JAKARTA - Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), tidak hanya terkenal dengan panorama alam yang indah, tetapi juga kekayaan kuliner tradisional yang penuh cita rasa. Salah satu hidangan yang mampu menggambarkan karakter pedas masyarakat Lombok adalah nasi Kotaraja. Kuliner ini bukan sekadar makanan, melainkan bagian dari identitas daerah yang diwariskan turun-temurun. Kehadirannya hingga kini membuktikan bahwa resep keluarga bisa menjadi ikon kuliner daerah yang tetap digemari lintas generasi.
Jejak Sejarah Nasi Kotaraja
Nama nasi Kotaraja diambil dari sebuah desa bernama sama di Kecamatan Sikur, Lombok Timur. Hidangan ini pertama kali diciptakan oleh Baloq Nurmah. Tidak ada catatan pasti mengenai tahun kelahirannya, namun yang jelas, resep tersebut sudah diwariskan secara konsisten dari generasi ke generasi.
Kini, warisan itu dijaga oleh keturunan keempat, salah satunya Lalu Ishak yang berusia 41 tahun. Ia masih setia menjaga keaslian cita rasa nasi Kotaraja sebagaimana yang diracik leluhurnya. “Nasi Kotaraja ini pertama kali dibuat oleh Baloq Nurmah, tetapi saya sendiri kurang tahu tahun berapa dibuat karena saya sendiri belum lahir waktu itu. Resep ini saja saya dapatkan dari ibu saya,” ujar Ishak.
Sejak duduk di bangku sekolah dasar, Ishak sudah terbiasa membantu ibunya di dapur. Baginya, memasak nasi Kotaraja bukan hanya sekadar pekerjaan, melainkan hobi yang mendekatkannya pada tradisi keluarga. “Masih SD dahulu saya sudah mulai bantu-bantu ibu saya di dapur, cuci piring hingga masak. Meskipun lelaki, saya seperti tertarik untuk memasak nasi Kotaraja ini, hobi saya,” tuturnya dengan bangga.
Bisnis Keluarga yang Bertahan
Pada awalnya, rumah makan yang menjajakan nasi Kotaraja berwujud sangat sederhana. Seiring waktu, usaha tersebut berkembang dan kini diwariskan kepada beberapa anggota keluarga besar. Uniknya, semua yang berjualan nasi Kotaraja di Desa Kotaraja masih memiliki ikatan darah.
“Keluarga semua yang jualan nasi Kotaraja di sini, tidak ada orang lain, kami semua keluarga. Nama rumah makan kami beda-beda, tetapi menjual nasi yang sama, yaitu nasi Kotaraja,” jelas Ishak.
Rumah Makan RK milik Ishak terletak di perempatan Desa Kotaraja. Dengan harga sekitar Rp12 ribu, pelanggan bisa menikmati sajian otentik nasi Kotaraja. Tak hanya di Desa Kotaraja, kuliner ini juga bisa ditemui di daerah sekitar seperti Paok Motong dan Pancor, yang pengelolanya masih merupakan kerabat Ishak.
Meski begitu, Ishak mendengar kabar bahwa di Mataram juga ada pihak yang mencoba menjual nasi Kotaraja. Ia tidak mempermasalahkan hal tersebut. “Kabarnya di Kota Mataram juga (ada), tetapi kalau itu saya tidak tahu, namanya juga cari rezeki ya nggak apa-apalah,” ujarnya.
Keistimewaan Sajian Nasi Kotaraja
Keaslian nasi Kotaraja terletak pada komposisi sederhana yang tetap dipertahankan. Satu porsi berisi nasi putih hangat, kuah rawon pekat, potongan daging sapi goreng yang disebut rarit, serta sambal beberuk yang pedas. Uniknya, sajian ini ditaburi beras kedelai yang menambah tekstur sekaligus cita rasa khas.
“Ini tampilannya sejak dahulu, tidak ada kami tambah sayur,” kata Ishak menegaskan. Ia pernah mencoba menambahkan kuah sayur untuk variasi, tetapi hasilnya dianggap kurang cocok baik dari segi rasa maupun tampilan. Karena itu, penyajian nasi Kotaraja tetap dipertahankan sesuai resep asli leluhur.
Bagi pecinta pedas, hidangan ini benar-benar menggugah selera. Perpaduan kuah rawon dan sambal memberikan sensasi pedas yang khas, membuat banyak pelanggan ketagihan untuk kembali. Ishak sendiri menyesuaikan tingkat kepedasan sesuai permintaan pelanggan. “Memang nasi Kotaraja ini dikenal dengan rasa pedasnya, tetapi saya sesuaikan juga dengan permintaan pelanggan untuk level kepedasannya,” jelasnya.
Cita Rasa yang Terus Hidup
Kekuatan nasi Kotaraja bukan hanya pada rasa pedasnya, tetapi juga pada makna kebersamaan yang terjalin di dalamnya. Setiap porsi nasi Kotaraja adalah cerita tentang sejarah keluarga, tradisi yang dijaga, serta usaha yang terus dilestarikan.
Warisan kuliner ini berhasil bertahan di tengah gempuran kuliner modern yang semakin beragam. Dengan harga yang terjangkau, siapa saja dapat menikmati sajian penuh sejarah ini tanpa harus merogoh kocek dalam. Tidak heran, nasi Kotaraja semakin dikenal luas dan menjadi ikon kuliner Lombok Timur yang patut dicicipi oleh siapa pun yang berkunjung ke NTB.
Lebih dari sekadar makanan, nasi Kotaraja adalah simbol ketekunan keluarga besar Baloq Nurmah dalam mempertahankan cita rasa warisan. Dari dapur sederhana hingga dikenal banyak orang, kuliner ini membuktikan bahwa resep tradisional bisa tetap bertahan sekaligus berkembang seiring zaman.