JAKARTA - Bank Mandiri menanggapi positif keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,00 persen. Penyesuaian ini dinilai sebagai langkah akomodatif untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global. Kebijakan ini diharapkan dapat menjadi stimulus bagi dunia usaha agar tetap mampu tumbuh di tengah dinamika perekonomian saat ini.
Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri, Novita Widya Anggraini, menyatakan bahwa langkah Bank Indonesia tersebut menjadi sinyal positif bagi para pelaku usaha. “Kami melihat penurunan BI Rate sebagai arah strategis yang memberikan kesempatan bagi dunia usaha untuk memperluas kapasitas produksi dan investasi,” ujarnya.
Sinergi Bank Mandiri dengan Otoritas Moneter
Novita menegaskan bahwa Bank Mandiri siap memperkuat sinergi dengan otoritas moneter melalui pertumbuhan kredit yang sehat dan terukur. Bank akan memastikan penyaluran kredit berpihak pada kebutuhan masyarakat dan pelaku usaha, dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian. Langkah ini diyakini akan memperkuat fondasi ekonomi nasional sekaligus mendukung sektor produktif yang menjadi tulang punggung ekonomi kerakyatan.
Selain itu, perseroan menekankan pentingnya pertumbuhan berbasis ekosistem wholesale. Dengan strategi ini, Bank Mandiri optimistis mampu mempertahankan pertumbuhan berkelanjutan sekaligus menyesuaikan diri dengan dinamika pasar dan siklus ekonomi.
Penyesuaian Suku Bunga Kredit
Bank Mandiri menegaskan bahwa penurunan BI Rate telah ditransmisikan ke segmen kredit berbasis reference rate. Penyesuaian suku bunga ini memengaruhi kondisi likuiditas industri, struktur biaya dana, serta komunikasi dengan nasabah. Meskipun portofolio kredit yang langsung terikat BI Rate hanya sebagian kecil dari total portofolio, langkah ini tetap menjadi indikator respons bank terhadap kebijakan moneter.
Penurunan BI Rate sebesar 25 bps diperkirakan menurunkan yield kredit sekitar 10-15 bps di level portofolio. Dampaknya terhadap pendapatan bunga relatif minimal dan dapat dikelola melalui strategi peningkatan porsi kredit ritel dan UMKM, sambil tetap menjaga keseimbangan portofolio wholesale.
Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri
Per Mei 2025, Bank Mandiri mencatat pertumbuhan kredit wholesale sebesar 15,8 persen secara year on year (YoY), jauh di atas rata-rata industri yang mencapai 8,43 persen YoY. Pertumbuhan ini menunjukkan fokus bank terhadap sektor produktif dan proyek-proyek berskala besar tetap berjalan positif.
Sementara itu, kredit perumahan (KPR) juga mengalami kenaikan signifikan sebesar 14,2 persen YoY. Segmen ritel menunjukkan pertumbuhan 8,95 persen secara tahunan, selaras dengan tren industri perbankan nasional. Peningkatan ini mencerminkan produk Bank Mandiri tetap diminati oleh pasar dan mampu bersaing dengan lembaga keuangan lainnya.
Kualitas Kredit Tetap Terjaga
Bank Mandiri menekankan bahwa kualitas kredit tetap menjadi prioritas utama. Rasio kredit bermasalah (NPL) tercatat hanya 1,06 persen secara bank only per Mei 2025, lebih rendah dibandingkan rata-rata industri. Novita menegaskan bahwa prinsip kehati-hatian tetap diterapkan untuk memastikan bank tangguh menghadapi berbagai siklus ekonomi dan dinamika pasar.
Dengan menjaga kualitas kredit, Bank Mandiri memastikan risiko tetap terkendali, sekaligus memberikan kepercayaan kepada nasabah dan investor bahwa pertumbuhan kredit bank tetap berkelanjutan dan sehat.
Optimalisasi Layanan Digital
Untuk memperluas akses layanan keuangan, Bank Mandiri terus mengoptimalkan kapabilitas digital. Platform Livin’ by Mandiri melayani nasabah ritel, sedangkan Kopra by Mandiri ditujukan bagi segmen wholesale, dan Livin’ Merchant mendukung pelaku UMKM.
Inovasi digital ini memungkinkan nasabah mendapatkan layanan keuangan secara lebih cepat, mudah, dan efisien. Selain itu, teknologi ini juga mempermudah monitoring transaksi, pengajuan kredit, dan akses informasi keuangan yang transparan.
Dukungan terhadap Ekonomi Nasional
Langkah Bank Mandiri dalam mengintegrasikan strategi pertumbuhan kredit, digitalisasi layanan, dan sinergi dengan kebijakan BI diharapkan dapat memperkuat fondasi ekonomi nasional. Fokus pada sektor produktif, UMKM, dan kredit perumahan mencerminkan komitmen bank untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Selain itu, strategi ini juga diharapkan mempercepat pemulihan ekonomi nasional pasca dinamika global, sekaligus membantu dunia usaha menyesuaikan diri dengan kondisi pasar yang terus berubah.
Novita menegaskan, Bank Mandiri akan terus mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit, memastikan pertumbuhan bank tetap sehat dan berkelanjutan. Bank juga berupaya menjaga keseimbangan portofolio antara segmen wholesale, ritel, dan UMKM, sehingga risiko bisa dikelola dengan baik.
Dengan memanfaatkan peluang dari penurunan BI Rate, Bank Mandiri optimistis dapat mendukung pertumbuhan dunia usaha, memperkuat fondasi ekonomi nasional, dan menghadirkan layanan keuangan yang inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat.