JAKARTA - Harga emas terus mencetak rekor tertinggi baru di tengah ketidakpastian ekonomi global yang kian meningkat. Kebijakan proteksionisme Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menetapkan tarif 25% terhadap impor baja dan aluminium menjadi salah satu pemicu signifikan. Seiring dengan itu, investor global semakin mencari aset yang aman, membangun tren bullish pada harga emas dunia.
Harga emas spot telah menembus rekor US$2.942,70 per ons troi setelah sebelumnya melewati level psikologis US$2.900 untuk pertama kalinya dalam sejarah. Melonjaknya harga ini menggambarkan bagaimana ketegangan di pasar global mempengaruhi preferensi investor terhadap aset safe-haven seperti emas.
Permintaan Emas yang Melonjak: Pandangan Analis
Edward Meir, seorang analis di Marex, mengomentari lonjakan permintaan emas ini sebagai cerminan dari ketidakpastian global yang meningkat. Namun, Meir juga memperingatkan bahwa ada kemungkinan untuk koreksi pasar setelah kenaikan tajam ini. "Indikator pasar menunjukkan adanya potensi pembalikan tren, jadi kita harus waspada terhadap perubahan tren harga jangka pendek," ujar Meir.
Di sisi lain, pendapat optimis datang dari Lukman Leong, Analis Doo Financial Futures. Leong memprediksi total permintaan emas global pada tahun 2024 akan mencapai 4.974 ton, mengalami peningkatan dari 4.899 ton pada 2023. "Permintaan emas masih akan didukung oleh bank sentral, investor institusi, dan ritel. Target harga emas tahun ini berada di kisaran US$3.250 per troi ons," katanya.
Pengaruh Kebijakan China terhadap Pasar Emas
Tidak hanya kebijakan AS, langkah terbaru dari China juga berperan besar dalam mendongkrak harga emas. Pemerintah China baru-baru ini memperbolehkan perusahaan asuransi di negaranya untuk mengalokasikan investasi dalam bentuk emas, dengan nilai yang diperkirakan mencapai 200 miliar yuan (US$27,4 miliar). Kebijakan ini tidak hanya meningkatkan permintaan emas dalam negeri tetapi juga memberi dampak positif pada saham produsen emas.
Di Hong Kong, saham Zijin Mining Group Co. melonjak lebih dari 4%, mencapai level tertinggi sejak November 2023. Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures, menyatakan bahwa reli harga emas yang mulai sejak Desember 2024 dengan sudut kenaikan 45 derajat mengindikasikan tren bullish yang berkelanjutan. "Kami merevisi target tahunan ke kisaran US$3.250 hingga US$3.500 per troi ons, sejalan dengan permintaan yang terus tinggi dari investor dan bank sentral global," jelas Streible.
Emas Sebagai Lindung Nilai: Respons Terhadap Ketidakpastian Ekonomi
Di tengah badai ketidakpastian ekonomi global dan kebijakan proteksionisme dari AS, emas tetap menjadi pilihan utama bagi investor yang mencari perlindungan terhadap inflasi dan risiko geopolitik. Tren kenaikan harga emas ini menunjukkan bahwa aset tersebut tidak hanya menjadi instrumen investasi passif tetapi juga alat strategis untuk memitigasi risiko dalam portofolio investasi global.
Secara keseluruhan, dengan berbagai faktor yang mempengaruhi permintaan dan harga emas, seperti kebijakan ekonomi negara besar, ketidakstabilan geopolitik, dan perubahan dalam kebijakan investasi institusional, emas diperkirakan akan terus menarik perhatian investor. Bagi Anda yang ingin memastikan stabilitas dan keamanan portofolio Anda, mempertimbangkan emas sebagai bagian dari strategi investasi tampaknya masih menjadi pilihan yang sangat relevan.
Dengan harga yang diproyeksikan terus naik, pertanyaan besar yang mungkin ada di benak para investor adalah, seberapa tinggi harga emas akan melambung dan bagaimana memanfaatkan situasi ini sebaik mungkin? Yang jelas, volatilitas pasar dan perkembangan kebijakan global akan terus menjadi faktor kunci yang harus diperhatikan oleh para pengambil keputusan di pasar komoditas ini.