JAKARTA - Dalam upaya memperkuat keamanan dan mencegah penyalahgunaan pengiriman paket melalui platform logistik online, Lalamove bersama Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi DKI Jakarta mengadakan seminar edukatif dengan tema "Paket Bebas Narkoba: Membangun Kesadaran Keamanan Pengiriman". Acara ini berlangsung di Jakarta Selatan dan dihadiri oleh puluhan mitra pengemudi Lalamove serta sejumlah pejabat BNN.
Pentingnya kegiatan ini tidak terlepas dari meningkatnya modus penyelundupan narkotika dengan memanfaatkan jasa ekspedisi. Berdasarkan data survei yang dilakukan oleh BNN bersama Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Pusat Statistik (BPS), prevalensi penyalahgunaan narkoba di Indonesia pada tahun 2023 mencapai angka 1,73%, setara dengan sekitar 3,33 juta orang, dengan nilai transaksi mencapai Rp524 triliun. Hal ini menunjukkan tantangan besar dalam menanggulangi penyalahgunaan narkotika di tanah air.
Pelatihan yang digelar kali ini merupakan bagian dari langkah awal kerjasama jangka panjang antara Lalamove dan BNN. Selain fokus pada pencegahan pengiriman narkoba, pelatihan ini juga membangun fondasi untuk meningkatkan kewaspadaan dan respons cepat di kalangan mitra pengemudi.
"Pengembangan kompetensi dan keamanan mitra di sektor logistik membutuhkan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan," ungkap Andito Prakoso, Managing Director Lalamove Indonesia. "Lalamove sangat terbuka untuk bekerja sama dengan berbagai stakeholder, guna meningkatkan kompetensi mitra kami dan memainkan peran yang lebih besar dalam menciptakan lingkungan logistik online yang aman," lanjutnya.
Andito juga menekankan perlunya hubungan sinergis yang lebih kuat antara perusahaan platform dengan pemangku kepentingan pemerintah, khususnya di tengah dinamika ekosistem logistik online Indonesia yang terus berubah.
Sementara itu, Sukamto Widodo, Katim Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Kota Jakarta Selatan, mengungkapkan pentingnya edukasi seperti ini. "Kami menyadari bahwa penyalahgunaan dan ketergantungan masyarakat pada bisnis narkoba semakin kompleks, sehingga kami dari BNN Provinsi DKI Jakarta berkolaborasi dengan Lalamove memberikan edukasi kepada mitra pengemudi," ujar Sukamto. "Hal ini untuk mencegah pengiriman paket narkotika, seperti mengenali ciri-ciri paket berisi narkotika serta bagaimana cara melaporkan kiriman mencurigakan tersebut dengan aman,” tambahnya.
Adolf Efroza, Analis Intelijen Seksi Pemberantasan BNN Kota Jakarta Selatan, juga menambahkan pandangannya mengenai pentingnya kerjasama ini. "Kami mengapresiasi sekali adanya kerjasama ini karena semua pihak harus terlibat dalam pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran narkoba," ujarnya. "Modus pengiriman narkoba saat ini didominasi oleh ekspedisi, sehingga dengan adanya acara ini diharapkan timbul kesadaran dan pengetahuan mitra driver Lalamove untuk mendeteksi pengiriman narkoba dan dapat melaporkan ke BNN untuk ditindaklanjuti," jelas Adolf.
Sebagai bagian dari program 'Lalamove Driver Academy', kegiatan ini dirancang tidak hanya untuk meningkatkan kompetensi mitra driver dari sisi keamanan, tetapi juga dalam aspek kewirausahaan dan pengetahuan industri. Lalamove juga berencana melanjutkan langkah ini dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan BNN untuk kerja sama dalam jangka panjang yang lebih formal dalam bidang koordinasi, pelatihan, dan rehabilitasi.
Langkah-langkah preventif dari Lalamove dan BNN ini diharapkan dapat mempersiapkan para pengemudi menghadapi berbagai tantangan, termasuk saat peak season seperti bulan Ramadhan. Selain itu, kerjasama ini juga diharapkan dapat menjadi model bagi platform logistik lainnya dalam mengedepankan keamanan dan mencegah penyalahgunaan layanan untuk aktivitas ilegal.
Di samping BNN, Lalamove Driver Academy juga menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak seperti Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, dan SiberKreasi. Sinergi ini diharapkan dapat mengembangkan kompetensi pelaku sektor logistik di Indonesia lebih luas, sekaligus memerangi ancaman narkotika yang kian kompleks dan terorganisir. Dengan demikian, seluruh pemangku kepentingan dapat saling bahu-membahu dalam mewujudkan ekosistem logistik yang bersih dan aman.