WISATA

Edukasi Pengolahan Biji Kakao di Wisata BMJ Majapahit Mojokerto, Destinasi Edukasi dan Rekreasi yang Menginspirasi

Edukasi Pengolahan Biji Kakao di Wisata BMJ Majapahit Mojokerto, Destinasi Edukasi dan Rekreasi yang Menginspirasi
Edukasi Pengolahan Biji Kakao di Wisata BMJ Majapahit Mojokerto, Destinasi Edukasi dan Rekreasi yang Menginspirasi

JAKARTA - BMJ Majapahit, destinasi wisata yang terletak di Kabupaten Mojokerto, telah menjadi salah satu tempat terfavorit di wilayah tersebut sejak resmi dibuka pada tahun 2002. Mengusung konsep wisata edukasi dan rekreasi, BMJ Majapahit menawarkan pengalaman unik bagi pengunjung yang tertarik untuk memahami tata cara pengolahan biji kakao.

Destinasi ini berlokasi di Jalan Jlaget, Randugenengan, Kecamatan Dlanggu, dan menjadi salah satu ikon wisata di Mojokerto. Dengan harga tiket masuk yang terjangkau, yaitu Rp 20.000 untuk dewasa, Rp 18.000 untuk anak-anak, dan Rp 16.000 untuk pelanggan tetap, BMJ Majapahit menawarkan bukan hanya rekreasi, tetapi juga pembelajaran. Setiap pengunjung yang datang juga mendapatkan kartu pelanggan yang bisa digunakan untuk mendapatkan potongan harga saat kunjungan berikutnya, dengan jam operasional dari pukul 08.00 hingga 17.00 WIB.

Salah satu daya tarik utama BMJ Majapahit adalah industri pengolahan kakao yang didirikan pada Desember 2017. Dilengkapi dengan fasilitas kolam renang, outbound, dan penginapan, BMJ Majapahit menjelma menjadi destinasi yang cocok untuk keluarga maupun wisatawan yang ingin merasakan pengalaman belajar berbeda.

Industri pengolahan kakao di BMJ Majapahit bekerja sama erat dengan kelompok tani lokal bernama "Mulyo Jati". Kolaborasi ini difasilitasi dengan bantuan dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Mojokerto. Proyek ini tidak hanya bertujuan untuk memproduksi coklat berkualitas, tetapi juga untuk mengedukasi masyarakat tentang potensi pengolahan biji kakao, menjadikan biji kakao lokal sebagai bahan baku utama yang diolah untuk menjadi produk kesehatan dan kenikmatan massal.

Produk coklat dari industri ini dipasarkan dengan merek "Coklat Mojopahit", terinspirasi dari Kerajaan Majapahit yang pernah menjadi simbol kejayaan nusantara. Biji kakao yang diolah berasal dari petani setempat dan diproses di fasilitas yang terintegrasi dengan kawasan wisata BMJ Majapahit.

Susilowati Indah, salah satu karyawan industri pengolahan kakao, menjelaskan bahwa jam operasional industri yang paling ramai biasanya antara pukul 08.00 hingga 12.00 WIB. "Banyak wisatawan maupun masyarakat lokal yang datang pada jam-jam tersebut untuk melihat langsung proses pengolahan biji kakao," ungkapnya.

Industri ini sudah menerima sertifikat halal dan BPOM, menjamin kualitas serta keamanan dari produk yang mereka hasilkan. Selain itu, melalui media sosial dan platform online, produk coklat mereka kini bisa dinikmati oleh penikmat coklat hingga ke berbagai daerah, termasuk Bali. "Kami juga telah membuka cabang di Malang dan Batu untuk memperluas pasar," tambahnya.

Adapun proses pengolahan biji kakao di BMJ Majapahit dilakukan secara bertahap. Proses pertama adalah pemecahan kulit biji kakao secara manual. Setelah itu, biji dipisahkan dan dimasukkan ke kotak fermentasi selama 5 hingga 7 hari. Susilowati memaparkan, "Pertama, biji kakao akan di-press untuk mengeluarkan lendirnya. Setelah itu, biji dikeringkan menggunakan mesin pre-dryer, lalu dimasukkan ke mesin separator."

Setelah fermentasi, biji dijemur di bawah sinar matahari. Karena cuaca yang kerap kali tidak menentu, pengolahan juga memanfaatkan mesin pengering sebagai alternatif. Tantangan utama tetap ada pada kondisi cuaca yang mempengaruhi proses penjemuran. "Saat cuaca mendung, proses ini lebih sulit, namun mesin pengering menjadi solusi agar proses produksi tetap optimal," jelas Susilowati.

Dengan ciri khas berupa aroma coklat yang khas, tekstur kering, dan kebersihan biji kakao, biji-bijian yang siap diolah dipastikan bebas dari jamur. Biji yang sudah lama atau rusak kemudian disisihkan untuk dijadikan pupuk, meminimalisir limbah dan memaksimalkan potensi manfaat bagi lingkungan.

BMJ Majapahit tak hanya menawarkan wisata rekreasi namun juga unsur edukasi yang penting bagi pengunjung. Sebagai pusat pembelajaran, mereka melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat sekitar, menjalin kerjasama yang saling menguntungkan. Pengunjung yang hadir tidak sekedar mendapatkan hiburan, tetapi juga wawasan berharga tentang industri coklat yang berkelanjutan, sekaligus merasakan cara langsung pengolahan dari biji kakao hingga menjadi coklat lezat yang siap dinikmati.

BMJ Majapahit terus menginspirasi, membuktikan bahwa wisata edukasi dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi siapapun yang ingin memperoleh pengalaman rekreasi yang berbeda dan bernilai lebih.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index