JAKARTA — Seorang pengamen waria yang dikenal dengan nama Chika, dan memiliki inisial TGM (35), baru-baru ini menjadi sorotan publik setelah videonya mengamuk di sebuah apotek di kawasan Kembangan, Jakarta Barat, viral di media sosial. Insiden ini langsung mendapat perhatian dari berbagai pihak, termasuk pihak kepolisian dan Suku Dinas Sosial Jakarta Barat (Sudinsos Jakbar).
Pihak kepolisian dari Polsek Kembangan segera bertindak merespon laporan dari penjaga apotek yang merasa terganggu dengan aksi Chika. Setelah melakukan pencarian, pihak berwajib berhasil mengamankan Chika di sebuah rumah kontrakan di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara. "Yang bersangkutan kami amankan pada Senin siang, 3 Februari 2025," demikian pernyataan Kapolsek Kembangan, Kompol Moch Taufik Iksan.
Chika, yang kala itu dilihat mengenakan pakaian bermotif polkadot hitam dan putih, tidak menunjukkan perlawanan saat diantar ke Polsek Kembangan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Polisi kini tengah mendalami motif di balik aksi agresif Chika dan menyelidiki adanya potensi pelanggaran hukum dari tindakannya tersebut.
Sementara itu, Sudinsos Jakarta Barat menegaskan komitmennya untuk membantu membina Chika agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Sudinsos Jakbar berencana untuk mengajak Chika masuk dalam program pembinaan di panti sosial. "Kalau memang itu kasusnya diserahkan ke Dinsos, ya kita akan bina di panti," ungkap Amirullah, Koordinator Petugas Pelayanan, Pengawasan, dan Pengendalian Sosial (P3S) Sudinsos Jakarta Barat, seperti dilansir Antara.
Chika diketahui sudah pernah terjaring razia oleh Sudinsos Jakbar sebanyak dua kali pada tahun 2022. Sebagai bagian dari upaya penanggulangan terhadap orang-orang yang memerlukan pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS), Sudinsos Jakbar secara rutin melakukan penjaringan, terutama di wilayah-wilayah yang memang sering menjadi tempat berkumpul para PPKS seperti pengamen, gelandangan, dan waria.
"Kami akan tetap melakukan monitoring dan penjangkauan terhadap PPKS, termasuk waria. Kami lakukan monitoring setiap hari," tambah Amirullah. Selama bulan Januari 2025 saja, Sudinsos Jakarta Barat telah berhasil menjaring 102 PPKS, dengan 47 di antaranya adalah gelandangan.
Peristiwa mengamuknya Chika di apotek bukan hanya menarik perhatian masyarakat luas, namun juga menyoroti masalah kesejahteraan sosial yang harus ditangani dengan lebih serius. Sudinsos Jakarta Barat menyadari pentingnya pembinaan dan pengawasan kepada kelompok-kelompok masyarakat yang rentan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Dengan langkah pembinaan yang direncanakan, diharapkan akan ada perubahan positif dalam kehidupan Chika dan mereka yang berada dalam kondisi serupa. Dinsos berharap dapat memberikan edukasi yang dapat membekali mereka untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik dan menghindari kembali ke jalan sebagai pengamen.
Langkah Sudinsos Jakarta Barat ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk menanggulangi permasalahan sosial di wilayah tersebut, memastikan setiap warganya mendapatkan kesempatan yang setara untuk hidup secara layak dan produktif.
Ke depannya, kolaborasi antara berbagai pihak, baik pemerintah daerah, kepolisian, maupun masyarakat, diharapkan dapat memperkuat upaya-upaya penanganan masalah sosial seperti ini, menciptakan lingkungan masyarakat yang lebih aman dan tertib.