JAKARTA – Desa Taman Ayu, Kecamatan Gerung, Lombok Barat, tengah menghadapi bencana banjir yang mengancam kesejahteraan warga dan produktivitas pertanian. Puluhan hektar lahan padi baru tanam kini terendam, menimbulkan kekhawatiran di kalangan petani akan kerugian finansial yang tidak sedikit akibat gagal panen.
Banjir parah tersebut tidak hanya merendam rumah warga tetapi juga menyapu habis lahan pertanian yang menjadi sandaran hidup petani Taman Ayu. Menurut Kepala Desa Taman Ayu, M. Tajudin, sekurang-kurangnya 25 hektar lahan pertanian kini berada di bawah ancaman berat karena banjir yang terus terjadi. “Ada sekitar 25 hektar lahan pertanian, tanaman padi warga yang baru ditanam terdampak (terendam) banjir,” ungkapnya.
Lahan-lahan pertanian yang terdampak ini terletak di dua dusun, yaitu Dusun Bongor dan Dusun Jeranjang. Selain menggenangi lahan padi, banjir juga memaksa 44 kepala keluarga di Dusun Jeranjang untuk menghadapi kenyataan pahit rumah mereka ikut terendam. “Rumah dan lahan pertanian padi warga terdampak,” tambah Tajudin.
Tanaman padi yang terendam sebagian besar baru ditanam oleh petani setempat, dan genangan air selama periode waktu tertentu dapat berakibat fatal. Jika situasi banjir berlanjut, ada kekhawatiran besar bahwa tanaman padi akan mengalami kerusakan serius atau bahkan hilang terbawa arus banjir deras. “Karena lumayan deras banjirnya,” jelas Tajudin, mencerminkan kekhawatiran mendalam atas kondisi tersebut.
Situasi semakin diperparah dengan ketidakpastian mengenai seberapa banyak petani yang telah melindungi investasi mereka melalui asuransi pertanian. Saat berita ini disusun, pemerintah desa belum dapat memastikan jumlah pastinya karena fokus utama masih pada upaya mengevakuasi warga yang terkena dampak dan menjamin keselamatan mereka. Genangan air masih terlihat jelas di rumah-rumah warga, sementara cuaca buruk dan hujan lebat belum juga mereda, menambah urgensi situasi.
Pihak berwenang dan relawan setempat kini disibukkan dengan upaya evakuasi warga ke tempat yang lebih aman. M Tajudin menegaskan bahwa prioritas utamanya adalah keselamatan warga guna menghindari risiko yang lebih buruk. "Kami terus memantau dan mengevakuasi warga sebagai langkah antisipasi terhadap hal-hal yang tidak diinginkan," tegasnya.
Sementara itu, perhatian juga tertuju pada upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak kerugian pertanian. Keterlibatan pemerintah kabupaten dan stakeholder terkait diharapkan dapat memberikan solusi baik berupa bantuan langsung atau kebijakan mitigasi bencana yang membawa dampak jangka panjang.
Banjir yang melanda Taman Ayu menunjukkan kebutuhan mendesak untuk perencanaan dan manajemen mitigasi bencana di daerah rentan. Dengan rentetan curah hujan tinggi yang mengancam ketahanan pangan dan mata pencaharian penduduk lokal, penguatan infrastruktur dan kebijakan dukungan petani menjadi agenda krusial ke depan.
Data pembaruan dan analisis menyeluruh dari pihak terkait diharapkan dapat memberikan gambaran lebih jelas mengenai potensi kerugian dan kebutuhan rehabilitasi pasca-bencana. Agar masyarakat Taman Ayu dan daerah terdampak lainnya bisa lebih siap menghadapi tantangan alam yang serupa di masa mendatang, kolaborasi lintas sektor dan pendekatan ilmiah dalam pemetaan serta prediksi cuaca bakal menjadi kunci ketahanan berkelanjutan.
Sebagai salah satu lumbung padi, pentingnya dukungan berkelanjutan kepada petani Taman Ayu harus segera diwujudkan. Ini adalah saat di mana sinergi dan komitmen cepat dari semua pihak diperlukan untuk menjamin keberlangsungan hidup ratusan keluarga petani yang terkena dampak bencana ini.