JAKARTA – Dalam upaya mempercepat transisi menuju energi bersih, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia, bersama Agence Francaise De Developpement (AFD), secara resmi meluncurkan Indonesia Energy Transition Facility (IETF). Peluncuran ini merupakan implementasi dari perjanjian hibah langsung (Implementing Agreement) yang ditandatangani pada 1 November 2024 lalu, dengan komitmen finansial sebesar EUR 3 juta.
Peluncuran IETF menegaskan komitmen pemerintah dalam mengatasi tantangan transisi energi. Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menjelaskan bahwa meskipun transisi energi dihadapkan pada berbagai tantangan, pemerintah tetap berfokus pada pelaksanaan program prioritas yang konsisten dengan tujuan keberlanjutan.
"Meskipun terdapat banyak rencana dan program yang harus disiapkan, semua langkah yang diambil tetap sejalan dengan upaya meningkatkan swasembada energi sambil memperhatikan aspek keberlanjutan," ujar Dadan Kusdiana.
Program ini sejalan dengan visi dan prioritas sektor energi dalam Kabinet Merah Putih 2024 hingga 2029 yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto. Pada periode ini, prioritas utama adalah ketahanan dan swasembada energi yang bertujuan memastikan kemandirian serta keberlanjutan energi nasional. Dalam kerangka kebijakan ini, beberapa program prioritas telah dirancang dan dijalankan.
Dadan menjelaskan bahwa prioritas program mencakup hilirisasi mineral dan batubara, peningkatan lifting minyak dan gas bumi, penerapan biodiesel 40 persen (B40), serta penyediaan gas yang lebih efisien untuk industri domestik. “Seluruh program ini dirancang dengan memperhatikan target pengurangan emisi gas rumah kaca,” jelas Dadan.
Indonesia telah menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam penurunan emisi gas rumah kaca. Pada tahun 2024, sektor energi mampu menurunkan emisi hingga 147,61 juta ton CO2 ekuivalen, melampaui target yang ditetapkan yaitu 142 juta ton. "Jadi kita masih on the track pada pengurangan emisi," ungkap Dadan.
Dalam segi pengembangan kelistrikan, Indonesia berencana meningkatkan kapasitas listrik hingga 71 gigawatt (GW) untuk periode 2025-2034. Peningkatan kapasitas ini sejalan dengan komitmen global untuk menurunkan emisi dan meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan.
Kerja sama dengan AFD diharapkan dapat menjadi katalis utama dalam transformasi sistem energi Indonesia ke arah yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Menurut Dadan, Indonesia tetap berfokus untuk menjalin kerjasama strategis dengan berbagai pihak guna mempercepat transisi energi.
“Kami percaya bahwa kolaborasi dengan AFD akan mempercepat transformasi Indonesia menuju sistem energi yang lebih hijau dan berkelanjutan,” tambah Dadan.
Peluncuran Indonesia Energy Transition Facility (IETF) ini merupakan langkah besar bagi Indonesia dalam mencapai kemandirian energi dan memastikan keberlanjutan sektornya. Program ini tidak hanya menunjukkan komitmen pemerintah di level nasional, tetapi juga menjadi bagian dari upaya Indonesia dalam mewujudkan komitmen global terhadap perubahan iklim.
Melalui langkah konkret ini, Indonesia berharap dapat terus memimpin di arena transisi energi global, menetapkan standar untuk praktik terbaik dalam mengelola sumber daya energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Komitmen ini diharapkan akan terus mendorong inovasi dan investasi dalam sektor energi sehingga dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan. Dengan terus mempertahankan momentum ini, Indonesia berpotensi besar menjadi model bagi negara-negara lain yang tengah berupaya menuju masa depan energi bersih.