JAKARTA - Industri di Indonesia kian berfokus pada kecerdasan buatan (AI) sebagai investasi jangka panjang. Penelitian terbaru dari IBM mengungkap temuan yang mengejutkan: sebanyak 48 persen perusahaan di Indonesia berencana untuk meningkatkan alokasi investasi mereka dalam AI pada tahun 2025. Tren ini tidak lepas dari dorongan untuk mengoptimalkan keuntungan serta inovasi melalui implementasi AI dan penggunaan open-source.
Dalam laporan tersebut, lebih dari 2.400 pengambil keputusan IT dari seluruh dunia, termasuk Indonesia, dilibatkan untuk memberikan pandangan mengenai strategi dan implementasi AI. Maribel Lopez dari Lopez Research memberikan pernyataan menarik terkait temuan studi ini. "Seiring dengan penerapan AI yang semakin luas, banyak perusahaan kini memfokuskan metrik keberhasilannya pada peningkatan produktivitas,” ujarnya, yang dikutip pada hari Senin, 10 Februari.
Penelitian ini menunjukkan bahwa secara global, sebanyak 85 persen responden telah melaporkan kemajuan dalam implementasi strategi AI mereka di tahun 2024. Bahkan, 47 persen perusahaan telah mampu mencapai ROI (return on investment) positif dari langkah investasi yang telah diambil. Yang lebih menonjol, penggunaan aplikasi open-source untuk solusi AI memberikan hasil yang lebih menjanjikan. Dari data tersebut, 51 persen perusahaan yang mengintegrasikan open-source dalam strategi AI mereka melaporkan ROI positif, dibandingkan dengan hanya 41 persen perusahaan yang tidak menggunakan open-source.
Fakta bahwa 57 persen perusahaan Indonesia berencana mengadopsi open-source dalam praktik AI mereka menunjukkan bahwa pola investasi AI yang ada di Indonesia sejalan dengan tren global. Banyak perusahaan mulai menyadari bahwa open-source bisa menjadi katalisator utama dalam mendorong efisiensi dan inovasi. "Mereka semakin menyadari pentingnya mendefinisikan penerapan AI yang tepat, mengoptimalkan proyek AI, dan memanfaatkan strategi cloud hybrid dan open-source untuk mendorong inovasi AI serta meningkatkan keuntungan finansial,” tambah Lopez.
Namun, lebih dari investasi dan integrasi teknologi, strategi cloud hybrid dan open-source disebut-sebut sebagai langkah penting menuju keberhasilan. Pada tahun 2025 juga, dua dari lima perusahaan yang belum menggunakan open-source menyatakan niat untuk memulainya. Hal ini menunjukkan bahwa adopsi open-source sebagai bagian dari solusi AI diakui semakin krusial dalam industri yang selalu berubah dan berkembang ini.
Selain temuan utama, laporan IBM ini memberikan perspektif menarik mengenai hubungan antara adopsi teknologi baru dan pertumbuhan ekonomi perusahaan. Dalam konteks ini, Indonesia menunjukkan potensi besar untuk memanfaatkan AI secara optimal guna meningkatkan daya saing di kancah global. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk membangun tata kelola AI yang terintegrasi dengan kebijakan nasional.
Tren ini bukan hanya mempengaruhi bisnis dan teknologi, tetapi juga menciptakan peluang bagi pelaku industri dan pembuat kebijakan di Indonesia untuk berkolaborasi dalam membentuk ekosistem AI yang berkelanjutan. Langkah ini akan menentukan bagaimana Indonesia merespons tantangan dan peluang di masa depan, serta seberapa siapkah negara ini bersaing dalam ekonomi digital yang makin berkembang pesat.
Dengan rencana investasi yang signifikan dalam AI dan adopsi open-source, perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak hanya sekedar beradaptasi, tetapi juga berupaya memimpin perubahan. Investasi tersebut tak hanya menjanjikan peningkatan produktivitas dan ROI, tetapi juga membuka jalan menuju masa depan inovatif yang lebih cerah dan berkelanjutan untuk seluruh ekosistem perusahaan di Indonesia. Dengan demikian, langkah-langkah strategis ini akan memberikan dampak positif baik dalam tataran lokal maupun global.