbulkan kendala teknis bagi anggota bursa.

Direktur Panin Asset Management, Rudiyanto, menilai pembukaan data domisili menjadi langkah penting untuk meningkatkan transparansi pasar. “Keterbukaan informasi memberi kenyamanan bagi investor ritel maupun institusi,” katanya. Ia menekankan bahwa untuk mendorong transaksi lebih jauh, BEI perlu mengevaluasi aturan free float. Saat ini, porsi minimal saham publik di Indonesia masih 7,5%, jauh lebih rendah dibandingkan bursa global. Menurutnya, meningkatkan free float menjadi 15%–20% akan memperluas partisipasi investor.

Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya, menambahkan bahwa kebijakan pembukaan kode broker dan domisili bisa menjadi stimulus positif. Namun, dampaknya baru optimal bila dibarengi dengan penguatan regulasi, literasi, dan digitalisasi pasar modal. “Edukasi dan penyederhanaan proses transaksi sangat penting agar manfaat transparansi ini benar-benar terasa,” jelasnya.

Sementara itu, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, menilai bahwa keterbukaan akses informasi diyakini mampu menarik kembali minat investor, khususnya di tengah volatilitas pasar. “Setiap kebijakan BEI tentu akan dievaluasi. Apabila kode Anggota Bursa kembali dibuka, itu bisa menjadi sesuatu yang menarik,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa transparansi bukan hanya soal membuka data, tetapi memberi ruang bagi investor untuk menavigasi volatilitas, alih-alih menjauhinya.

Dengan keterbukaan data yang lebih cepat, pelaku pasar kini dapat menilai dinamika transaksi berdasarkan domisili investor secara real time. Hal ini diharapkan mendorong analisis lebih komprehensif dan strategi investasi yang lebih tepat waktu. Investor dapat menentukan langkah yang lebih strategis, baik untuk investasi jangka pendek maupun panjang, berdasarkan pergerakan dana domestik maupun asing.

Dampak terhadap Pasar Modal

Kebijakan BEI ini bukan hanya soal distribusi data, tetapi langkah strategis menuju pasar modal yang lebih likuid, transparan, dan berdaya saing. Dengan akses informasi yang lebih cepat dan lengkap, investor memiliki alat yang lebih baik untuk membaca sentimen pasar, menilai kekuatan sektor tertentu, dan membuat keputusan berdasarkan data. Transparansi kode domisili juga diharapkan mendorong kepercayaan investor asing maupun domestik, sehingga meningkatkan partisipasi pasar secara keseluruhan.

Secara jangka panjang, langkah ini mendukung pertumbuhan ekosistem pasar modal Indonesia yang modern. Investor ritel maupun institusi kini dapat memanfaatkan informasi lebih cepat, sehingga proses pengambilan keputusan lebih tepat waktu. Hal ini juga menjadi dasar bagi pengembangan teknologi dan layanan yang lebih inovatif di bursa, termasuk sistem analitik real time dan integrasi data lintas platform.

Dengan kebijakan kode domisili yang lebih terbuka, BEI menegaskan komitmennya membangun pasar modal yang transparan, berdaya saing, dan aman bagi seluruh pelaku pasar. Langkah ini diharapkan mampu memperkuat posisi Indonesia di kancah global, menarik investor baru, dan memberikan fondasi yang kuat bagi pengembangan pasar modal yang inklusif.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index