JAKARTA - Respon cepat Presiden Prabowo Subianto dalam menyelesaikan polemik distribusi gas LPG 3 kg mendapatkan apresiasi luas dari berbagai kalangan, terutama media. Kebijakan kontroversial yang diambil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia sempat memicu kegaduhan di kalangan masyarakat akibat ketidakstabilan dalam distribusi LPG bersubsidi tersebut.
Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), Teguh Santosa, mengungkapkan pandangannya terkait langkah Presiden Prabowo yang segera menginstruksikan untuk mengaktifkan kembali pengecer gas LPG 3 kg yang sempat dihentikan oleh Bahlil. "Respon cepat Presiden Prabowo membuktikan kepedulian beliau terhadap kesejahteraan rakyat," kata Teguh. "Ini adalah sinyal tegas bagi para menteri untuk bekerja selaras dengan visi dan misi Presiden."
Sejak kebijakan pengecer dihentikan, media melaporkan adanya keresahan di masyarakat yang khawatir dengan keterbatasan akses LPG 3 kg. Banyak yang menilai bahwa keputusan tersebut berpotensi menyeberangi garis kebijakan yang mendukung rakyat kecil. "Awalnya, muncul anggapan di masyarakat bahwa Presiden membiarkan langkah Menteri ESDM, namun anggapan tersebut sirna setelah Presiden menunjukkan keberpihakan pada rakyat," tambah Teguh.
Langkah korektif Presiden Prabowo dinilai sebagai bentuk peringatan kepada seluruh jajarannya agar tidak mengambil kebijakan yang dapat merugikan rakyat. Namun, kritik terhadap pemerintahan tidak hanya berhenti pada kebijakan Bahlil. Teguh juga menyoroti tindakan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang memotong anggaran kementerian dan lembaga dengan dalih efisiensi.
Teguh mengingatkan pemotongan anggaran yang terlalu dalam bisa mengancam jalannya pemerintahan. "Efisiensi seharusnya dilakukan dengan bijak tanpa menurunkan kualitas layanan publik," ujar Teguh. "Ada risiko government shutdown jika pemotongan dilakukan secara drastis dan tidak tepat sasaran dimana ini dapat mengganggu stabilitas pelayanan publik kepada masyarakat."
Kebijakan umum Presiden Prabowo, menurut Teguh, adalah mengutamakan efisiensi tanpa mengorbankan pelayanan publik. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya bagi Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk mengimplementasikan visi tersebut dengan strategi yang lebih inovatif. "Maksimalkan penerimaan negara tanpa memotong anggaran yang vital untuk masyarakat. Kreativitas dan inovasi sangat dibutuhkan dalam situasi ini," katanya.
"Kecurigaan saya, beberapa menteri mungkin sengaja mengambil kebijakan yang dapat menggerus kepercayaan publik terhadap presiden. Ini jelas bukan tindakan yang bijak," tutur Teguh lebih lanjut.
Teguh berharap agar Presiden Prabowo lebih teliti dalam memantau kebijakan menteri-menterinya guna memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil benar-benar sejalan dengan kepentingan rakyat dan tidak menciptakan ketidakstabilan. Presiden diharapkan bisa memilih dan menempatkan pejabat yang mampu menjalankan visi presiden serta menghindari kejadian serupa di masa depan.
Di tengah tantangan kebijakan ini, Prabowo tampak tetap berkomitmen untuk mengutamakan kesejahteraan rakyat. Langkah-langkah pemberdayaan dan penguatan kebijakan redistribusi LPG 3 kg adalah contoh nyata keberpihakan kepada rakyat kecil. Ke depan, pengawasan terhadap implementasi kebijakan publik akan sangat menentukan bagaimana kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan ini dapat terus terjaga.
Kritik dan apresiasi yang menyertai langkah Presiden dibuat untuk mengingatkan betapa pentingnya sinkronisasi antara presiden dan para pembantunya dalam menjalankan roda pemerintahan yang efektif dan efisien, demi tercapainya kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat Indonesia.