JAKARTA - Kementerian UMKM menghadirkan program baru untuk mendukung pembangunan rumah subsidi sekaligus memperkuat ekosistem usaha kecil di sekitar perumahan. Inisiatif ini menjadi langkah strategis pemerintah Presiden Prabowo Subianto untuk menyelaraskan pembangunan perumahan dengan pemberdayaan UMKM, sehingga efeknya dirasakan tidak hanya pada hunian, tetapi juga ekonomi lokal.
Program pemberdayaan UMKM ekosistem perumahan difokuskan pada pemanfaatan kredit usaha kecil, dengan alokasi anggaran mencapai Rp130 triliun. Dana ini ditujukan untuk mempercepat pembangunan tiga ribu rumah subsidi yang dilaksanakan oleh Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP). Langkah ini diharapkan membuka peluang usaha bagi pelaku UMKM di sekitar lokasi proyek perumahan, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Menteri UMKM, Maman Abdurrahman, menjelaskan bahwa program ini bertujuan menciptakan ekosistem usaha yang bergerak dinamis. “Kepentingan kami menjaga ekosistem usaha ini bergerak. Kenapa? Pertama dari developernya dengan program ini developer mulai bergerak menambah volume produksi rumah, lalu suppliernya dan ekosistem di sekitar perumahan,” ujar Maman.
- Baca Juga Harga BBM Terbaru Berlaku Seluruh SPBU
Poin penting dari program ini adalah sinergi antara pembangunan fisik rumah dan pemberdayaan UMKM. Developer yang terdorong meningkatkan produksi rumah akan berdampak pada meningkatnya permintaan material dan jasa, sehingga pelaku UMKM lokal dapat memanfaatkan peluang tersebut. Misalnya, pedagang bahan bangunan, tukang, penyedia jasa desain interior, hingga pelaku usaha kuliner yang melayani pekerja dan warga baru di perumahan.
Maman menekankan bahwa program ini tidak hanya bermanfaat bagi pengembang dan pelaku UMKM, tetapi juga bagi masyarakat yang belum memiliki rumah. “Ini program prioritas Pak Presiden tentunya kami wajib mendukung Kementerian PKP agar segera sukses. Kalau akselerasi program ini berjalan cepat, yang diuntungkan adalah masyarakat dan rakyat Indonesia yang memang belum memiliki rumah,” jelasnya.
Selain mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, program ini diharapkan menjadi model pengembangan perumahan yang terintegrasi dengan UMKM. Dengan menghubungkan pembangunan hunian dengan aktivitas ekonomi di sekitarnya, pemerintah berupaya menciptakan ekosistem yang berkelanjutan. Masyarakat mendapatkan rumah layak, UMKM berkembang, dan aktivitas ekonomi di sekitar perumahan meningkat.
Program ini juga menekankan pemberdayaan UMKM melalui akses kredit. Dengan bantuan modal usaha, UMKM di sekitar lokasi perumahan dapat meningkatkan kapasitas produksi, memperluas jangkauan pasar, dan menciptakan lapangan kerja baru. Kredit usaha kecil ini diharapkan menjadi stimulan bagi pelaku usaha mikro dan kecil untuk ikut serta dalam proyek pembangunan nasional.
Maman Abdurrahman menegaskan bahwa keterlibatan UMKM bukan hanya sebagai pelengkap, tetapi menjadi bagian penting dari ekosistem perumahan. Dengan sistem ini, pertumbuhan pembangunan fisik dan ekonomi berjalan paralel. Pelaku UMKM yang sebelumnya terbatas pada kegiatan skala kecil kini memiliki kesempatan untuk terlibat dalam proyek pembangunan berskala besar.
Keberhasilan program ini diharapkan menimbulkan efek domino. Peningkatan produksi rumah subsidi mendorong permintaan tenaga kerja lokal, bahan bangunan, dan jasa pendukung lainnya. Dengan demikian, masyarakat lokal dapat merasakan manfaat langsung dari pembangunan, bukan hanya mendapatkan hunian, tetapi juga peluang ekonomi yang meningkat.
Selain itu, program ini menekankan pentingnya koordinasi lintas kementerian. Kementerian UMKM bekerja sama dengan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman untuk memastikan setiap tahap pembangunan rumah subsidi sekaligus pemberdayaan UMKM berjalan efektif dan efisien. Sinergi ini menjadi kunci agar manfaat pembangunan dirasakan secara merata.
Maman juga berharap program ini mendorong UMKM untuk mengadopsi praktik bisnis yang lebih modern, termasuk penggunaan teknologi digital, manajemen produksi, dan pemasaran online. Dengan demikian, UMKM tidak hanya mampu memenuhi permintaan lokal, tetapi juga berpotensi mengembangkan usaha ke skala lebih besar, bahkan menembus pasar nasional.
Secara keseluruhan, program pemberdayaan UMKM ekosistem perumahan menjadi contoh bagaimana pembangunan hunian dapat diintegrasikan dengan pertumbuhan ekonomi lokal. Sinergi antara developer, UMKM, dan masyarakat memungkinkan terciptanya ekosistem yang dinamis, inklusif, dan berkelanjutan.
Dengan alokasi anggaran Rp130 triliun, dukungan penuh pemerintah, serta partisipasi aktif UMKM dan developer, program ini diharapkan mempercepat pembangunan rumah subsidi sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Masyarakat yang selama ini kesulitan memiliki rumah layak kini memiliki peluang lebih besar, sementara UMKM mendapatkan dorongan untuk berkembang lebih pesat.
Menteri UMKM Maman Abdurrahman menegaskan kembali, program ini bukan sekadar pembangunan fisik, tetapi strategi nasional untuk memperkuat ekosistem ekonomi lokal sekaligus mewujudkan visi Presiden Prabowo Subianto. Dengan langkah ini, pemerintah berharap pembangunan perumahan dapat menjadi motor penggerak ekonomi, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara menyeluruh.